Royalti Kecil dan Diduga Salah Transfer, Ari Lasso Pertanyakan Cara Kerja WAMI

Media Nganjuk

Royalti Kecil dan Diduga Salah Transfer, Ari Lasso Pertanyakan Cara Kerja WAMI

Ari Lasso, penyanyi legendaris Indonesia, baru-baru ini mengungkapkan kekecewaannya secara terbuka terhadap Wahana Musik Indonesia (WAMI), sebuah lembaga kolektif yang bertugas mengelola dan mendistribusikan royalti kepada para musisi di tanah air. Kekecewaan ini dipicu oleh nominal royalti yang diterima Ari Lasso dari WAMI yang dinilai sangat kecil, bahkan tidak sebanding dengan popularitas dan frekuensi pemutaran lagu-lagunya. Lebih parah lagi, Ari Lasso menduga adanya kesalahan transfer royalti ke pihak lain, yang semakin memperburuk rasa frustrasinya terhadap kinerja WAMI.

Ungkapan kekecewaan Ari Lasso ini disampaikan melalui akun Instagram pribadinya, di mana ia secara langsung mempertanyakan profesionalitas dan transparansi WAMI dalam menjalankan tugasnya. Ari Lasso juga menyoroti fakta bahwa ketua WAMI saat ini adalah Adi Adrian, seorang musisi yang sangat ia kagumi dari grup musik Kla Project. Hal ini membuat Ari Lasso semakin bingung dan kecewa, karena ia berharap WAMI dapat dikelola dengan lebih baik di bawah kepemimpinan seorang musisi yang seharusnya memahami betul hak-hak dan kepentingan para pencipta lagu.

Dalam unggahannya, Ari Lasso menulis, "Dear @wami.id bagaimana cara Anda mengelola organisasi Anda? Katanya ketuanya sekarang musisi yang sangat saya kagumi, Mas Adi Kla @adiadrian22. Mohon pencerahan." Pernyataan ini menunjukkan bahwa Ari Lasso tidak hanya kecewa dengan nominal royalti yang kecil dan dugaan salah transfer, tetapi juga dengan sistem pengelolaan WAMI secara keseluruhan. Ia berharap agar WAMI dapat memberikan penjelasan yang transparan dan akuntabel terkait dengan masalah ini.

Kekecewaan Ari Lasso ini bukan hanya sekadar masalah pribadi, tetapi juga menyangkut kepentingan banyak musisi lain di Indonesia. Pasalnya, WAMI merupakan salah satu lembaga kolektif yang memiliki peran penting dalam mengumpulkan dan mendistribusikan royalti dari berbagai sumber, seperti pemutaran lagu di radio, televisi, platform digital, konser, dan tempat-tempat publik lainnya. Royalti ini menjadi salah satu sumber penghasilan utama bagi para musisi, terutama bagi mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap dari penjualan album atau konser.

Oleh karena itu, jika WAMI tidak dikelola dengan baik dan transparan, maka hal ini akan berdampak negatif terhadap kesejahteraan para musisi. Mereka akan kehilangan haknya untuk mendapatkan kompensasi yang layak atas karya-karya mereka, yang pada akhirnya dapat mematikan kreativitas dan semangat mereka dalam berkarya.

Menurut Ari Lasso, laporan distribusi royalti periode 2025-2-B (Juli) menunjukkan angka yang sangat mengecewakan. Ia hanya menerima royalti sebesar Rp765.594 dari platform ATLAS setelah dipotong pajak sebesar 15 persen, atau sekitar Rp135.105. Nominal ini dianggap tidak masuk akal jika dibandingkan dengan popularitas lagu-lagu Ari Lasso yang sering diputar di berbagai platform digital maupun di acara-acara publik.

Ari Lasso bahkan membandingkan nominal royalti yang ia terima dengan jumlah uang yang ia keluarkan untuk membeli kopi setiap hari. Ia mengatakan bahwa royalti yang ia terima dari WAMI tidak cukup untuk membeli kopi selama sebulan. Hal ini menunjukkan betapa kecilnya nominal royalti yang ia terima, sehingga ia merasa tidak dihargai sebagai seorang musisi yang telah berkontribusi besar bagi industri musik Indonesia.

Selain itu, Ari Lasso juga menduga adanya kesalahan transfer royalti ke pihak lain. Ia menemukan adanya nama orang lain yang tertera dalam laporan distribusi royalti miliknya. Hal ini semakin membuatnya curiga bahwa WAMI tidak memiliki sistem pengelolaan yang baik dan akurat.

Menanggapi keluhan Ari Lasso, WAMI memberikan klarifikasi melalui akun Instagram resminya. WAMI mengakui adanya keterlambatan dalam pembayaran royalti kepada Ari Lasso dan beberapa musisi lainnya. Keterlambatan ini disebabkan oleh adanya masalah teknis dalam sistem pembayaran WAMI.

WAMI juga membantah adanya kesalahan transfer royalti ke pihak lain. WAMI menjelaskan bahwa nama orang lain yang tertera dalam laporan distribusi royalti Ari Lasso adalah nama penerbit lagu yang bersangkutan. Penerbit lagu memiliki hak untuk menerima sebagian royalti dari lagu yang mereka terbitkan.

Namun, klarifikasi dari WAMI ini tidak sepenuhnya memuaskan Ari Lasso. Ia tetap merasa bahwa nominal royalti yang ia terima terlalu kecil dan tidak sebanding dengan popularitas lagu-lagunya. Ia juga mempertanyakan transparansi WAMI dalam menghitung dan mendistribusikan royalti kepada para musisi.

Kasus yang dialami Ari Lasso ini menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan mengenai sistem pengelolaan royalti di Indonesia. Banyak musisi lain yang juga mengeluhkan hal serupa, yaitu nominal royalti yang kecil dan kurangnya transparansi dari lembaga-lembaga kolektif yang bertugas mengelola royalti.

Beberapa musisi bahkan mendesak pemerintah untuk turun tangan dan melakukan audit terhadap lembaga-lembaga kolektif tersebut. Mereka berharap agar pemerintah dapat membuat regulasi yang lebih ketat dan transparan mengenai pengelolaan royalti, sehingga para musisi dapat menerima haknya secara adil dan layak.

Kasus Ari Lasso ini juga menjadi momentum bagi para musisi untuk bersatu dan memperjuangkan hak-hak mereka. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengubah sistem yang tidak adil ini. Dengan bersatu, mereka dapat menekan lembaga-lembaga kolektif dan pemerintah untuk membuat perubahan yang signifikan.

Selain itu, kasus ini juga menjadi pelajaran bagi para musisi untuk lebih proaktif dalam mengelola hak cipta mereka. Mereka harus memahami betul hak-hak mereka sebagai pencipta lagu dan tidak mudah percaya begitu saja dengan lembaga-lembaga kolektif. Mereka juga harus berani untuk mempertanyakan dan mengkritik jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

Ke depan, diharapkan agar kasus Ari Lasso ini dapat menjadi titik awal perubahan yang positif dalam sistem pengelolaan royalti di Indonesia. Pemerintah, lembaga-lembaga kolektif, dan para musisi harus bekerja sama untuk menciptakan sistem yang lebih adil, transparan, dan akuntabel. Dengan demikian, para musisi dapat menerima haknya secara layak dan dapat terus berkarya untuk memajukan industri musik Indonesia.

Selain masalah royalti yang kecil dan dugaan salah transfer, Ari Lasso juga menyoroti masalah kurangnya komunikasi dan transparansi dari WAMI. Ia mengatakan bahwa ia kesulitan untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai perhitungan dan distribusi royalti. Ia juga merasa bahwa WAMI tidak responsif terhadap keluhan-keluhan yang ia sampaikan.

Hal ini menunjukkan bahwa WAMI perlu meningkatkan kualitas komunikasi dan pelayanannya kepada para musisi. WAMI harus lebih proaktif dalam memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai pengelolaan royalti. WAMI juga harus lebih responsif terhadap keluhan-keluhan yang disampaikan oleh para musisi.

Dengan meningkatkan kualitas komunikasi dan pelayanannya, WAMI dapat membangun kepercayaan dari para musisi. Kepercayaan ini sangat penting agar para musisi mau bekerja sama dengan WAMI dalam mengelola royalti mereka.

Selain itu, WAMI juga perlu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengumpulkan dan mendistribusikan royalti. WAMI harus memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah proses pengumpulan dan pendistribusian royalti. WAMI juga harus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti platform digital, radio, televisi, dan tempat-tempat publik lainnya, untuk meningkatkan pengumpulan royalti.

Dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengumpulkan dan mendistribusikan royalti, WAMI dapat meningkatkan pendapatan para musisi. Peningkatan pendapatan ini akan memotivasi para musisi untuk terus berkarya dan memajukan industri musik Indonesia.

Sebagai penutup, kasus yang dialami Ari Lasso ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk berbenah diri dan menciptakan sistem pengelolaan royalti yang lebih baik di Indonesia. Pemerintah, lembaga-lembaga kolektif, dan para musisi harus bekerja sama untuk menciptakan sistem yang adil, transparan, akuntabel, efisien, dan efektif. Dengan demikian, para musisi dapat menerima haknya secara layak dan dapat terus berkarya untuk memajukan industri musik Indonesia.

Royalti Kecil dan Diduga Salah Transfer, Ari Lasso Pertanyakan Cara Kerja WAMI

Popular Post

Biodata

Profil Biodata Bidan Rita yang Viral Lengkap dengan Fakta Menariknya – Lagi Trending

MediaNganjuk.com – Jagat maya kembali dihebohkan dengan kemunculan sosok yang dikenal sebagai Bidan Rita. Dalam waktu singkat, namanya menjadi perbincangan ...

Biodata

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap: Umur, Asal, dan Nama Suami – Kisah Inspiratif yang Sedang Trending

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap, Umur, Asal dan Nama Suami Hidup seringkali menghadirkan tantangan tak terduga yang menguji kekuatan ...

Berita

Saham DADA Berpeluang Tembus Rp230.000, Didorong Kabar Mega Akuisisi Vanguard

Saham PT Dada Indonesia Tbk (DADA) tengah menjadi primadona di pasar modal Indonesia, memicu spekulasi dan harapan baru di kalangan ...

Biodata

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik – Lagi Trending

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik **MediaNganjuk.com** – **Biodata Mister Aloy.** Bagi pengguna aktif TikTok ...

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Berita

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat keekstreman yang mencengangkan mengguncang Australia. Seorang perempuan bernama Broadie McGugan menjadi korban ...

Berita

Superstar Knockout Digelar Besok, Sajikan 10 Laga Termasuk Duel El Rumi Vs Jefri Nichol

Jakarta, Indonesia – Pecinta olahraga adu jotos di Tanah Air bersiaplah! Ajang Superstar Knockout Vol.3: King of The Ring akan ...

Leave a Comment