Seharian Menguat, IHSG Ditutup Semringah di Awal Desember 2025

Media Nganjuk

Seharian Menguat, IHSG Ditutup Semringah di Awal Desember 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan di awal Desember 2025 dengan senyum lebar, mengakhiri sesi dengan penguatan signifikan setelah bergerak positif sepanjang hari. Pada penutupan perdagangan, IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 40,08 poin atau 0,47%, mencapai level 8.548,79. Kinerja positif ini memberikan sinyal optimis bagi pasar modal Indonesia, sekaligus menjadi penanda awal yang baik untuk bulan Desember.

Aktivitas perdagangan hari ini menunjukkan dominasi sentimen positif, dengan jumlah saham yang mengalami kenaikan (gainers) jauh lebih banyak dibandingkan saham yang mengalami penurunan (losers). Tercatat 335 saham berhasil menguat, sementara 397 saham harus rela parkir di zona merah. Sebanyak 224 saham lainnya memilih untuk tidak bergerak, atau stagnan.

Total nilai transaksi yang terjadi hari ini mencapai Rp21,7 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 44,4 miliar saham. Angka ini menunjukkan tingkat partisipasi investor yang cukup tinggi, menandakan kepercayaan yang masih terjaga terhadap pasar modal Indonesia.

Penguatan IHSG hari ini juga tercermin pada indeks-indeks sektoral utama. Indeks LQ45, yang berisikan 45 saham dengan likuiditas tinggi, menguat 0,64% ke level 851,14. Indeks JII (Jakarta Islamic Index), yang mengukur kinerja saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah, juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,64% ke level 581,99. Sementara itu, indeks IDX30, yang terdiri dari 30 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan likuiditas tinggi, naik 0,68% ke level 438,87. Indeks MNC36, yang berisikan 36 saham pilihan dari berbagai sektor, juga turut menguat sebesar 0,65% ke level 343,22.

Secara sektoral, mayoritas sektor berada di zona hijau, menunjukkan optimisme yang merata di berbagai bidang usaha. Sektor energi memimpin penguatan, diikuti oleh sektor konsumer siklikal, keuangan, infrastruktur, bahan baku, teknologi, dan kesehatan. Sementara itu, beberapa sektor harus rela berada di zona merah, seperti sektor konsumer non-siklikal, properti, transportasi, dan industri.

Beberapa saham mencuri perhatian dengan mencatatkan kenaikan harga yang signifikan. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), emiten yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, menjadi top gainer dengan kenaikan sebesar 34,94% ke harga Rp112 per saham. Kenaikan ini kemungkinan didorong oleh sentimen positif terhadap prospek bisnis batu bara, seiring dengan meningkatnya permintaan energi global.

Selanjutnya, PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS), perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan perdagangan logam, juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 34,45% ke harga Rp160 per saham. Kenaikan ini bisa jadi didorong oleh ekspektasi terhadap peningkatan permintaan logam, seiring dengan pertumbuhan sektor konstruksi dan manufaktur.

Saham PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI), perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan dan investasi, juga mencatatkan kenaikan sebesar 34,43% ke harga Rp164 per saham. Kenaikan ini bisa jadi didorong oleh sentimen positif terhadap prospek bisnis perusahaan sekuritas, seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan di pasar modal.

Namun, di sisi lain, beberapa saham harus rela menjadi top losers, atau saham-saham yang mengalami penurunan harga paling signifikan. PT Duta Intidaya Tbk (DAYA), perusahaan yang bergerak di bidang ritel dan distribusi, mengalami penurunan sebesar 14,97% ke harga Rp1.335 per saham. Penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh kekhawatiran terhadap prospek bisnis ritel, seiring dengan perubahan perilaku konsumen dan meningkatnya persaingan.

PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE), perusahaan properti, juga mengalami penurunan sebesar 14,95% ke harga Rp10.100 per saham. Penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh kekhawatiran terhadap prospek bisnis properti, seiring dengan kenaikan suku bunga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Saham PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI), perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan garmen, juga mengalami penurunan sebesar 14,81% ke harga Rp161 per saham. Penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh tantangan yang dihadapi oleh industri tekstil dan garmen, seperti persaingan yang ketat dan perubahan tren fashion.

Secara keseluruhan, penguatan IHSG di awal Desember 2025 ini memberikan harapan baru bagi pasar modal Indonesia. Sentimen positif yang mendominasi perdagangan hari ini menunjukkan kepercayaan investor yang masih terjaga terhadap prospek ekonomi Indonesia. Meskipun demikian, investor tetap perlu berhati-hati dan cermat dalam memilih saham, dengan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental perusahaan dan kondisi pasar secara keseluruhan.

Ke depan, pergerakan IHSG akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah data inflasi, Purchasing Managers’ Index (PMI), kebijakan moneter Bank Indonesia, serta perkembangan ekonomi global. Investor juga perlu mencermati kinerja emiten, terutama menjelang pengumuman laporan keuangan kuartalan.

Selain itu, sentimen pasar juga dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi pergerakan IHSG. Berita dan rumor yang beredar di pasar dapat memicu aksi beli atau aksi jual, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu, investor perlu selalu mengikuti perkembangan informasi terkini dan melakukan analisis yang komprehensif sebelum mengambil keputusan investasi.

Dengan strategi investasi yang tepat dan pengelolaan risiko yang baik, investor dapat memanfaatkan peluang yang ada di pasar modal Indonesia untuk mencapai tujuan keuangan mereka. Penguatan IHSG di awal Desember 2025 ini menjadi momentum yang baik untuk memulai atau melanjutkan investasi di pasar modal, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan diversifikasi.

Penting untuk diingat bahwa investasi di pasar modal memiliki risiko, dan tidak ada jaminan bahwa investor akan selalu mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, investor perlu memahami risiko-risiko yang terkait dengan investasi di pasar modal dan berinvestasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka. Konsultasi dengan penasihat keuangan profesional juga dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat.

Seharian Menguat, IHSG Ditutup Semringah di Awal Desember 2025

Popular Post

Biodata

Profil Biodata Bidan Rita yang Viral Lengkap dengan Fakta Menariknya – Lagi Trending

MediaNganjuk.com – Jagat maya kembali dihebohkan dengan kemunculan sosok yang dikenal sebagai Bidan Rita. Dalam waktu singkat, namanya menjadi perbincangan ...

Berita

ICONPLAY Menyatu dengan Gaya Hidup Digital Indonesia

Di era digital yang serba cepat ini, hiburan telah bertransformasi dari sekadar pengisi waktu luang menjadi bagian integral dari gaya ...

Ekonomi

Nama Kamu Termasuk Penerima BLT Kesra Rp900.000 Oktober 2025? Cek di Sini Link dan Kriteria Penerima.

Media Nganjuk – Feby Novalius, Jurnalis-Selasa, 21 Oktober 2025 | 20:02 WIB Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Melalui BLT Kesra: Penjelasan Lengkap ...

Ekonomi

Ini Batas Waktu Pencairan BLT Kesra Rp900.000 untuk Penerima Bansos 2025

JAKARTA – Pemerintah telah menetapkan batas waktu pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) sebesar Rp900.000 bagi penerima bantuan ...

Biodata

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap: Umur, Asal, dan Nama Suami – Kisah Inspiratif yang Sedang Trending

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap, Umur, Asal dan Nama Suami Hidup seringkali menghadirkan tantangan tak terduga yang menguji kekuatan ...

Berita

Saham DADA Berpeluang Tembus Rp230.000, Didorong Kabar Mega Akuisisi Vanguard

Saham PT Dada Indonesia Tbk (DADA) tengah menjadi primadona di pasar modal Indonesia, memicu spekulasi dan harapan baru di kalangan ...

Leave a Comment