
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso angkat bicara mengenai fenomena "Rojali" (Rombongan Jarang Beli) dan "Rohana" (Rombongan Cuma Nanya-nanya) yang tengah ramai diperbincangkan di tengah masyarakat. Menurutnya, aktivitas melihat-lihat barang di pusat perbelanjaan adalah hal yang lumrah dan tidak perlu dipermasalahkan.
"Orang sekarang juga banyak yang katanya fenomena hanya melihat-lihat ya, kadang-kadang kan dia melihat barang kan boleh saja," ujar Mendag Budi Santoso, yang akrab disapa Busan, dalam acara Kick Off ASEAN Online Sale Day yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta.
Mendag Busan menegaskan bahwa konsumen memiliki kebebasan penuh dalam memilih cara berbelanja. Ia menyatakan bahwa masyarakat berhak menentukan apakah akan berbelanja secara daring (online) atau luring (offline), sesuai dengan preferensi dan kebutuhan masing-masing.
Also Read
"Apakah dia membeli lewat online atau offline, ya monggo itu perilaku konsumen dan itu kebebasan konsumen untuk memilih barang. Masalah belanjanya di mana ya silahkan," imbuhnya.
Kendati demikian, Mendag Busan juga mendorong para pelaku usaha untuk mengadopsi strategi omnichannel, yang mengintegrasikan pengalaman berbelanja offline dan online. Ia menjelaskan bahwa banyak konsumen yang memilih untuk melihat barang secara langsung di toko fisik sebelum memutuskan untuk membelinya secara online. Strategi omnichannel ini memungkinkan konsumen untuk merasakan pengalaman berbelanja yang lebih fleksibel dan terintegrasi.
"Nah fenomena ini akhirnya kita tangkap dengan hybrid, dengan omnichannel. Jadi kalau toko offline, dia juga bisa menjual secara online," jelasnya.
Analisis Mendalam Fenomena Rojali dan Rohana
Fenomena Rojali dan Rohana mencerminkan dinamika perilaku konsumen di era digital. Di satu sisi, konsumen memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi produk melalui internet. Mereka dapat dengan mudah membandingkan harga, membaca ulasan, dan mencari tahu spesifikasi produk sebelum memutuskan untuk membeli. Hal ini mendorong mereka untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam berbelanja.
Di sisi lain, fenomena ini juga bisa menjadi indikasi adanya tekanan ekonomi yang dihadapi oleh sebagian masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa, serta penurunan daya beli, membuat konsumen lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang. Mereka cenderung untuk menunda pembelian atau mencari alternatif yang lebih terjangkau.
Implikasi bagi Pelaku Usaha
Fenomena Rojali dan Rohana memiliki implikasi yang signifikan bagi para pelaku usaha, terutama di sektor ritel. Mereka perlu memahami perubahan perilaku konsumen dan menyesuaikan strategi bisnis mereka agar tetap relevan dan kompetitif. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
- Meningkatkan Pengalaman Berbelanja: Pelaku usaha perlu menciptakan pengalaman berbelanja yang menarik dan berkesan bagi konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan layanan yang ramah dan responsif, menata toko dengan menarik, serta menawarkan promosi dan diskon yang menarik.
- Mengoptimalkan Strategi Omnichannel: Integrasi antara toko offline dan online sangat penting untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Pelaku usaha perlu memastikan bahwa konsumen dapat dengan mudah mencari informasi produk, melakukan pembelian, dan mendapatkan layanan purna jual melalui berbagai saluran, baik online maupun offline.
- Memahami Kebutuhan Konsumen: Pelaku usaha perlu melakukan riset pasar secara berkala untuk memahami kebutuhan dan preferensi konsumen. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, serta meningkatkan efektivitas strategi pemasaran.
- Menawarkan Produk yang Terjangkau: Di tengah tekanan ekonomi, konsumen semakin sensitif terhadap harga. Pelaku usaha perlu mempertimbangkan untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih terjangkau, tanpa mengorbankan kualitas.
- Membangun Hubungan dengan Konsumen: Membangun hubungan yang baik dengan konsumen sangat penting untuk menciptakan loyalitas. Pelaku usaha dapat melakukan ini dengan memberikan layanan pelanggan yang prima, merespons keluhan dengan cepat, serta memberikan apresiasi kepada pelanggan setia.
Peran Pemerintah dalam Mendukung Sektor Ritel
Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung sektor ritel agar tetap tumbuh dan berkembang di tengah perubahan perilaku konsumen. Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Meningkatkan Daya Beli Masyarakat: Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, seperti memberikan subsidi, meningkatkan upah minimum, serta menciptakan lapangan kerja baru.
- Menjaga Stabilitas Harga: Pemerintah perlu menjaga stabilitas harga barang dan jasa, terutama kebutuhan pokok, agar tidak memberatkan konsumen.
- Mempermudah Perizinan Usaha: Pemerintah dapat mempermudah proses perizinan usaha, terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM), agar lebih banyak pelaku usaha yang dapat berpartisipasi di sektor ritel.
- Meningkatkan Infrastruktur: Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan jaringan internet, agar distribusi barang dan jasa dapat berjalan lebih efisien.
- Mendorong Inovasi: Pemerintah dapat mendorong inovasi di sektor ritel, seperti pengembangan platform e-commerce lokal, serta pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Kesimpulan
Fenomena Rojali dan Rohana merupakan cerminan dari perubahan perilaku konsumen di era digital dan tekanan ekonomi yang dihadapi oleh sebagian masyarakat. Pelaku usaha perlu memahami perubahan ini dan menyesuaikan strategi bisnis mereka agar tetap relevan dan kompetitif. Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung sektor ritel agar tetap tumbuh dan berkembang.
Dengan kerja sama yang baik antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, sektor ritel dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. Konsumen juga dapat menikmati pengalaman berbelanja yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Lebih lanjut, Mendag Busan juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dalam sektor perdagangan. Ia menekankan bahwa pelaku usaha harus memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.
"Kita harus terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global," ujarnya.
Selain itu, Mendag Busan juga mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri. Ia meyakini bahwa produk-produk Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk-produk impor.
"Mari kita dukung produk-produk Indonesia agar dapat bersaing di pasar global dan meningkatkan perekonomian nasional," pungkasnya. Dengan demikian, fenomena Rojali dan Rohana bukan hanya sekadar tren, tetapi juga momentum untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas layanan serta daya saing sektor ritel di Indonesia.
