Jakarta, Media Nganjuk – Kementerian Keuangan Republik Indonesia hari ini secara resmi membuka lelang untuk delapan seri Surat Utang Negara (SUN), sebuah langkah strategis untuk memenuhi sebagian target pembiayaan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025. Lelang ini diperkirakan akan menarik minat investor dengan total penawaran yang diproyeksikan mencapai antara Rp80 triliun hingga Rp110 triliun.
Target indikatif yang ditetapkan oleh pemerintah dalam lelang SUN kali ini adalah sebesar Rp27 triliun. Namun, pemerintah juga memberikan fleksibilitas dengan menetapkan target maksimal penawaran hingga 150% dari target indikatif, yang berarti potensi penyerapan dana bisa mencapai lebih dari Rp40 triliun. Langkah ini menunjukkan optimisme pemerintah terhadap kondisi pasar obligasi yang kondusif dan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
Delapan seri SUN yang ditawarkan dalam lelang ini terdiri dari berbagai tenor dan karakteristik, memberikan pilihan yang beragam bagi para investor sesuai dengan profil risiko dan preferensi investasi masing-masing. Dua seri di antaranya adalah Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SPN12251112 yang akan jatuh tempo pada 12 November 2025, dan SPN12260813 yang akan jatuh tempo pada 13 Agustus 2026. Kedua seri SPN ini ditawarkan dengan tingkat kupon diskonto, yang berarti investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih antara harga beli saat lelang dengan nilai nominal saat jatuh tempo.
Also Read
Sementara itu, enam seri lainnya adalah Obligasi Negara (ON) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) yang bervariasi. Seri-seri ON ini menawarkan tenor yang lebih panjang, mulai dari 5 tahun hingga 40 tahun, sehingga cocok bagi investor yang mencari pendapatan tetap dalam jangka waktu yang lebih lama. Seri-seri ON yang ditawarkan meliputi:
-
FR0109: Jatuh tempo pada 15 Maret 2031, dengan tingkat bunga tetap yang akan ditetapkan pada 12 Agustus 2025. Seri ini menawarkan tenor sekitar 5,5 tahun, menjadikannya pilihan yang menarik bagi investor yang mencari keseimbangan antara risiko dan imbal hasil.
-
FR0108: Jatuh tempo pada 15 April 2036, dengan kupon sebesar 6,5 persen. Seri ini menawarkan tenor sekitar 10,5 tahun, cocok bagi investor yang ingin mengunci tingkat imbal hasil yang menarik dalam jangka waktu menengah.
-
FR0106: Jatuh tempo pada 15 Agustus 2040, dengan kupon sebesar 7,125 persen. Seri ini menawarkan tenor sekitar 15 tahun, memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan pendapatan tetap yang stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang.
-
FR0107: Jatuh tempo pada 15 Agustus 2045, dengan kupon sebesar 7,125 persen. Seri ini menawarkan tenor sekitar 20 tahun, cocok bagi investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang dan menginginkan tingkat imbal hasil yang kompetitif.
-
FR0102: Jatuh tempo pada 15 Juli 2054, dengan kupon sebesar 6,875 persen. Seri ini menawarkan tenor sekitar 29 tahun, memberikan kesempatan bagi investor untuk berinvestasi dalam aset dengan durasi yang lebih panjang dan mendapatkan potensi capital gain yang signifikan.
-
FR0105: Jatuh tempo pada 15 Juli 2064, dengan kupon sebesar 6,875 persen. Seri ini menawarkan tenor yang paling panjang, yaitu sekitar 39 tahun, cocok bagi investor yang memiliki visi investasi jangka sangat panjang dan ingin memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade mendatang.
Proses lelang SUN ini dilakukan secara elektronik melalui sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Para peserta lelang dapat mengajukan penawaran secara kompetitif maupun non-kompetitif. Penawaran kompetitif memungkinkan peserta untuk menentukan sendiri tingkat imbal hasil yang mereka inginkan, sementara penawaran non-kompetitif akan dialokasikan sesuai dengan tingkat imbal hasil rata-rata yang terbentuk dalam lelang.
Peserta lelang SUN ini meliputi dealer utama, yaitu bank-bank besar nasional dan internasional yang telah ditunjuk oleh pemerintah, serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia. Kehadiran para dealer utama ini menjamin likuiditas pasar dan memastikan bahwa lelang dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Hasil lelang SUN ini akan disetorkan pada tanggal 14 Agustus 2025. Dana yang diperoleh dari lelang ini akan digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan dan kegiatan pemerintah yang telah dianggarkan dalam APBN 2025.
Menurut BNI Sekuritas, proyeksi total penawaran yang masuk (incoming bid) pada lelang SUN kali ini diperkirakan akan mencapai antara Rp80 triliun hingga Rp110 triliun. Proyeksi ini didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:
-
Kondisi Likuiditas Pasar yang Cukup Baik: Tingkat likuiditas di pasar keuangan Indonesia saat ini cukup tinggi, sehingga memberikan ruang bagi para investor untuk meningkatkan alokasi dana mereka ke instrumen obligasi pemerintah.
-
Tingkat Imbal Hasil SUN yang Menarik: Tingkat imbal hasil yang ditawarkan oleh seri-seri SUN yang dilelang kali ini dinilai cukup menarik dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, terutama dalam kondisi suku bunga global yang masih relatif rendah.
-
Sentimen Positif Terhadap Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan prospek yang cerah telah meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset-aset Indonesia, termasuk SUN.
-
Permintaan Domestik yang Kuat: Permintaan SUN dari investor domestik, seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, dan reksa dana, diperkirakan akan tetap kuat, terutama karena kebutuhan mereka untuk memenuhi kewajiban jangka panjang dan diversifikasi portofolio.
Lelang SUN ini merupakan salah satu instrumen penting bagi pemerintah untuk mengelola utang negara secara efisien dan efektif. Dengan menerbitkan SUN, pemerintah dapat memperoleh dana dengan biaya yang relatif rendah dan tenor yang sesuai dengan kebutuhan pembiayaan. Selain itu, SUN juga merupakan instrumen investasi yang aman dan likuid bagi para investor, sehingga dapat membantu mengembangkan pasar keuangan domestik.
Keberhasilan lelang SUN ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Dana yang diperoleh dari lelang ini akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur, program sosial, dan kegiatan pemerintah lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengurangi kesenjangan sosial.
Selain itu, lelang SUN yang sukses juga akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia dan kemampuan pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Hal ini akan berdampak positif bagi investasi asing, nilai tukar rupiah, dan stabilitas pasar keuangan.
Dengan demikian, lelang 8 seri Surat Utang Negara ini merupakan langkah strategis yang penting bagi pemerintah dan juga memberikan peluang investasi yang menarik bagi para investor. Diharapkan lelang ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.













