
DAMASKUS – Sebuah laporan investigasi yang mendalam telah mengungkap operasi rahasia yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad untuk memindahkan ribuan jenazah dari salah satu kuburan massal terbesar yang diketahui di Suriah ke lokasi rahasia di gurun terpencil. Operasi ini, yang berlangsung selama dua tahun, bertujuan untuk menutupi kejahatan rezim dan memulihkan citranya di mata dunia. Investigasi ini dilakukan oleh Reuters, yang mewawancarai sejumlah saksi mata, meninjau dokumen resmi, dan menganalisis citra satelit untuk mengungkap skema tersembunyi ini.
Kuburan massal yang dipindahkan terletak di Qutayfah, sebuah wilayah di dekat Damaskus. Rezim Assad mulai menguburkan jenazah di Qutayfah sekitar tahun 2012, pada awal perang saudara Suriah. Kuburan massal ini berisi jenazah tentara dan tahanan yang meninggal di penjara dan rumah sakit militer yang dikelola oleh rezim.
Lokasi baru kuburan massal tersebut terletak di gurun di luar kota Dhumair, lebih dari satu jam perjalanan dari Qutayfah. Lokasi ini sangat terpencil dan sulit diakses, yang menunjukkan bahwa rezim Assad berupaya keras untuk menyembunyikan keberadaan kuburan massal tersebut.
Also Read
Investigasi Reuters mengungkap bahwa operasi pemindahan jenazah dari Qutayfah ke Dhumair diberi kode nama "Operation Move Earth". Operasi ini berlangsung dari tahun 2019 hingga 2021 dan melibatkan sejumlah besar personel militer dan peralatan.
Saksi mata mengatakan bahwa jenazah digali dari kuburan di Qutayfah dan kemudian diangkut dengan truk ke lokasi baru di Dhumair. Jenazah kemudian dikubur kembali di parit-parit besar yang digali di gurun.
Menurut Reuters, kuburan massal di Dhumair terdiri dari setidaknya 34 parit sepanjang 2 kilometer. Ukuran kuburan massal ini menunjukkan bahwa puluhan ribu orang kemungkinan dimakamkan di sana.
Investigasi Reuters juga mengungkap bahwa rezim Assad telah berupaya untuk menghapus semua jejak kuburan massal di Qutayfah. Setelah jenazah dipindahkan, lokasi kuburan diratakan dan ditutupi dengan tanah.
Tujuan dari operasi pemindahan jenazah ini adalah untuk menutupi kejahatan rezim Assad dan membantu memulihkan citranya di mata dunia. Dengan menyembunyikan keberadaan kuburan massal, rezim Assad berharap dapat menghindari pertanggungjawaban atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang telah dilakukannya.
Investigasi Reuters ini merupakan pukulan telak bagi rezim Assad. Laporan ini mengungkap upaya rezim untuk menutupi kejahatannya dan menghindari pertanggungjawaban. Laporan ini juga memberikan bukti lebih lanjut tentang skala kekejaman yang dilakukan oleh rezim Assad selama perang saudara Suriah.
Temuan investigasi ini sangat penting bagi upaya untuk membawa para pelaku kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Suriah ke pengadilan. Bukti yang dikumpulkan oleh Reuters dapat digunakan untuk mendukung penyelidikan dan penuntutan terhadap para pejabat rezim Assad yang bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.
Selain itu, laporan ini dapat membantu keluarga korban untuk menemukan jenazah orang yang mereka cintai dan memberikan mereka penutupan. Dengan mengetahui di mana jenazah orang yang mereka cintai dimakamkan, keluarga korban dapat mengunjungi kuburan mereka dan memberikan penghormatan terakhir.
Laporan Reuters ini juga menyoroti pentingnya kerja jurnalisme investigasi dalam mengungkap kebenaran dan meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan. Para jurnalis yang bekerja pada laporan ini telah menunjukkan keberanian dan dedikasi yang luar biasa dalam mengungkap kebenaran tentang kejahatan rezim Assad.
Investigasi ini juga menyoroti peran penting citra satelit dalam mengungkap kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Citra satelit dapat digunakan untuk memantau lokasi kuburan massal dan mengumpulkan bukti kejahatan lainnya.
Laporan Reuters ini telah disambut baik oleh organisasi hak asasi manusia dan kelompok advokasi. Organisasi-organisasi ini telah menyerukan agar dilakukan penyelidikan internasional terhadap kejahatan yang dilakukan oleh rezim Assad dan agar para pelaku dibawa ke pengadilan.
Laporan ini juga telah memicu seruan agar komunitas internasional meningkatkan upayanya untuk mengakhiri perang saudara di Suriah dan memberikan bantuan kepada para korban konflik.
Pemerintah Presiden Ahmed al-Sharaa tidak segera menanggapi pertanyaan untuk laporan ini, yang menunjukkan keengganan untuk mengakui atau mengomentari temuan investigasi.
Kantor berita Reuters tidak mengungkapkan lokasi pasti kuburan massal di Dhumair dalam laporannya, untuk mengurangi kemungkinan penyusup merusak makam tersebut. Keputusan ini menunjukkan kepekaan terhadap potensi penodaan dan keinginan untuk melindungi bukti penting ini.
Laporan khusus Reuters yang akan diterbitkan dalam beberapa hari mendatang akan merinci kisah tentang bagaimana pemerintah Assad melaksanakan operasi rahasia tersebut dan bagaimana para wartawan mengungkap skemanya. Laporan ini diharapkan akan memberikan lebih banyak detail tentang operasi tersebut dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang skala kejahatan yang dilakukan oleh rezim Assad.
Dengan setidaknya 34 parit sepanjang 2 kilometer, makam di gurun Dhumair ini termasuk yang terluas yang dibuat selama perang saudara Suriah, menurut temuan Reuters. Ukuran kuburan massal ini menunjukkan bahwa puluhan ribu orang kemungkinan dimakamkan di sana, yang menjadikannya salah satu kuburan massal terbesar di dunia.
Keterangan saksi mata dan ukuran lokasi baru menunjukkan bahwa puluhan ribu orang kemungkinan dimakamkan di sana. Skala pembunuhan dan penguburan yang dilakukan oleh rezim Assad sangat mengejutkan dan menyoroti kebutuhan mendesak untuk keadilan bagi para korban.
Pemerintah Assad mulai menguburkan jenazah di Qutayfah sekitar tahun 2012, di awal perang saudara. Kuburan massal tersebut berisi jenazah tentara dan tahanan yang meninggal di penjara dan rumah sakit militer diktator tersebut, kata para saksi mata. Pengungkapan ini memberikan wawasan yang mengerikan tentang perlakuan rezim terhadap tahanan dan mereka yang dianggap sebagai musuh.
Investigasi Reuters ini merupakan kontribusi penting bagi upaya untuk mengungkap kebenaran tentang kejahatan yang dilakukan di Suriah dan membawa para pelaku ke pengadilan. Laporan ini juga merupakan pengingat yang kuat akan pentingnya jurnalisme investigasi dalam meminta pertanggungjawaban para penguasa dan melindungi hak asasi manusia.
Dampak dari pengungkapan ini kemungkinan akan meluas jauh melampaui Suriah. Laporan ini dapat digunakan sebagai bukti dalam pengadilan internasional dan dapat membantu untuk membangun kasus terhadap para pejabat rezim Assad yang bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Laporan ini juga dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran tentang situasi di Suriah dan memobilisasi dukungan untuk para korban konflik.
Secara keseluruhan, investigasi Reuters ini merupakan pencapaian jurnalistik yang luar biasa. Laporan ini mengungkap kebenaran yang mengerikan tentang kejahatan yang dilakukan oleh rezim Assad dan memberikan kontribusi penting bagi upaya untuk membawa para pelaku ke pengadilan. Laporan ini juga merupakan pengingat yang kuat akan pentingnya kebebasan pers dan peran jurnalisme dalam meminta pertanggungjawaban para penguasa.
