Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Jakarta Selatan (Jaksel) secara tegas meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengkaji ulang rencana relokasi Pasar Barito, sebuah pasar hewan dan burung yang telah menjadi ikon dan destinasi wisata di Jakarta Selatan sejak tahun 1970-an. Ketua DPD Partai Perindo Jakarta Selatan, Teuku Muhammad Zaky Barrun, menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait dampak relokasi ini terhadap keberlangsungan pasar sebagai bagian dari warisan budaya dan sumber pendapatan masyarakat setempat.
Pasar Barito, yang terletak di kawasan strategis Jakarta Selatan, telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan hewan peliharaan, burung, dan berbagai perlengkapan pendukungnya. Keberadaannya bukan hanya sekadar tempat transaksi jual beli, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial, tempat berkumpulnya para pecinta hewan, dan daya tarik wisata yang unik bagi kota Jakarta. Pasar ini memiliki nilai sejarah yang kuat, diresmikan pada tahun 1970 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, yang dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap pelestarian budaya dan pengembangan sektor informal.
Teuku Barrun menekankan bahwa Pasar Barito merupakan bagian tak terpisahkan dari kearifan lokal Jakarta Selatan. Pasar ini bukan hanya sekadar tempat berdagang, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya, tradisi, dan pengetahuan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Relokasi pasar, menurutnya, akan menghilangkan identitas dan karakteristik unik yang telah melekat pada Pasar Barito selama puluhan tahun.
Also Read
"Kami sangat menyesalkan rencana relokasi Pasar Hewan Barito. Pasar ini bukan hanya sekadar tempat berdagang, tetapi juga merupakan destinasi wisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Pasar Barito adalah bagian dari kearifan lokal Jakarta Selatan yang harus kita lestarikan," ujar Teuku Barrun dengan nada prihatin.
Rencana relokasi Pasar Barito merupakan bagian dari proyek ambisius Pemprov DKI Jakarta untuk menggabungkan tiga taman yang berdekatan, yaitu Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser, menjadi sebuah kawasan terpadu yang diberi nama Taman Bendera Pusaka. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan ruang terbuka hijau yang lebih luas dan modern, serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Jakarta Selatan.
Namun, rencana ini menuai kritik dan penolakan dari berbagai pihak, terutama dari para pedagang Pasar Barito dan masyarakat yang merasa kehilangan ikon budaya dan sumber pendapatan. Mereka khawatir relokasi akan berdampak negatif terhadap mata pencaharian mereka dan menghilangkan identitas unik Pasar Barito sebagai pusat perdagangan hewan peliharaan dan burung.
Menurut data yang ada, Pasar Barito saat ini menampung sekitar 118 pedagang yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas perdagangan di pasar tersebut. Relokasi ke Sentra Fauna dan Pusat Kuliner Lenteng Agung, yang terletak cukup jauh dari lokasi Pasar Barito saat ini, dikhawatirkan akan mengurangi jumlah pengunjung dan berdampak signifikan terhadap pendapatan para pedagang.
Teuku Barrun menyatakan bahwa Partai Perindo Jakarta Selatan sangat memahami tujuan baik dari proyek Taman Bendera Pusaka, namun ia menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan budaya dari relokasi Pasar Barito. Ia meminta Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan kajian ulang yang komprehensif, melibatkan partisipasi aktif dari para pedagang, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya.
"Kami mendukung upaya Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan menciptakan ruang terbuka hijau yang lebih baik. Namun, kami juga mengingatkan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan budaya dari setiap kebijakan yang diambil. Relokasi Pasar Barito harus dikaji ulang secara mendalam, dengan melibatkan partisipasi aktif dari para pedagang dan masyarakat," tegas Teuku Barrun.
Partai Perindo Jakarta Selatan mengusulkan beberapa alternatif solusi yang dapat dipertimbangkan oleh Pemprov DKI Jakarta, antara lain:
- Revitalisasi Pasar Barito: Melakukan revitalisasi Pasar Barito dengan memperbaiki fasilitas, meningkatkan kebersihan, dan menata kembali tata letak pedagang, tanpa harus merelokasi pasar ke lokasi yang baru. Revitalisasi ini dapat dilakukan secara bertahap, dengan tetap memperhatikan aktivitas perdagangan di pasar.
- Integrasi Pasar Barito ke dalam Taman Bendera Pusaka: Mengintegrasikan Pasar Barito ke dalam konsep Taman Bendera Pusaka, dengan tetap mempertahankan identitas dan karakteristik unik pasar. Pasar Barito dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata di Taman Bendera Pusaka, sehingga tetap dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para pedagang.
- Relokasi yang Terencana dan Terukur: Jika relokasi tidak dapat dihindari, maka relokasi harus dilakukan secara terencana dan terukur, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan para pedagang. Lokasi relokasi harus strategis, mudah diakses oleh pengunjung, dan memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung seluruh pedagang.
Partai Perindo Jakarta Selatan berharap Pemprov DKI Jakarta dapat mempertimbangkan usulan-usulan ini secara serius, dan mengambil keputusan yang terbaik bagi seluruh pihak. Partai Perindo Jakarta Selatan siap untuk berdialog dan berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mencari solusi yang win-win solution bagi semua pihak.
Teuku Barrun juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Jakarta Selatan, khususnya para pecinta hewan dan pengunjung setia Pasar Barito, untuk memberikan dukungan dan masukan konstruktif kepada Pemprov DKI Jakarta terkait rencana relokasi ini. Ia berharap suara masyarakat dapat didengar dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
"Kami mengajak seluruh masyarakat Jakarta Selatan untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan Pasar Barito sebagai bagian dari warisan budaya dan identitas kota Jakarta. Mari kita berikan dukungan dan masukan konstruktif kepada Pemprov DKI Jakarta, agar keputusan yang diambil dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat," pungkas Teuku Barrun.
Dengan adanya permintaan dari Partai Perindo Jakarta Selatan, diharapkan Pemprov DKI Jakarta dapat lebih berhati-hati dan mempertimbangkan kembali rencana relokasi Pasar Barito. Pasar Barito bukan hanya sekadar tempat berdagang, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah, budaya, dan identitas Jakarta Selatan yang harus dilestarikan. Keberadaan pasar ini memiliki nilai ekonomi, sosial, dan budaya yang penting bagi masyarakat setempat, dan relokasi yang tidak terencana dapat berdampak negatif terhadap keberlangsungan pasar dan mata pencaharian para pedagang. Oleh karena itu, kajian ulang yang komprehensif dan partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait sangat penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi seluruh masyarakat.












