Polemik yang tengah terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin menjadi sorotan publik setelah Rois Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, secara tegas menyatakan keputusannya untuk memberhentikan Yahya Cholil Staquf dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU. Keputusan ini, yang diumumkan dalam jumpa pers pada Sabtu, 29 November 2025, didasarkan pada risalah rapat harian Syuriah PBNU, yang menurut Kiai Miftah, telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sah.
Dinamika internal PBNU ini telah memicu berbagai reaksi dari tokoh-tokoh senior NU di berbagai daerah. Salah satu respons yang paling menonjol datang dari Nusa Tenggara Barat (NTB), di mana seorang kiai sepuh NU asal Lombok, Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Turmudzi Badaruddin, secara terbuka menyatakan dukungan penuhnya terhadap keputusan yang diambil oleh Rois Aam. Dukungan ini disampaikan melalui sebuah video berdurasi lebih dari dua menit yang dengan cepat menyebar luas di media sosial WhatsApp pada Minggu, 30 November 2025.
Pernyataan dukungan dari TGH. Muhammad Turmudzi Badaruddin ini memiliki signifikansi yang besar dalam konteks polemik yang sedang berlangsung di PBNU. Sebagai seorang tokoh sepuh NU yang dihormati di NTB, pandangannya memiliki bobot moral dan spiritual yang dapat memengaruhi opini dan sikap para nahdliyin, khususnya di wilayah tersebut. Dukungan ini juga memberikan legitimasi tambahan bagi keputusan Rois Aam, yang sedang menghadapi berbagai tantangan dan perdebatan internal.
Also Read
Dalam video yang beredar, TGH. Muhammad Turmudzi Badaruddin menyampaikan beberapa poin penting yang mendasari dukungannya terhadap Rois Aam. Pertama, beliau menekankan pentingnya menjaga soliditas dan persatuan di dalam tubuh NU. Menurutnya, polemik internal yang berkepanjangan dapat merusak citra NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dan melemahkan perannya dalam membela kepentingan umat dan bangsa.
Kedua, TGH. Muhammad Turmudzi Badaruddin menyatakan keyakinannya bahwa Rois Aam telah mengambil keputusan yang terbaik untuk NU, berdasarkan pertimbangan yang matang dan sesuai dengan prinsip-prinsip organisasi. Beliau juga mengajak seluruh warga NU untuk menghormati dan mematuhi keputusan Rois Aam, sebagai bentuk loyalitas terhadap organisasi dan kepemimpinan yang sah.
Ketiga, TGH. Muhammad Turmudzi Badaruddin mengingatkan tentang pentingnya mengedepankan akhlakul karimah dalam menyelesaikan setiap permasalahan internal di NU. Beliau menekankan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi harus diselesaikan dengan cara-cara yang santun, bijaksana, dan mengutamakan kepentingan bersama.
Dukungan dari TGH. Muhammad Turmudzi Badaruddin ini menambah daftar panjang tokoh-tokoh NU yang telah menyatakan sikapnya terkait polemik di PBNU. Sebelumnya, beberapa kiai sepuh dan tokoh NU lainnya juga telah menyampaikan pandangan mereka, baik yang mendukung keputusan Rois Aam maupun yang mengkritiknya. Perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa dinamika internal di PBNU memang sangat kompleks dan melibatkan berbagai kepentingan yang berbeda.
Namun demikian, satu hal yang menjadi kesamaan di antara para tokoh NU adalah keinginan untuk menjaga keutuhan dan kemajuan NU sebagai organisasi yang memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Mereka menyadari bahwa NU memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing umat Islam di Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, polemik internal yang sedang terjadi diharapkan dapat diselesaikan dengan cara yang terbaik, sehingga NU dapat kembali fokus pada tugas-tugas utamanya dalam bidang pendidikan, dakwah, sosial, dan ekonomi. NU juga diharapkan dapat terus menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai Islam yang moderat, toleran, dan inklusif, serta melawan segala bentuk ekstremisme dan radikalisme.
Selain dukungan dari TGH. Muhammad Turmudzi Badaruddin, muncul pula berbagai analisis dari pengamat politik dan keagamaan mengenai dampak dari polemik di PBNU terhadap konstelasi politik nasional. Beberapa pengamat berpendapat bahwa polemik ini dapat memengaruhi dukungan politik terhadap partai-partai yang memiliki basis massa di kalangan nahdliyin. Sementara itu, pengamat lainnya menilai bahwa polemik ini tidak akan berdampak signifikan terhadap konstelasi politik nasional, karena NU memiliki mekanisme internal yang kuat untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul.
Terlepas dari berbagai analisis dan spekulasi yang berkembang, satu hal yang pasti adalah bahwa polemik di PBNU telah menjadi perhatian publik dan memengaruhi citra NU di mata masyarakat. Oleh karena itu, penyelesaian yang cepat dan bijaksana sangat dibutuhkan untuk memulihkan kepercayaan publik dan menjaga marwah NU sebagai organisasi yang dihormati dan disegani.
Dalam konteks ini, peran para tokoh sepuh NU sangat penting untuk menjembatani perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik bagi NU. Mereka memiliki pengalaman dan kebijaksanaan yang dapat membantu meredakan ketegangan dan mengembalikan harmoni di dalam tubuh NU. Selain itu, partisipasi aktif dari seluruh warga NU juga dibutuhkan untuk memberikan masukan dan dukungan terhadap upaya-upaya penyelesaian polemik yang sedang berlangsung.
PBNU sebagai organisasi yang besar dan kompleks, tentu tidak akan terhindar dari berbagai tantangan dan permasalahan internal. Namun, dengan semangat persatuan, gotong royong, dan musyawarah mufakat, NU diharapkan dapat mengatasi setiap tantangan dan permasalahan yang timbul, serta terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Ke depan, NU juga perlu melakukan reformasi internal untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas organisasi. Reformasi ini meliputi berbagai aspek, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan sistem manajemen, dan peningkatan transparansi dalam pengelolaan keuangan. Dengan reformasi yang berkelanjutan, NU diharapkan dapat menjadi organisasi yang lebih modern, profesional, dan responsif terhadap kebutuhan umat dan masyarakat.
Selain itu, NU juga perlu terus mengembangkan program-program yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman. Program-program ini meliputi bidang pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Dengan program-program yang berkualitas, NU diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pembangunan bangsa.
Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, NU juga perlu memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Kerjasama ini meliputi bidang pendidikan, penelitian, pertukaran budaya, dan bantuan kemanusiaan. Dengan kerjasama yang luas, NU diharapkan dapat memperluas jaringan pengaruhnya dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perdamaian dan kemajuan dunia.
Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan harmoni sosial di tengah masyarakat yang majemuk. NU juga memiliki tanggung jawab besar untuk mempromosikan nilai-nilai Islam yang moderat, toleran, dan inklusif, serta melawan segala bentuk ekstremisme dan radikalisme. Dengan peran yang aktif dan konstruktif, NU diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi-organisasi Islam lainnya di seluruh dunia.
Polemik di PBNU memang menjadi ujian bagi soliditas dan persatuan organisasi. Namun, dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk menjaga kepentingan NU, polemik ini diharapkan dapat diselesaikan dengan cara yang terbaik, sehingga NU dapat kembali fokus pada tugas-tugas utamanya dalam membela kepentingan umat dan bangsa. Dukungan dari tokoh-tokoh sepuh NU seperti TGH. Muhammad Turmudzi Badaruddin menjadi modal penting dalam upaya penyelesaian polemik ini. Semoga NU terus menjadi organisasi yang kuat, maju, dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.












