Kepanikan melanda pasar kripto. Investor yang membuka portofolio digital mereka baru-baru ini merasakan sentakan yang kurang menyenangkan. Penurunan tajam ini menjadi yang terburuk sejak kejatuhan FTX, dengan beberapa altcoin bahkan menembus titik terendah sebelumnya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut analis dan investor kripto Lark Davis, ada kekhawatiran bahwa penurunan ini bukan semata-mata berasal dari dinamika internal pasar kripto. Gejolak di bursa saham AS dan meningkatnya kekhawatiran seputar sektor kecerdasan buatan (AI) diduga turut memicu gelombang merah di pasar kripto. Korelasi erat antara kesehatan pasar kripto dan kinerja indeks saham utama seperti S&P 500 memunculkan pertanyaan: apakah kejatuhan kripto saat ini hanyalah efek samping dari pasar ekuitas yang sedang bergejolak?
Tekanan dari S&P 500: Level Kritis yang Wajib Diperhatikan
Also Read
Lark Davis menyoroti level penting pada indeks S&P 500, yaitu di sekitar 6.550. Jika indeks ini mampu bertahan di atas level tersebut, peluang untuk rebound dan pembentukan posisi yang lebih tinggi masih terbuka lebar. Namun, jika level ini ditembus, pasar berpotensi memasuki fase yang lebih dalam dan menakutkan, membuat para pelaku pasar bertanya-tanya tentang seberapa jauh penurunan akan berlanjut.
Analisis teknikal pada timeframe mingguan menunjukkan pola yang familiar: tiga langkah naik, satu langkah mundur. Dalam kondisi normal, pola ini mengindikasikan optimisme jangka panjang. Akan tetapi, kemunculan pola lower low baru memicu kekhawatiran. Garis tren besar yang terbentuk sejak era COVID hingga dasar tahun 2022 kini berada di sekitar 5.050. Jika indeks S&P 500 jatuh hingga level ini, prospek pasar secara keseluruhan bisa menjadi jauh lebih suram.
Situasi diperburuk oleh divergensi bearish pada Relative Strength Index (RSI) dan persilangan Moving Average Convergence Divergence (MACD) mingguan yang mengarah ke bawah. Meskipun sinyal-sinyal ini tidak secara otomatis berarti bahwa bursa akan memasuki bear market yang berkepanjangan, biasanya mereka membuka peluang untuk koreksi yang lebih dalam.
Kub Bears: Dari Michael Burry hingga Peter Schiff
Selain analisis teknikal, Lark Davis juga merangkum pandangan dari sejumlah ahli pasar yang berada di kubu bearish. Salah satunya adalah Michael Burry, tokoh yang terkenal karena berhasil memprediksi krisis subprime mortgage pada tahun 2008. Burry berpendapat bahwa pasar AI saat ini menyerupai gelembung besar yang ditopang oleh praktik akuntansi yang terlalu optimis.
Perusahaan teknologi besar memperpanjang umur penggunaan server GPU dari dua atau tiga tahun menjadi lima hingga enam tahun. Burry berpendapat bahwa praktik ini membuat laba tampak lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Selain itu, model bisnis AI dinilai belum menghasilkan keuntungan yang signifikan. CEO Palantir, Alex Karp, secara terbuka menyebut pandangan Burry sebagai sesuatu yang "terlalu gila," yang menggarisbawahi perbedaan pendapat yang tajam di dalam industri.
Analis pasar Mike McGlone juga menyampaikan nada yang pesimistis. Ia mengingatkan tentang risiko mean reversion, yaitu kecenderungan harga untuk kembali ke rata-rata historis. McGlone berpendapat bahwa aset finansial, termasuk kripto, saat ini berada di atas kisaran wajarnya. Kelemahan di sektor komoditas, seperti emas, minyak, dan tembaga, juga menjadi sinyal tambahan bahwa pasar mungkin akan bergerak turun.
Peter Schiff, seorang ekonom dan kritikus pasar yang terkenal, tidak pernah lelah memperingatkan bahwa pasar AS sedang berada dalam gelembung yang disebabkan oleh inflasi dan demam AI. Bagi Schiff, reli panjang saham lebih terlihat seperti "pesta" yang sewaktu-waktu bisa berhenti mendadak.
Kub Bulls: Optimisme Masih Memiliki Ruang untuk Bertahan
Meskipun kubu bearish cukup vokal, Lark Davis juga menyoroti pandangan dari kelompok bullish. Salah satu tokoh yang paling menonjol adalah Tom Lee, seorang analis yang dikenal karena sejumlah prediksi yang akurat dalam beberapa tahun terakhir.
Lee masih mempertahankan pandangan positif terhadap saham hingga akhir tahun, terutama dengan harapan pemotongan suku bunga pada bulan Desember dan dibukanya kembali pemerintahan AS setelah sempat terkendala pendanaan. Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Lee mengatakan bahwa jika pasar saham menguat, peluang Bitcoin untuk mencapai level tertinggi baru juga akan meningkat.
Jurrien Timmer, Director of Global Macro di Fidelity, juga memberikan pandangan yang menarik. Meskipun tidak seoptimistis dulu, Timmer menegaskan bahwa valuasi saham saat ini belum berada di wilayah gelembung ekstrem. Menurutnya, dibutuhkan kenaikan yang jauh lebih besar untuk mencapai kondisi yang benar-benar mengkhawatirkan.
James Thorne dari Wellington Atlas berpendapat bahwa investasi AI saat ini masih jauh dari level gelembung. Ia bahkan meyakini bahwa manfaat jangka panjang AI akan jauh melebihi modal yang sudah diinvestasikan sejauh ini. Thorne juga membuka pandangan positif terhadap Bitcoin dan mendorong investor untuk mempertimbangkan akumulasi saat harga melemah.
Dengan begitu banyaknya pandangan yang saling bertentangan, publik kini dihadapkan pada satu pertanyaan besar: apakah valuasi AI telah melewati batas wajar atau belum? Jika jawabannya condong ke "ya," maka koreksi di saham AS bisa semakin dalam, yang pada akhirnya menyeret pasar kripto. Akan tetapi, jika kubu bullish benar, pasar saat ini mungkin hanya sedang mengambil napas sebelum berlari lagi.
Korelasi dengan Bursa Saham AS: Analisis Mendalam
Keterkaitan antara pasar kripto dan bursa saham AS, khususnya S&P 500, semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir. Investor institusional yang semakin banyak berinvestasi di kedua pasar ini menjadi salah satu faktor utama di balik korelasi ini. Sentimen risiko (risk-on/risk-off) juga memainkan peran penting. Ketika investor merasa optimis tentang prospek ekonomi, mereka cenderung mengalokasikan modal ke aset-aset berisiko seperti saham dan kripto. Sebaliknya, ketika kekhawatiran meningkat, mereka cenderung beralih ke aset-aset safe-haven seperti obligasi pemerintah dan emas.
Dampak Sektor AI: Lebih dari Sekadar Hype?
Sektor AI telah menjadi pusat perhatian investor dalam beberapa bulan terakhir. Kemajuan pesat dalam teknologi AI, khususnya model bahasa besar (LLM), telah memicu ekspektasi tinggi tentang potensi pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pengembangan dan penerapan AI. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa hype seputar AI mungkin telah melampaui fundamental, dan bahwa valuasi perusahaan-perusahaan AI mungkin terlalu tinggi. Koreksi di sektor AI dapat berdampak negatif pada pasar saham secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat menyeret pasar kripto.
Strategi Menghadapi Volatilitas Pasar Kripto
Volatilitas adalah ciri khas pasar kripto. Investor perlu memiliki strategi yang jelas untuk menghadapi fluktuasi harga yang ekstrem. Berikut adalah beberapa tips:
- Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Diversifikasi portofolio dengan berinvestasi di berbagai jenis aset, termasuk saham, obligasi, komoditas, dan kripto.
- Rencanakan Investasi Jangka Panjang: Jangan terpancing untuk membeli dan menjual aset berdasarkan pergerakan harga jangka pendek. Fokus pada investasi jangka panjang dan tahan godaan untuk melakukan trading berdasarkan emosi.
- Gunakan Dollar-Cost Averaging (DCA): DCA adalah strategi investasi di mana Anda menginvestasikan sejumlah uang secara berkala, tanpa memperhatikan harga aset. Strategi ini membantu mengurangi dampak volatilitas pasar pada portofolio Anda.
- Lakukan Riset Mendalam: Sebelum berinvestasi di aset kripto apa pun, lakukan riset mendalam tentang proyek tersebut, tim pengembang, dan potensi pertumbuhan jangka panjangnya.
- Kelola Risiko dengan Bijak: Gunakan stop-loss order untuk membatasi potensi kerugian. Jangan berinvestasi lebih dari yang Anda mampu kehilangan.
Lebih lanjut, Davis dalam videonya mengingatkan bahwa bagi investor jangka panjang, volatilitas seperti ini bukanlah sesuatu yang baru. Pasar cenderung memberikan keuntungan lebih besar kepada mereka yang sabar dan konsisten. MediaNganjuk.com menyarankan untuk tetap tenang dan fokus pada strategi investasi jangka panjang Anda.
Itulah rangkuman berita kripto hari ini yang bisa kamu simak untuk mengikuti perkembangan dunia aset digital dan teknologi blockchain. Tetap pantau MediaNganjuk.com untuk update terbaru seputar pasar kripto, berita bitcoin, hingga panduan belajar crypto untuk kamu yang masih pemula. [st]
Disclaimer: Konten di MediaNganjuk.com hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca. Selalu lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.















