Operasi "Pedang Tersembunyi": Ratusan Agen Mossad Dikerahkan di Iran untuk Sabotase Program Nuklir dan Pertahanan Udara
Sebuah laporan investigasi eksklusif yang ditayangkan oleh Channel 13 Israel mengungkap operasi rahasia yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Mossad, badan intelijen Israel, di wilayah Iran. Operasi ini, yang diberi nama sandi "Pedang Tersembunyi," melibatkan pengerahan sekitar 100 agen asing terlatih khusus di berbagai lokasi strategis di seluruh Iran menjelang dimulainya perang 12 hari pada bulan Juni (tahun tidak disebutkan dalam artikel asli, tetapi diasumsikan sebagai tahun terkini). Tujuan utama dari operasi ini adalah untuk menghancurkan sebanyak mungkin peluncur rudal dan sistem pertahanan udara Iran pada tahap awal perang, membuka jalan bagi superioritas udara Israel dan melumpuhkan kemampuan serangan balistik Iran.
Misi Berani di Balik Garis Musuh: Menanam dan Mengoperasikan Sistem Rudal Canggih
Also Read
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa para agen Mossad ini tidak hanya bertindak sebagai pengumpul informasi atau sabotase kecil-kecilan. Mereka ditugaskan untuk misi yang jauh lebih berani dan berisiko tinggi: menempatkan dan mengoperasikan sistem rudal berat yang telah diselundupkan ke Iran jauh sebelum dimulainya konflik. Sistem-sistem rudal ini, yang teknologinya dirahasiakan, kemudian digunakan untuk menargetkan secara presisi peluncur rudal balistik dan sistem rudal anti-pesawat milik Iran, memberikan keuntungan signifikan bagi militer Israel dalam kampanye udaranya.
Keberhasilan operasi ini bergantung pada beberapa faktor kunci, termasuk perencanaan yang matang, pelatihan intensif para agen, logistik yang kompleks untuk menyelundupkan peralatan militer canggih ke dalam Iran, dan kemampuan untuk beroperasi secara diam-diam di lingkungan yang sangat bermusuhan. Para agen harus mampu berbaur dengan penduduk setempat, menghindari deteksi oleh aparat keamanan Iran, dan berkomunikasi secara aman dengan markas Mossad di luar negeri.
Skala dan Kompleksitas yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya: Mengendalikan Persenjataan Canggih di Tanah Musuh
Operasi "Pedang Tersembunyi" digambarkan sebagai yang belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam skala maupun kompleksitasnya. Belum pernah sebelumnya begitu banyak agen diaktifkan dalam satu misi di wilayah musuh. Selain itu, operasi ini mengharuskan pemberian kendali atas sistem persenjataan canggih kepada pihak non-Israel, sebuah langkah yang membawa risiko besar tetapi dianggap perlu untuk mencapai tujuan strategis.
Laporan Channel 13 menyertakan wawancara eksklusif dengan tokoh-tokoh kunci dalam pemerintahan Israel pada saat itu, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar, dan Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi. Mereka memberikan rincian tentang perencanaan dan pelaksanaan serangan udara mendadak pada 13 Juni yang memicu perang, harapan bahwa Amerika Serikat akan turun tangan untuk membantu menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Fordo, upaya untuk mencari peluang membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan menggoyahkan rezim Teheran, serta upaya untuk membuat penduduk Teheran mengungsi dari ibu kota.
"Kita Harus Melakukannya": Tekad Israel untuk Mengamankan Dirinya Sendiri
Netanyahu mengenang saat ia memberi tahu Presiden AS Donald Trump tentang rencana operasi terhadap Iran. "Saya katakan kepadanya, ‘Kita harus melakukannya.’ Dan dia berkata, ‘Anda benar, ini harus dilakukan,’" kata Netanyahu.
Netanyahu menambahkan bahwa ia mengatakan kepada lembaga pertahanan Israel: "Kami akan menghancurkan proyek nuklir Iran sebaik mungkin. Kami tidak menunggu lampu hijau dari AS, dan terlebih lagi, tidak masalah jika mereka menolak." Pernyataan ini menggarisbawahi tekad Israel untuk mengambil tindakan sendiri untuk melindungi keamanan nasionalnya, bahkan jika itu berarti bertentangan dengan keinginan sekutu terdekatnya.
Kerahasiaan Mutlak: Menjaga Rahasia di Tengah Kehidupan Sehari-hari
Sejumlah menteri yang terlibat dalam perencanaan operasi membahas perlunya kerahasiaan mutlak menjelang serangan pembuka perang. Risiko kebocoran informasi sangat tinggi, dan setiap kesalahan dapat membahayakan operasi dan nyawa para agen di lapangan.
"Saya punya seorang teman yang putrinya seharusnya menikah minggu itu. Saya duduk dan membahas pernikahan itu meskipun saya tahu itu tidak akan terjadi," kata Sa’ar, menggambarkan betapa pentingnya untuk menjaga penampilan normal bahkan di tengah persiapan untuk perang.
Netanyahu, ketika ditanya apakah keluarganya sendiri tidak diberi tahu seperti keluarga menteri dan pejabat lainnya, mengingat putranya, Avner, akan menikah beberapa hari setelah perang dimulai, sedikit mengelak.
"Tentu saja istri saya tahu bahwa kami akan mengambil tindakan keamanan tertentu yang diperlukan. Dan dia bisa saja menebaknya, tetapi tidak ada yang tahu," katanya, menyiratkan bahwa bahkan orang-orang terdekatnya pun tidak sepenuhnya mengetahui rincian operasi tersebut.
Ancaman yang Berkembang: Mempersiapkan Diri untuk Masa Depan
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pada musim panas 2023 – bahkan sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober – angkatan udara membuka unit intelijen baru dengan pemahaman bahwa ancaman dari Iran perlu ditangani. Hal ini menunjukkan bahwa Israel telah lama menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir dan militer Iran, dan secara aktif mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi dan menanggapi potensi agresi.
Risiko dan Kekhawatiran: Konsekuensi dari Kegagalan
Serangan pembuka oleh IDF pada bulan Juni terjadi setelah dua serangan rudal dan pesawat tak berawak besar-besaran Iran terhadap Israel pada bulan-bulan sebelumnya dan intelijen yang dikatakan menunjukkan Teheran sedang mempercepat program nuklirnya. Keputusan untuk melancarkan serangan itu tidak diambil dengan mudah, dan ada risiko dan kekhawatiran yang signifikan yang terlibat.
Kepala operasi angkatan udara Brig. Jenderal Gilad Keinan mengatakan bahwa tentu saja ada kekhawatiran bahwa pilot Israel dapat terbunuh atau ditembak jatuh selama perang. Kegagalan dalam misi apa pun dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan, baik bagi para pilot maupun bagi keberhasilan keseluruhan kampanye militer.
Operasi "Pedang Tersembunyi": Warisan dan Implikasinya
Operasi "Pedang Tersembunyi" oleh Mossad merupakan contoh luar biasa dari keberanian, kecerdasan, dan tekad Israel untuk melindungi keamanan nasionalnya. Operasi ini menunjukkan kemampuan Israel untuk beroperasi secara efektif di wilayah musuh, mengumpulkan intelijen penting, dan melakukan sabotase yang tepat untuk melemahkan kemampuan musuh.
Namun, operasi ini juga menimbulkan pertanyaan penting tentang etika dan legalitas operasi intelijen rahasia di negara asing. Risiko eskalasi dan konsekuensi yang tidak diinginkan selalu ada, dan penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dengan cermat implikasi dari tindakan mereka sebelum mengambil tindakan.
Warisan Operasi "Pedang Tersembunyi" akan terus diperdebatkan dan dianalisis selama bertahun-tahun yang akan datang. Operasi ini berfungsi sebagai pengingat akan kompleksitas dan bahaya dunia intelijen, dan pentingnya kewaspadaan dan inovasi dalam menghadapi ancaman yang berkembang.
Laporan ini memberikan gambaran yang mendalam tentang operasi intelijen yang berani dan berisiko tinggi, yang menunjukkan kemampuan Mossad dan tekad Israel untuk melindungi diri dari ancaman eksistensial. Meskipun keberhasilan operasi ini tidak dapat disangkal, penting untuk mempertimbangkan implikasi etis dan legal dari operasi intelijen rahasia dan potensi konsekuensi yang tidak diinginkan.














