
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemberian insentif untuk pasar modal Indonesia sangat bergantung pada keseriusan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memberantas praktik saham gorengan dan manipulasi pasar. Menurutnya, prioritas utama pasar modal saat ini bukanlah pemberian insentif, melainkan penegakan integritas dan keadilan dalam perdagangan saham.
Dalam sesi media gathering melalui Zoom pada Jumat, 10 Oktober 2025, Purbaya menyatakan ekspektasinya agar BEI dan OJK secara aktif menindak para pelaku penggorengan saham dalam kurun waktu satu tahun. Ia mengungkapkan bahwa dirinya turut memantau pergerakan saham dan memiliki informasi mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam praktik manipulatif tersebut.
"Saya ekspektasi dalam setahun akan banyak tuh gorengan atau penggoreng-penggoreng saham di sana yang dihukum oleh Bursa maupun OJK," tegas Purbaya. Ia menambahkan, "Kalau selama setahun bersih-bersih aja, sementara saya bisa lihat saham digoreng, saya kan mengamati pasar saham juga, ya. Ada yang menggoreng-menggoreng, sebagian juga saya kenal, kebanyakan, ya. Yang ikut bukan main-main, bukan market maker tapi ikut. Yang bilang ke saya itu digoreng, gitu. Ada yang lapor ke saya juga. Kalau masih kejadian, ya nanti kita tanya ke Bursanya gimana penindakannya."
Also Read
Purbaya menyoroti bahwa selama puluhan tahun, kasus manipulasi saham telah menjadi permasalahan kronis di pasar modal Indonesia. Ironisnya, penindakan hukum terhadap para pelaku sangat minim, sehingga praktik-praktik curang terus berulang. Ia mencontohkan kasus-kasus besar seperti Asabri dan Jiwasraya, yang sebagian besar melibatkan praktik penggorengan saham.
Menurut Purbaya, jika praktik-praktik curang ini tidak segera diberantas, maka minat investasi dari generasi muda (Gen Z) yang saat ini menyumbang sekitar 5 persen investor di pasar modal, berpotensi hilang. Hal ini akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan pasar modal Indonesia di masa depan. Sebaliknya, jika pasar modal berhasil ditertibkan dan praktik-praktik manipulatif dihilangkan, investor muda akan lebih berani masuk dan berinvestasi karena mereka percaya adanya keadilan dan transparansi dalam perdagangan saham.
"Tapi kalau dirapikan, maka mereka akan berani masuk ke pasar saham karena mereka akan berpendapat bahwa di sana fair game, permainannya fair. Ada yang kalah, ada yang naik, ada yang turun, tapi enggak dimanipulasi sama kalangan tertentu," jelas Purbaya.
Pernyataan Purbaya ini menggarisbawahi pentingnya integritas dan kepercayaan dalam pasar modal. Keberadaan saham gorengan dan praktik manipulasi pasar tidak hanya merugikan investor ritel, tetapi juga merusak reputasi pasar modal secara keseluruhan. Investor, terutama generasi muda yang semakin melek finansial, akan enggan berinvestasi jika mereka merasa pasar modal tidak adil dan rentan terhadap praktik-praktik curang.
Oleh karena itu, permintaan Purbaya kepada BEI dan OJK untuk membersihkan pasar modal dari saham gorengan merupakan langkah yang krusial. Penindakan tegas terhadap para pelaku penggorengan saham akan memberikan sinyal yang jelas bahwa praktik-praktik manipulatif tidak akan ditoleransi. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong mereka untuk berinvestasi secara lebih aktif di pasar modal.
Selain penindakan hukum, BEI dan OJK juga perlu meningkatkan pengawasan dan edukasi kepada investor. Pengawasan yang ketat akan membantu mendeteksi dan mencegah praktik-praktik manipulasi pasar sejak dini. Sementara itu, edukasi kepada investor akan meningkatkan pemahaman mereka tentang risiko dan potensi keuntungan investasi di pasar modal, serta membantu mereka membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan rasional.
Pembersihan pasar modal dari saham gorengan dan praktik manipulasi pasar bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan komitmen dan kerja sama yang kuat antara pemerintah, BEI, OJK, dan seluruh pelaku pasar modal, tujuan ini dapat dicapai. Pasar modal yang bersih, transparan, dan adil akan menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Insentif bagi pasar modal memang penting untuk menarik minat investor dan meningkatkan likuiditas. Namun, insentif tanpa integritas akan menjadi sia-sia. Investor akan lebih tertarik berinvestasi di pasar modal yang terpercaya dan adil, daripada pasar modal yang dipenuhi dengan praktik-praktik curang meskipun menawarkan insentif yang menggiurkan.
Oleh karena itu, prioritas utama saat ini adalah membersihkan pasar modal dari saham gorengan dan praktik manipulasi pasar. Setelah pasar modal bersih dan terpercaya, pemberian insentif akan menjadi lebih efektif dalam menarik minat investor dan mendorong pertumbuhan pasar modal.
Purbaya juga menekankan pentingnya peran aktif investor dalam menjaga integritas pasar modal. Investor harus berani melaporkan jika menemukan indikasi praktik manipulasi pasar. Dengan partisipasi aktif investor, BEI dan OJK akan lebih mudah mendeteksi dan menindak para pelaku penggorengan saham.
Selain itu, investor juga harus meningkatkan literasi keuangan mereka agar dapat memahami risiko dan potensi keuntungan investasi di pasar modal. Dengan pemahaman yang baik, investor akan lebih mampu membuat keputusan investasi yang cerdas dan rasional, serta menghindari jebakan saham gorengan.
Pembersihan pasar modal dari saham gorengan dan praktik manipulasi pasar adalah investasi jangka panjang bagi masa depan ekonomi Indonesia. Pasar modal yang bersih, transparan, dan adil akan menarik minat investor domestik dan asing, meningkatkan likuiditas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, dukungan penuh dari seluruh pihak terkait sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pasar modal Indonesia yang bersih, terpercaya, dan berdaya saing global. Dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat memiliki pasar modal yang menjadi kebanggaan bangsa dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ini menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan penegakan hukum di pasar modal Indonesia. BEI dan OJK harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dan menindak tegas para pelaku penggorengan saham.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan dukungan yang lebih besar kepada BEI dan OJK dalam upaya mereka membersihkan pasar modal. Dukungan ini dapat berupa peningkatan anggaran, sumber daya manusia, dan teknologi. Dengan dukungan yang memadai, BEI dan OJK akan lebih mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjaga integritas dan keadilan di pasar modal.
Pembersihan pasar modal dari saham gorengan dan praktik manipulasi pasar adalah tantangan besar, tetapi bukan hal yang mustahil. Dengan komitmen, kerja keras, dan dukungan dari seluruh pihak terkait, Indonesia dapat mewujudkan pasar modal yang bersih, terpercaya, dan berdaya saing global. Pasar modal yang sehat akan menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.