Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UPN Veteran Jakarta, dan Koperasi Bingkai Perubahan Nusantara baru-baru ini menggelar sosialisasi modul “Dampak Opini Publik yang Dihasilkan Media Massa Terkait Pemilu 2024” di Kampung Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh warga setempat, khususnya para anggota koperasi yang berjumlah 35 orang. Sosialisasi ini menjadi wujud nyata kepedulian UPN Veteran Jakarta terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam menghadapi tantangan informasi di era digital yang semakin kompleks.
Kegiatan sosialisasi ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya literasi media bagi masyarakat, terutama menjelang Pemilu 2024. Media massa memiliki peran yang sangat signifikan dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi pilihan masyarakat dalam pemilu. Namun, di era digital ini, informasi yang beredar sangatlah beragam dan tidak semuanya dapat dipercaya. Hoaks, disinformasi, dan propaganda menjadi ancaman serius bagi proses demokrasi yang sehat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang benar, serta memahami bagaimana media massa dapat memengaruhi opini publik.
Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap pengaruh media massa dalam membentuk opini publik, khususnya dalam konteks Pemilu 2024. Dengan memiliki literasi media yang baik, masyarakat diharapkan dapat lebih kritis dalam menerima informasi dari media massa, serta mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat dan terpercaya. Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi, serta berkontribusi dalam menciptakan Pemilu 2024 yang jujur, adil, dan damai.
Also Read
Modul yang digunakan dalam sosialisasi ini dirancang secara komprehensif dan mudah dipahami oleh masyarakat. Modul ini terdiri dari empat bagian utama yang saling terkait dan melengkapi.
Bagian Pertama: Pemahaman Dasar tentang Opini Publik
Bagian pertama ini memberikan pemahaman dasar tentang opini publik, termasuk pengertian, proses pembentukan, dan peran media dalam memengaruhinya. Opini publik didefinisikan sebagai kumpulan pandangan individu tentang suatu isu atau masalah yang penting bagi masyarakat. Opini publik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman pribadi, nilai-nilai budaya, pendidikan, dan informasi yang diterima dari media massa.
Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik. Media massa dapat menyebarkan informasi tentang suatu isu atau masalah kepada masyarakat luas, serta memberikan berbagai perspektif dan opini tentang isu tersebut. Melalui pemberitaan, opini, dan konten lainnya, media massa dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat memahami dan menilai suatu isu atau masalah.
Dalam bagian ini, peserta sosialisasi diajak untuk memahami bagaimana opini publik terbentuk, serta bagaimana media massa dapat memengaruhi opini publik. Peserta juga diajak untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi opini publik, serta memahami bagaimana faktor-faktor tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memengaruhi opini publik.
Bagian Kedua: Pemetaan Pengaruh Media Massa terhadap Persepsi Masyarakat dalam Konteks Pemilu 2024
Bagian kedua ini memetakan pengaruh media massa terhadap persepsi masyarakat dalam konteks Pemilu 2024. Bagian ini dilengkapi dengan studi kasus pemberitaan yang viral terkait Pemilu 2024. Dalam bagian ini, peserta sosialisasi diajak untuk menganalisis bagaimana media massa dapat memengaruhi persepsi masyarakat tentang kandidat, partai politik, dan isu-isu penting dalam Pemilu 2024.
Studi kasus pemberitaan yang viral digunakan untuk memberikan contoh konkret tentang bagaimana media massa dapat memengaruhi opini publik. Peserta sosialisasi diajak untuk menganalisis bagaimana pemberitaan yang viral tersebut dapat memengaruhi persepsi masyarakat tentang kandidat atau partai politik tertentu, serta bagaimana pemberitaan tersebut dapat memicu polarisasi atau konflik di masyarakat.
Dalam bagian ini, peserta sosialisasi diajak untuk mengembangkan kemampuan analisis kritis terhadap pemberitaan media massa, serta memahami bagaimana pemberitaan tersebut dapat memengaruhi persepsi masyarakat dalam konteks Pemilu 2024. Peserta juga diajak untuk mengidentifikasi berbagai bias atau kepentingan yang mungkin terkandung dalam pemberitaan media massa, serta memahami bagaimana bias atau kepentingan tersebut dapat memengaruhi persepsi masyarakat.
Bagian Ketiga: Strategi Literasi Media
Bagian ketiga ini membahas strategi literasi media yang mengajarkan teknik verifikasi informasi, mengenali bias berita, dan menghindari jebakan hoaks. Di era digital ini, informasi yang beredar sangatlah beragam dan tidak semuanya dapat dipercaya. Hoaks, disinformasi, dan propaganda menjadi ancaman serius bagi proses demokrasi yang sehat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang benar, serta memahami bagaimana media massa dapat memengaruhi opini publik.
Teknik verifikasi informasi diajarkan untuk membantu peserta sosialisasi dalam membedakan informasi yang benar dan salah. Peserta diajarkan untuk memeriksa sumber informasi, membandingkan informasi dari berbagai sumber, serta mencari bukti pendukung untuk memvalidasi informasi yang diterima.
Mengenali bias berita juga merupakan bagian penting dari literasi media. Peserta sosialisasi diajarkan untuk mengidentifikasi berbagai jenis bias yang mungkin terkandung dalam pemberitaan media massa, seperti bias konfirmasi, bias seleksi, dan bias framing. Dengan mengenali bias berita, peserta dapat lebih kritis dalam menerima informasi dari media massa, serta memahami bagaimana bias tersebut dapat memengaruhi persepsi mereka.
Menghindari jebakan hoaks juga menjadi fokus utama dalam bagian ini. Peserta sosialisasi diajarkan untuk mengidentifikasi berbagai ciri-ciri hoaks, seperti judul yang provokatif, sumber yang tidak jelas, dan informasi yang tidak akurat. Peserta juga diajarkan untuk tidak mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial, serta selalu melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi tersebut kepada orang lain.
Bagian Keempat: Diskusi dan Tanya Jawab
Setelah penyampaian materi, sesi diskusi dan tanya jawab menjadi wadah bagi peserta untuk berinteraksi langsung dengan narasumber. Pada sesi ini, peserta dapat mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan berdiskusi tentang berbagai isu terkait literasi media dan pengaruh media massa terhadap opini publik. Sesi ini menjadi kesempatan yang berharga bagi peserta untuk memperdalam pemahaman mereka tentang literasi media, serta mendapatkan solusi atas berbagai permasalahan yang mereka hadapi dalam menghadapi informasi di era digital.
Antusiasme warga Sukasari dalam mengikuti sosialisasi ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya literasi media. Masyarakat menyadari bahwa literasi media merupakan kunci untuk menghadapi tantangan informasi di era digital, serta berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi. Dengan memiliki literasi media yang baik, masyarakat dapat lebih kritis dalam menerima informasi dari media massa, serta mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Keberhasilan sosialisasi ini tidak lepas dari kerjasama yang baik antara LPPM FISIP UPN Veteran Jakarta, Koperasi Bingkai Perubahan Nusantara, dan pemerintah desa setempat. Kerjasama ini menunjukkan bahwa sinergi antara berbagai pihak sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membangun masyarakat yang cerdas dan berdaya.
Diharapkan, kegiatan sosialisasi literasi media ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, serta menjangkau lebih banyak masyarakat di berbagai daerah. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang memiliki literasi media yang baik, sehingga dapat berkontribusi dalam menciptakan Pemilu 2024 yang jujur, adil, dan damai. Selain itu, diharapkan pula bahwa kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi dan organisasi masyarakat lainnya untuk melakukan kegiatan serupa, sehingga dapat meningkatkan literasi media masyarakat secara nasional.
Sosialisasi literasi media ini bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam membangun masyarakat yang cerdas, kritis, dan berdaya. Dengan memiliki literasi media yang baik, masyarakat dapat menjadi agen perubahan yang positif, serta berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara yang lebih baik.










