
Jakarta, Indonesia – Pertamina Patra Niaga, sebagai bagian integral dari Pertamina Group, menegaskan komitmennya dalam memimpin transisi energi di sektor penerbangan Indonesia melalui penyelenggaraan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) Forum 2025. Forum yang berlangsung pada Kamis, 16 Oktober 2025 ini, menjadi platform strategis bagi para pemangku kepentingan industri penerbangan, mitra strategis, dan ahli energi untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan mempercepat implementasi SAF di Indonesia.
Inisiatif ini sejalan dengan visi global untuk mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan dan mendukung target dekarbonisasi nasional. Pertamina Patra Niaga menyadari peran krusial SAF sebagai solusi berkelanjutan untuk mengurangi jejak karbon industri aviasi, dan bertekad untuk menjadi pionir dalam pengembangan dan komersialisasi SAF di Indonesia.
SAF: Solusi Strategis untuk Masa Depan Penerbangan Berkelanjutan
Also Read
Sustainable Aviation Fuel (SAF) adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari sumber-sumber berkelanjutan, seperti biomassa, limbah pertanian, minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO), dan gas buang industri. SAF memiliki potensi signifikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 80% dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional, menjadikannya solusi yang menjanjikan untuk mengurangi dampak lingkungan dari penerbangan.
SAF juga menawarkan manfaat ekonomi yang signifikan, termasuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan ketahanan energi nasional, dan mendukung pengembangan industri biofuel lokal. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, seperti UCO dan limbah pertanian, produksi SAF dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sirkular dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
Pertamina Patra Niaga: Pelopor Pengembangan SAF di Indonesia
Pertamina Patra Niaga telah aktif melakukan penelitian dan pengembangan SAF selama lebih dari satu dekade, menunjukkan komitmen jangka panjangnya terhadap inovasi dan keberlanjutan. Perusahaan telah berinvestasi dalam berbagai proyek penelitian dan pengembangan, mulai dari konversi bahan baku alternatif menjadi SAF, optimasi proses penyulingan, hingga sertifikasi kualitas produk sesuai dengan standar internasional.
SVP Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso, menekankan bahwa pengembangan SAF merupakan bagian integral dari strategi jangka panjang Pertamina untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mendukung dekarbonisasi sektor aviasi.
"Kami memandang SAF bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi solusi strategis untuk menggerakkan ekonomi sirkular. Indonesia memiliki potensi besar dari limbah minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO), dan Pertamina berkomitmen untuk memanfaatkannya menjadi energi bersih bernilai tinggi," ujar Wisnu dalam keterangan pers, Minggu (19/10/2025).
Pertamina Patra Niaga telah berhasil mengembangkan SAF yang memenuhi standar internasional yang ketat dan telah melewati serangkaian uji coba penerbangan yang sukses. Uji coba penerbangan yang dilakukan bersama Pelita Air menunjukkan bahwa SAF Pertamina dapat digunakan pada pesawat komersial tanpa memerlukan modifikasi signifikan pada mesin pesawat. Hasil uji coba juga menunjukkan performa yang stabil, aman, dan efisien, membuktikan potensi SAF sebagai bahan bakar alternatif yang layak untuk industri penerbangan.
Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025: Mempercepat Implementasi SAF di Indonesia
Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025 merupakan wujud komitmen Pertamina Patra Niaga untuk mempercepat implementasi SAF di Indonesia. Forum ini menghadirkan para pemangku kepentingan utama dari industri penerbangan, termasuk maskapai penerbangan, produsen pesawat, regulator pemerintah, penyedia teknologi, dan lembaga keuangan, untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan menjalin kolaborasi.
Forum ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan kesadaran tentang manfaat SAF dan potensinya untuk mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan.
- Memfasilitasi dialog antara para pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan dan peluang dalam pengembangan dan implementasi SAF.
- Mendorong kolaborasi antara industri, pemerintah, dan lembaga penelitian untuk mempercepat inovasi dan komersialisasi SAF.
- Mengidentifikasi kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan dan penggunaan SAF di Indonesia.
- Menarik investasi untuk mendukung pengembangan infrastruktur produksi dan distribusi SAF.
Kolaborasi Industri: Kunci Keberhasilan Implementasi SAF
Pertamina Patra Niaga menyadari bahwa implementasi SAF yang sukses membutuhkan kolaborasi yang erat antara semua pemangku kepentingan di industri penerbangan. Forum ini menjadi platform untuk membangun kemitraan strategis dan memperkuat kerja sama antara perusahaan, pemerintah, dan lembaga penelitian.
Melalui kolaborasi, para pemangku kepentingan dapat berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman untuk mengatasi tantangan dan mempercepat adopsi SAF. Kolaborasi juga dapat membantu menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan industri SAF lokal, mulai dari pengumpulan bahan baku hingga produksi dan distribusi bahan bakar.
Potensi Ekonomi Sirkular dari UCO untuk Produksi SAF
Salah satu fokus utama Pertamina Patra Niaga adalah memanfaatkan limbah minyak jelantah (UCO) sebagai bahan baku untuk produksi SAF. UCO merupakan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, dengan teknologi yang tepat, UCO dapat diubah menjadi energi bersih bernilai tinggi, seperti SAF.
Pemanfaatan UCO untuk produksi SAF tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Dengan mengumpulkan UCO dari rumah tangga, restoran, dan industri makanan, Pertamina Patra Niaga dapat mengurangi limbah, menciptakan lapangan kerja baru, dan menghasilkan bahan bakar yang lebih bersih.
Uji Coba Penerbangan SAF Pertamina: Hasil Positif dan Potensi Skalabilitas
SAF yang dikembangkan oleh Pertamina Patra Niaga telah melewati fase uji coba penerbangan bersama Pelita Air dengan hasil yang sangat positif. Uji coba ini menunjukkan bahwa SAF Pertamina dapat digunakan pada pesawat komersial tanpa memerlukan modifikasi signifikan pada mesin pesawat.
Hasil uji coba juga menunjukkan performa yang stabil, aman, dan efisien, membuktikan potensi SAF sebagai bahan bakar alternatif yang layak untuk industri penerbangan. Uji coba ini merupakan langkah penting menuju komersialisasi SAF di Indonesia dan membuka jalan bagi penggunaan SAF yang lebih luas di masa depan.
Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan SAF di Indonesia
Meskipun SAF menawarkan potensi yang signifikan untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung keberlanjutan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mempercepat implementasinya di Indonesia. Tantangan-tantangan ini meliputi:
- Ketersediaan bahan baku: Memastikan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan dan terjangkau untuk produksi SAF.
- Teknologi: Mengembangkan dan mengadopsi teknologi yang efisien dan ekonomis untuk mengkonversi bahan baku menjadi SAF.
- Biaya produksi: Menurunkan biaya produksi SAF agar dapat bersaing dengan harga bahan bakar jet konvensional.
- Infrastruktur: Membangun infrastruktur produksi, distribusi, dan penyimpanan SAF yang memadai.
- Regulasi: Menerapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan dan penggunaan SAF.
Namun, di balik tantangan-tantangan ini, terdapat peluang besar untuk mengembangkan industri SAF di Indonesia. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, tenaga kerja yang terampil, dan pasar penerbangan yang berkembang pesat. Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri SAF global.
Komitmen Pertamina Patra Niaga untuk Masa Depan Penerbangan yang Lebih Hijau
Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan SAF, menjalin kemitraan strategis, dan mendukung kebijakan yang mendorong pengembangan dan penggunaan SAF di Indonesia. Perusahaan percaya bahwa dengan kolaborasi dan inovasi, Indonesia dapat mencapai masa depan penerbangan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Melalui Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025 dan inisiatif-inisiatif lainnya, Pertamina Patra Niaga berupaya untuk menjadi katalisator perubahan di sektor penerbangan Indonesia, mendorong adopsi SAF, dan berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan memerangi perubahan iklim. Dengan komitmen yang kuat dan visi yang jelas, Pertamina Patra Niaga siap memimpin transisi energi di sektor penerbangan dan mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.
