Dalam tradisi intelektual Islam, kesuksesan dalam mencari ilmu bisa diukur melalui sejauh mana ilmu yang diperolehnya memiliki keberkahan dan manfaat, baik bagi diri sendiri atau orang lain.
Dalam tradisi intelektual Islam, kesuksesan dalam mencari atau menuntut ilmu bisa diukur melalui sejauh mana ilmu yang diperolehnya memiliki keberkahan dan manfaat, baik bagi diri sendiri atau orang lain. Salah seorang Guru Besar Rubath Tarim Yaman, Habib Abdullah bin Abdurrahman Al-Mauhdhar memberikan sejumlah tips bagi penuntut ilmu agar memperoleh kesuksesan dari proses studinya. Ulama Yaman yang dikenal sebagai kota seribu wali ini setidaknya menyampaikan empat hal, yakni:
1. Efektivitas Manajemen Waktu
Also Read
Pembagian kegiatan yang jelas dalam proses belajar sangat mempengaruhi kesuksesan studi. Dalam hal ini, Habib Abdullah mengutip sebuah ungkapan Imam Syafii yang cukup populer: "Waktu itu bagaikan pedang, jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu."
Kemudian, Habib Abdullah menyampaikan, memaksimalkan waktu untuk belajar bukan berarti harus mengerahkan seluruh kegiatan dalam satu hari penuh untuk terus membaca, menghafal, menulis, dan kegiatan akademik lainnya, akan tetapi bagaimana kiranya tetap bisa produktif dan menghasilkan pencapaian maksimal dalam belajar.
"Jadi harus jelas dan teratur. Kapan waktu untuk belajar, kapan waktu untuk ibadah, kapan waktu untuk tidur, dan seterusnya," terangnya.
Pentingnya Prioritas dan Disiplin
Manajemen waktu yang efektif bukan hanya tentang membagi waktu, tetapi juga tentang menentukan prioritas. Identifikasi kegiatan yang paling penting dan berikan alokasi waktu yang sesuai. Hindari menunda-nunda pekerjaan dan disiplin dalam mengikuti jadwal yang telah dibuat.
- Buat Jadwal yang Realistis: Jangan membuat jadwal yang terlalu padat atau tidak realistis. Sesuaikan jadwal dengan kemampuan dan kebutuhan Anda.
- Gunakan Teknik Pomodoro: Teknik ini melibatkan bekerja selama 25 menit, diikuti dengan istirahat 5 menit. Setelah empat siklus, ambil istirahat yang lebih lama (15-30 menit).
- Hindari Gangguan: Matikan notifikasi media sosial dan hindari gangguan lainnya saat sedang fokus belajar.
- Evaluasi dan Sesuaikan: Evaluasi jadwal Anda secara berkala dan sesuaikan jika diperlukan.
2. Mengamalkan Ilmu
Habib Abdullah menekankan, keberhasilan seseorang dalam proses belajar bukan diukur dari sebanyak apa pengetahuan yang diperoleh, melainkan sejauhmana ia mampu mengamalkan setiap ilmu yang didapatnya. Berkaitan hal ini, ia mengutip salah satu hadis Nabi berikut:
"Barangsiapa yang mengamalkan ilmunya, niscaya Allah akan menganugerahkan dirinya ilmu yang belum ia ketahui sebelumnya."
Ihwal hadis di atas, petinggi Ulama Syekh Izzuddin bin Abdissalam dalam fatwanya menyampaikan, ketika seorang muslim mengamalkan ilmunya untuk beribadah, maka Allah akan memberinya pengetahuan yang tidak terduga.
Sebab, pada setiap ibadah yang kita perbuat, Allah akan menganugerahi ilham kepada pelakunya. Ilham merupakan pengetahuan otomatis yang Allah berikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya karena faktor tertentu.
Amal sebagai Bukti dan Pemacu Ilmu
Mengamalkan ilmu bukan hanya sekadar menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, tetapi juga merupakan bukti kesungguhan dan pemacu untuk terus belajar. Ilmu yang diamalkan akan semakin memperdalam pemahaman dan memberikan manfaat yang nyata bagi diri sendiri dan orang lain.
- Ajarkan Ilmu kepada Orang Lain: Mengajarkan ilmu kepada orang lain adalah cara yang efektif untuk mengamalkan dan memperdalam pemahaman Anda.
- Terapkan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari: Gunakan ilmu yang Anda pelajari untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari.
- Berkontribusi kepada Masyarakat: Gunakan ilmu Anda untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan membantu orang lain.
- Jadikan Ilmu sebagai Landasan Akhlak: Gunakan ilmu Anda sebagai landasan untuk berperilaku yang baik dan menjauhi perbuatan yang tercela.
3. Kualitas Iman Semakin Bertambah
Pencari ilmu agama sejati adalah mereka yang keimanannya semakin kuat seiring dengan bertambahnya ilmu. Sehingga, jika iman seseorang tidak mengalami kenaikkan atau justru berkurang padahal wawasan keislamannya meningkat, bisa jadi hal itu indikasi kegagalannya dalam proses belajar.
Ilmu yang Memperkuat Iman
Ilmu yang benar akan membawa seseorang semakin dekat kepada Allah SWT. Ilmu yang dipelajari seharusnya meningkatkan rasa takut kepada Allah, memperkuat keyakinan, dan mendorong untuk beramal saleh. Jika ilmu tidak memberikan dampak positif pada keimanan, maka perlu dievaluasi kembali niat dan cara belajar.
- Tadabbur Al-Qur’an: Membaca dan merenungkan makna Al-Qur’an adalah cara yang efektif untuk meningkatkan keimanan.
- Mempelajari Sirah Nabawiyah: Mempelajari kisah hidup Nabi Muhammad SAW dapat menjadi teladan dalam beriman dan beramal saleh.
- Bergaul dengan Orang-orang Saleh: Bergaul dengan orang-orang yang saleh dapat memotivasi dan menginspirasi untuk meningkatkan keimanan.
- Berdoa kepada Allah SWT: Memohon kepada Allah SWT agar diberikan ilmu yang bermanfaat dan keimanan yang kuat.
4. Niat yang Ikhlas
Niat adalah fondasi dari segala amal perbuatan. Dalam menuntut ilmu, niat yang ikhlas karena Allah SWT adalah kunci utama keberhasilan. Niat yang ikhlas akan memotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh, sabar dalam menghadapi kesulitan, dan tidak sombong dengan ilmu yang telah diperoleh.
Memurnikan Niat dalam Menuntut Ilmu
Niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu berarti semata-mata mencari ridha Allah SWT, bukan untuk mencariPopularitas, kekayaan, atau pujian dari manusia. Niat yang ikhlas akan menjadikan ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberikan manfaat bagi sesama.
- Perbarui Niat Setiap Waktu: Selalu perbarui niat Anda sebelum memulai belajar. Ingatkan diri sendiri bahwa tujuan Anda adalah untuk mencari ridha Allah SWT.
- Jauhi Riya dan Sum’ah: Hindari perbuatan riya (pamer) dan sum’ah (mencariPopularitas) dalam menuntut ilmu.
- Bersyukur atas Ilmu yang Diberikan: Bersyukurlah kepada Allah SWT atas ilmu yang telah diberikan. Gunakan ilmu tersebut untuk kebaikan dan jangan sombong.
- Berdoa agar Diberikan Niat yang Ikhlas: Berdoalah kepada Allah SWT agar diberikan niat yang ikhlas dan dijauhkan dari niat yang buruk.
Tambahan: Adab dalam Menuntut Ilmu
Selain empat tips di atas, Habib Abdullah juga menekankan pentingnya adab dalam menuntut ilmu. Adab adalah akhlak yang baik dan sopan santun yang harus dimiliki oleh setiap penuntut ilmu. Adab yang baik akan membantu dalam memahami ilmu, menghormati guru, dan menjaga diri dari perbuatan yang tercela.
- Menghormati Guru: Hormati guru Anda sebagai orang tua kedua. Dengarkan nasihatnya, ikuti petunjuknya, dan jangan membantah perkataannya.
- Mencintai Ilmu: Cintailah ilmu yang Anda pelajari. Belajarlah dengan semangat dan antusiasme.
- Bersungguh-sungguh dalam Belajar: Belajarlah dengan sungguh-sungguh dan jangan malas-malasan. Manfaatkan waktu Anda sebaik mungkin untuk belajar.
- Menjaga Kebersihan: Jagalah kebersihan diri, pakaian, dan tempat belajar Anda.
- Berpakaian Sopan: Berpakaianlah sopan dan rapi saat belajar.
- Berbicara dengan Lemah Lembut: Berbicaralah dengan lemah lembut dan sopan saat bertanya atau berdiskusi.
- Mendengarkan dengan Seksama: Dengarkan dengan seksama saat guru menjelaskan pelajaran.
- Menghindari Perdebatan yang Tidak Bermanfaat: Hindari perdebatan yang tidak bermanfaat dan hanya membuang-buang waktu.
- Menjaga Lisan: Jagalah lisan Anda dari perkataan yang kotor, bohong, dan menyakitkan hati orang lain.
- Menjaga Hati: Jagalah hati Anda dari sifat-sifat tercela seperti sombong, iri, dan dengki.
Dengan mengikuti tips dan adab yang telah disampaikan oleh Habib Abdullah bin Abdurrahman Al-Mauhdhar, diharapkan para penuntut ilmu dapat meraih kesuksesan dalam studinya dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan agama. Ilmu yang berkah akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
