Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan penjelasan mendalam mengenai pemilihan nama "Taman Bendera Pusaka" untuk proyek integrasi tiga taman ikonik di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yaitu Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser. Keputusan ini, menurut Pramono, bukan sekadar pemilihan nama biasa, melainkan sebuah upaya strategis untuk menanamkan pesan historis yang kuat kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
Dalam sebuah acara peresmian gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Pramono secara terbuka mengungkapkan latar belakang filosofis di balik penamaan tersebut. Ia menekankan bahwa nama "Taman Bendera Pusaka" dipilih dengan harapan agar setiap pengunjung taman, dari berbagai usia dan latar belakang, dapat merenungkan dan menghayati makna mendalam dari kemerdekaan bangsa Indonesia. Nama ini diharapkan menjadi pengingat visual dan emosional bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan melalui perjuangan panjang dan pengorbanan yang tak terhingga dari para pahlawan bangsa.
"Kenapa dinamakan Taman Bendera Pusaka? Karena kami menginginkan ada taman yang tematik. Apa itu tematik? Ada pesan sejarahnya, historisnya kalau orang datang ke tempat itu mengingatkan bahwa kemerdekaan bangsa ini tidak datang tiba-tiba. Maka kenapa tamannya saya beri nama Taman Bendera Pusaka," ujar Pramono dengan penuh semangat.
Also Read
Pernyataan Pramono ini menggarisbawahi visi pemerintah DKI Jakarta untuk menciptakan ruang publik yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi dan bersantai, tetapi juga sebagai wahana edukasi dan inspirasi bagi masyarakat. Dengan mengintegrasikan tiga taman yang sudah ada dan memberikan identitas baru yang sarat makna sejarah, diharapkan Taman Bendera Pusaka akan menjadi destinasi wisata yang unik dan berkesan, di mana pengunjung dapat menikmati keindahan alam sekaligus belajar tentang sejarah dan nilai-nilai luhur bangsa.
Sebelum memberikan penjelasan resmi, Pramono Anung menyempatkan diri untuk meninjau langsung kondisi Taman Langsat pada Kamis pagi, 7 Agustus 2025. Dalam kunjungan tersebut, ia didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Afan Ardiansyah, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Fajar Sauri, Kepala Dinas PPKUKM Elisabeth Ratu Rante Allo, Kasatpol PP DKI Jakarta Satriadi Gunawan, dan Wali Kota Jakarta Selatan M Anwar. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk memastikan proyek integrasi taman berjalan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dalam tinjauannya, Pramono memberikan arahan dan masukan kepada para pejabat terkait mengenai berbagai aspek pembangunan dan pengelolaan Taman Bendera Pusaka. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan taman, serta memastikan fasilitas yang tersedia dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, ia juga meminta agar para pedagang Pasar Barito yang terkena dampak relokasi dapat diberikan solusi yang adil dan berkelanjutan, sehingga mereka tetap dapat mencari nafkah tanpa mengganggu kelancaran proyek integrasi taman.
Menanggapi adanya penolakan relokasi dari sebagian pedagang Pasar Barito, Pramono secara tegas menginstruksikan Wali Kota Jakarta Selatan M Anwar dan Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Fajar Sauri untuk tetap melanjutkan proses pembangunan integrasi Taman Bendera Pusaka. Ia memahami bahwa proses relokasi pedagang seringkali menimbulkan resistensi dan ketidakpuasan, namun ia meyakini bahwa dengan komunikasi yang baik dan pendekatan yang humanis, masalah ini dapat diselesaikan dengan cara yang saling menguntungkan.
Pramono juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan memberikan kompensasi dan bantuan yang layak kepada para pedagang yang terkena dampak relokasi. Ia berharap agar para pedagang dapat memahami bahwa proyek integrasi taman ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta Selatan secara keseluruhan, dan bahwa pemerintah daerah akan selalu berusaha untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak yang terlibat.
Pemilihan nama "Taman Bendera Pusaka" juga menjadi sorotan karena sebelumnya sempat muncul wacana untuk menggunakan nama "Taman ASEAN" sebagai penghormatan terhadap organisasi regional tersebut. Namun, setelah melalui berbagai pertimbangan dan diskusi yang mendalam, akhirnya diputuskan untuk memilih nama "Taman Bendera Pusaka" karena dianggap lebih relevan dengan konteks sejarah dan budaya Indonesia.
Keputusan ini juga mencerminkan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap identitas bangsa yang ingin ditanamkan kepada masyarakat. Dengan menggunakan nama "Bendera Pusaka," diharapkan taman ini dapat menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengingatkan semua warga negara akan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bendera Merah Putih.
Lebih lanjut, Pramono menjelaskan bahwa konsep tematik yang diusung dalam Taman Bendera Pusaka akan diwujudkan melalui berbagai elemen desain dan atraksi yang berkaitan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Misalnya, akan dibangun replika Bendera Pusaka yang dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan, serta patung-patung pahlawan nasional yang berjasa dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Selain itu, taman ini juga akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas edukasi, seperti museum mini yang menampilkan artefak sejarah dan informasi mengenai peristiwa-peristiwa penting dalam perjuangan kemerdekaan. Dengan demikian, pengunjung taman tidak hanya dapat menikmati keindahan alam dan suasana yang nyaman, tetapi juga dapat belajar dan menambah wawasan mengenai sejarah bangsanya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana untuk menggelar berbagai kegiatan budaya dan seni di Taman Bendera Pusaka, seperti pertunjukan musik tradisional, pameran seni rupa, dan festival kuliner khas Indonesia. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi taman ini, sekaligus mempromosikan kekayaan budaya dan seni Indonesia kepada dunia.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pramono Anung berharap Taman Bendera Pusaka dapat menjadi ikon baru Jakarta Selatan yang tidak hanya indah dan nyaman, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Ia juga berharap agar taman ini dapat menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi bagi masyarakat dari berbagai kalangan, serta menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pembangunan Taman Bendera Pusaka merupakan bagian dari program revitalisasi ruang publik yang gencar dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta dengan menyediakan ruang-ruang publik yang representatif, aman, nyaman, dan ramah lingkungan.
Selain Taman Bendera Pusaka, pemerintah daerah juga telah merevitalisasi sejumlah taman dan ruang publik lainnya di berbagai wilayah Jakarta, seperti Taman Menteng, Taman Suropati, dan kawasan Kota Tua. Revitalisasi ini meliputi perbaikan infrastruktur, penambahan fasilitas, penataan lanskap, dan peningkatan keamanan.
Dengan adanya ruang-ruang publik yang berkualitas, diharapkan masyarakat Jakarta dapat memiliki lebih banyak pilihan untuk beraktivitas di luar rumah, seperti berolahraga, bersantai, bermain, atau sekadar berkumpul dengan teman dan keluarga. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Jakarta secara keseluruhan.
Pramono Anung juga mengajak seluruh masyarakat Jakarta untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga dan merawat Taman Bendera Pusaka agar tetap bersih, indah, dan nyaman. Ia berharap agar taman ini dapat menjadi milik bersama dan dinikmati oleh semua generasi.
"Mari kita jaga bersama Taman Bendera Pusaka ini agar tetap lestari dan bermanfaat bagi kita semua. Taman ini adalah simbol persatuan dan kesatuan bangsa, serta pengingat akan perjuangan para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan untuk kita," pungkas Pramono dengan penuh harap.
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan dukungan dari masyarakat, diharapkan Taman Bendera Pusaka akan segera menjadi kenyataan dan menjadi kebanggaan seluruh warga Jakarta. Taman ini bukan hanya sekadar ruang terbuka hijau, tetapi juga simbol harapan dan inspirasi bagi masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik.











