Media Nganjuk – Feby Novalius, Jurnalis – Minggu, 30 November 2025 | 06:10 WIB
Danantara akan mengawal proses akuisisi GoTo dan Grab. Namun, hal penting yang wajib diperhatikan adalah nasib driver dari kedua penyedia layanan transportasi online ini.
Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan komitmennya untuk menjaga kesejahteraan para pengemudi ojek online (ojol) dalam proses merger antara GoTo dan Grab. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran yang meluas mengenai potensi dampak penggabungan dua raksasa ride-hailing tersebut terhadap mata pencaharian para mitra pengemudi.
Also Read
"Kita ingin memastikan kesejahteraan mereka, justru itu yang paling utama," ujar Rosan, menekankan bahwa perlindungan terhadap kepentingan para driver ojol akan menjadi prioritas utama dalam pengawasan Danantara terhadap proses akuisisi ini.
Rosan menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait aksi korporasi yang akan menggabungkan perusahaan dalam negeri dengan perusahaan asing tersebut. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa telah ada permintaan dari GoTo terkait rencana keterlibatan Danantara dalam proses akuisisi ini. Keterlibatan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengawal proses merger agar memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak yang terlibat, termasuk para pengemudi ojol.
Sebelumnya, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, telah menyampaikan bahwa intervensi dalam aksi korporasi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab Holdings Ltd. akan tetap mempertimbangkan sisi komersial dan imbal hasil yang menarik. Hal ini mengindikasikan bahwa Danantara akan berupaya untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi dan sosial dalam proses merger ini.
Dampak Potensial Merger GoTo-Grab Bagi Driver Ojol: Analisis Mendalam
Merger antara GoTo dan Grab, jika terealisasi, akan menciptakan entitas bisnis raksasa yang mendominasi pasar ride-hailing dan layanan on-demand di Asia Tenggara. Hal ini tentu akan membawa dampak signifikan bagi berbagai pihak, termasuk para pengemudi ojol yang menjadi tulang punggung operasional kedua perusahaan.
Potensi Dampak Positif:
- Efisiensi Operasional dan Peningkatan Pendapatan: Merger dapat menghasilkan efisiensi operasional melalui penggabungan sumber daya dan infrastruktur. Hal ini berpotensi mengurangi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas perusahaan, yang pada akhirnya dapat mengarah pada peningkatan pendapatan bagi para pengemudi ojol.
- Jangkauan Pasar yang Lebih Luas: Entitas hasil merger akan memiliki jangkauan pasar yang lebih luas, mencakup lebih banyak kota dan wilayah. Hal ini dapat membuka peluang baru bagi para pengemudi ojol untuk mendapatkan lebih banyak order dan meningkatkan pendapatan mereka.
- Inovasi Layanan dan Fitur: Merger dapat mendorong inovasi layanan dan fitur baru yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan efisiensi operasional. Misalnya, pengembangan algoritma yang lebih canggih untuk mencocokkan pengemudi dengan penumpang, atau integrasi layanan baru seperti pengiriman barang atau makanan. Inovasi semacam ini dapat memberikan manfaat bagi para pengemudi ojol dalam bentuk peningkatan pendapatan dan kemudahan dalam bekerja.
- Skema Insentif yang Lebih Menarik: Dengan skala bisnis yang lebih besar, entitas hasil merger mungkin dapat menawarkan skema insentif yang lebih menarik bagi para pengemudi ojol. Hal ini dapat berupa bonus, komisi yang lebih tinggi, atau program loyalitas yang memberikan manfaat tambahan.
Potensi Dampak Negatif:
- Pengurangan Jumlah Driver: Merger dapat menyebabkan pengurangan jumlah driver karena perusahaan hasil merger mungkin akan melakukan efisiensi dengan mengurangi duplikasi peran dan sumber daya. Hal ini dapat menyebabkan persaingan yang lebih ketat di antara para driver yang tersisa dan menurunkan pendapatan mereka.
- Perubahan Skema Kompensasi: Perusahaan hasil merger mungkin akan mengubah skema kompensasi bagi para driver, yang berpotensi mengurangi pendapatan mereka. Misalnya, perusahaan dapat mengurangi tarif per kilometer, mengurangi bonus, atau meningkatkan biaya platform.
- Peningkatan Kontrol Perusahaan: Merger dapat meningkatkan kontrol perusahaan atas para driver, yang dapat mengurangi fleksibilitas dan otonomi mereka. Misalnya, perusahaan dapat memberlakukan aturan yang lebih ketat mengenai jam kerja, wilayah operasional, atau standar layanan.
- Hilangnya Persaingan: Merger dapat menghilangkan persaingan di pasar ride-hailing, yang dapat mengurangi insentif bagi perusahaan untuk memberikan layanan yang baik dan harga yang kompetitif bagi para driver.
Peran Danantara dalam Mengawal Proses Merger
Sebagai badan pengelola investasi negara, Danantara memiliki peran penting dalam mengawal proses merger antara GoTo dan Grab. Peran ini mencakup:
- Memastikan Keseimbangan Kepentingan: Danantara harus memastikan bahwa proses merger berjalan dengan mempertimbangkan keseimbangan kepentingan antara perusahaan, pengemudi ojol, konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan.
- Melindungi Hak-Hak Driver Ojol: Danantara harus memastikan bahwa hak-hak para driver ojol dilindungi dalam proses merger. Hal ini termasuk hak atas kompensasi yang adil, kondisi kerja yang layak, dan kesempatan untuk terus mendapatkan penghasilan.
- Mendorong Inovasi dan Persaingan: Danantara harus mendorong inovasi dan persaingan di pasar ride-hailing, meskipun setelah merger terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung perusahaan-perusahaan ride-hailing yang lebih kecil atau dengan mendorong pengembangan teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan.
- Memantau Dampak Merger: Danantara harus memantau dampak merger terhadap para driver ojol dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data, melakukan survei, dan berdialog dengan para pemangku kepentingan.
Rekomendasi Kebijakan untuk Melindungi Driver Ojol
Untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat positif dari merger GoTo-Grab bagi para driver ojol, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat. Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat dipertimbangkan meliputi:
- Regulasi yang Adil dan Transparan: Pemerintah perlu menyusun regulasi yang adil dan transparan untuk industri ride-hailing, yang mencakup ketentuan mengenai kompensasi, kondisi kerja, dan hak-hak para driver ojol.
- Pengawasan yang Efektif: Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaan regulasi ride-hailing, untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan ride-hailing mematuhi aturan dan melindungi hak-hak para driver ojol.
- Program Pelatihan dan Pengembangan: Pemerintah perlu menyediakan program pelatihan dan pengembangan bagi para driver ojol, untuk membantu mereka meningkatkan keterampilan dan daya saing mereka di pasar kerja.
- Jaring Pengaman Sosial: Pemerintah perlu menyediakan jaring pengaman sosial bagi para driver ojol yang kehilangan pekerjaan akibat merger, seperti program bantuan pengangguran atau program pelatihan ulang.
- Dialog dengan Pemangku Kepentingan: Pemerintah perlu terus berdialog dengan para pemangku kepentingan, termasuk perusahaan-perusahaan ride-hailing, para driver ojol, dan organisasi masyarakat sipil, untuk membahas isu-isu terkait industri ride-hailing dan mencari solusi yang terbaik.
Kesimpulan
Merger GoTo-Grab memiliki potensi untuk membawa dampak signifikan bagi para driver ojol. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat positif dari merger ini. Dengan regulasi yang adil, pengawasan yang efektif, program pelatihan dan pengembangan, jaring pengaman sosial, dan dialog dengan pemangku kepentingan, pemerintah dapat membantu memastikan bahwa para driver ojol tetap sejahtera dan memiliki kesempatan untuk terus mendapatkan penghasilan yang layak di era digital ini.
Kesejahteraan para driver ojol harus menjadi prioritas utama dalam setiap pertimbangan terkait merger ini. Mereka adalah garda depan dari industri ride-hailing, dan keberhasilan mereka berkontribusi langsung pada keberhasilan ekonomi digital Indonesia.











