PT Pertamina Patra Niaga menunjukkan komitmennya dalam mendukung energi berkelanjutan dengan menyatakan kesiapan untuk memasarkan dan mendistribusikan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang diproduksi di dalam negeri. Langkah strategis ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan energi bersih di Indonesia, tetapi juga memposisikan negara sebagai pemimpin dalam transisi energi di kawasan Asia Tenggara. SAF, sebagai alternatif bahan bakar rendah emisi untuk sektor penerbangan, diharapkan dapat mengurangi jejak karbon industri aviasi dan mendukung target-target keberlanjutan nasional.
Momentum penting ini ditandai dengan acara Lifting Perdana SAF yang berlangsung di Kilang Pertamina Cilacap, sebuah fasilitas vital yang menjadi pusat produksi SAF dalam negeri. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata kemampuan dan inovasi anak bangsa dalam mengembangkan solusi energi yang ramah lingkungan. Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian ini, menekankan bahwa inovasi ini membuktikan kemampuan Indonesia untuk menghasilkan terobosan besar dan menjadi pelopor di Asia Tenggara dalam pengembangan energi berkelanjutan.
SAF yang diproduksi oleh Pertamina ini memiliki keunggulan signifikan karena memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku. Minyak jelantah, yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, kini diubah menjadi sumber daya berharga yang menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari limbah minyak goreng, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru dan mendukung prinsip ekonomi sirkular. Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku SAF juga sejalan dengan upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mencapai target dekarbonisasi.
Also Read
Pengembangan dan produksi SAF oleh Pertamina merupakan respons terhadap tantangan perubahan iklim dan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Sektor penerbangan, sebagai salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca, memiliki peran penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Penggunaan SAF dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon dari penerbangan, membantu industri aviasi untuk beroperasi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, inisiatif ini juga mendukung implementasi Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional.
Pertamina Patra Niaga, sebagai anak perusahaan Pertamina yang bertanggung jawab atas pemasaran dan distribusi bahan bakar, memiliki peran kunci dalam memastikan SAF dapat diakses oleh maskapai penerbangan di seluruh Indonesia. Strategi pemasaran dan distribusi yang efektif akan memastikan SAF dapat menggantikan bahan bakar konvensional secara bertahap, mendukung transisi energi di sektor penerbangan. Pertamina juga berencana untuk terus meningkatkan kapasitas produksi SAF di masa depan, seiring dengan meningkatnya permintaan dan kesadaran akan pentingnya bahan bakar berkelanjutan.
Selain manfaat lingkungan, produksi SAF di dalam negeri juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Inisiatif ini menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan investasi di sektor energi bersih, dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar. Pengembangan industri SAF juga mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di bidang energi terbarukan, memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
Pertamina juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk maskapai penerbangan, lembaga penelitian, dan pemerintah, untuk mempercepat pengembangan dan implementasi SAF. Kerjasama ini mencakup penelitian dan pengembangan teknologi produksi SAF yang lebih efisien, pengujian dan sertifikasi SAF, serta penyusunan regulasi dan kebijakan yang mendukung penggunaan SAF di sektor penerbangan. Dengan kerjasama yang solid, Pertamina optimis dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan dan berkontribusi secara signifikan terhadap upaya dekarbonisasi nasional.
Pengembangan SAF juga sejalan dengan tren global di mana semakin banyak negara dan maskapai penerbangan yang berkomitmen untuk menggunakan bahan bakar berkelanjutan. Uni Eropa, misalnya, telah menetapkan mandat penggunaan SAF secara bertahap mulai tahun 2025. Inisiatif Pertamina ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga menjadi bagian dari solusi global untuk mengatasi perubahan iklim.
Dalam jangka panjang, Pertamina berencana untuk mengembangkan SAF dari berbagai jenis bahan baku biomassa, tidak hanya minyak jelantah. Bahan baku lain seperti limbah pertanian, alga, dan tanaman energi juga memiliki potensi besar untuk menghasilkan SAF yang berkelanjutan. Diversifikasi bahan baku akan meningkatkan ketahanan rantai pasokan SAF dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis bahan baku.
Pertamina juga berkomitmen untuk memastikan bahwa produksi SAF dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Proses produksi SAF harus memenuhi standar lingkungan yang ketat, termasuk pengelolaan limbah yang baik, penggunaan energi yang efisien, dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati. Pertamina juga berupaya untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan SAF, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi komunitas di sekitar fasilitas produksi.
Dengan kesiapan Pertamina Patra Niaga untuk memasarkan SAF produksi dalam negeri, Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung energi berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Langkah ini tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dan dunia untuk mengembangkan solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Keberhasilan Pertamina dalam memproduksi dan memasarkan SAF merupakan bukti nyata bahwa inovasi dan teknologi dapat berperan penting dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. Dengan terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan energi terbarukan, Indonesia dapat mencapai target-target keberlanjutan yang telah ditetapkan dan menciptakan masa depan yang lebih bersih dan hijau bagi generasi mendatang.
Pertamina juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung penggunaan SAF dan energi terbarukan lainnya. Dukungan masyarakat akan mendorong inovasi dan pengembangan teknologi energi bersih, mempercepat transisi energi, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan bersama-sama, kita dapat mencapai target-target keberlanjutan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia.











