Layer 1 Aster vs Hyperliquid pada dasarnya adalah perbandingan antara blockchain yang mengutamakan privasi dengan blockchain yang dibangun untuk transparansi total.
Dalam dunia blockchain, dua nama yang makin sering dibicarakan para trader adalah Aster Chain dan Hyperliquid. Keduanya mengembangkan L1 yang berfokus pada ekosistem trading on-chain, tapi filosofi dan pendekatannya sangat berbeda.
Artikel ini membahas pengertian keduanya, kelebihan dan kekurangan, hingga perbandingan inti yang bisa membantu kamu menentukan mana yang paling sesuai untuk kebutuhanmu sebagai pengguna, trader, atau investor.
Also Read
Apa Itu Hyperliquid?
Hyperliquid adalah blockchain layer satu yang dibangun dari nol untuk menciptakan sistem keuangan fully onchain. Semua aktivitas trading mulai dari order hingga likuidasi diproses secara transparan, cepat, dan efisien melalui komponen seperti HyperCore dan HyperEVM.
Kelebihan Hyperliquid
Hyperliquid menawarkan performa tinggi yang memang ditujukan untuk aktivitas trading intensif. Blockchain ini sudah mendukung sekitar 200.000 order per detik, memanfaatkan konsensus HyperBFT yang memberikan one-block finality. Seluruh aktivitas perdagangan tercatat secara terbuka, menjadikannya sangat transparan, dan cocok untuk pengguna yang mengutamakan visibilitas penuh di jaringan. Ini adalah keunggulan utama Hyperliquid dalam hal kecepatan dan efisiensi.
Kekurangan Hyperliquid
Kekurangan utama Hyperliquid justru terletak pada transparansi itu sendiri. Karena buku pesanan (order book) sepenuhnya terbuka, strategi perdagangan tertentu, terutama milik trader profesional dan institusi bisa terekspos dan kehilangan keunggulan kompetitif. Transparansi ini bisa membuat strategi mereka mudah ditebak atau bahkan dieksploitasi pihak lain. Bagi trader yang mengutamakan kerahasiaan strategi, Hyperliquid mungkin bukan pilihan ideal.
Apa Itu Layer 1 Aster?
Aster L1 adalah blockchain baru yang dibangun untuk menghadirkan pengalaman trading ala centralized exchange (CEX) ke dalam ekosistem on-chain. Fokus utama mereka adalah privasi, kecepatan, dan pengalaman pengguna yang ramah trader profesional. Aster menargetkan Mainnet pada Q1 2026 untuk layer 1 mereka yang dinamakan Aster Chain. Pengembangan ini menjanjikan solusi inovatif bagi trader yang mencari privasi.
Kelebihan Aster L1
Aster hadir dengan pendekatan berbeda, yaitu adanya opsi privasi. Kamu bisa memilih apakah sinyal trading-mu ingin dibuka atau disembunyikan. Desainnya mirip dengan Zcash, tapi difokuskan untuk dunia perdagangan. Selain itu, gas fee diproyeksikan mendekati nol, dan performanya ditargetkan setara dengan CEX sehingga aktivitas seperti pembuatan order hingga pencocokan bisa berjalan sangat cepat. Kombinasi privasi dan efisiensi ini menjadikan Aster L1 sangat menarik.
Kekurangan Aster L1
Aster masih dalam tahap pembangunan, sehingga belum bisa diuji langsung oleh publik. Walaupun mereka menjanjikan kinerja tinggi, Aster juga mengakui bahwa saat ini mereka belum bisa menandingi performa database terpusat. Meski begitu, mereka percaya privasi adalah nilai tambah utama yang tidak dimiliki kebanyakan rantai lain. Ketidakpastian performa aktual menjadi risiko yang perlu dipertimbangkan.
Perbedaan Layer 1 Aster vs Hyperliquid
Sebelum kamu menentukan mana yang lebih cocok untuk kebutuhan trading atau investasi kamu, ada baiknya kita lihat dulu gambaran cepat perbedaan keduanya lewat tabel berikut.
| Fitur Perbandingan | Aster L1 (Aster Chain) | Hyperliquid (L1) |
|---|---|---|
| Fokus Utama | Privasi & opsi perlindungan sinyal trading | Transparansi total |
| Filosofi Desain | Membawa pengalaman CEX ke blockchain dengan privasi | Membangun sistem keuangan fully onchain |
| Status Proyek | Mainnet target Q1 2026 | Sudah live |
| Transparansi | Bisa memilih transaksi privat | Semua order & posisi terlihat publik |
| Performa | Diproyeksikan setara CEX | ±200.000 order/second, one-block finality |
| Biaya Gas | Gas hampir nol (≈ zero) | Tidak disebutkan spesifik |
| Ekosistem | On-chain embedded orderbook logic | HyperCore + HyperEVM |
| Target Pengguna | Trader yang membutuhkan privasi & strategi tertutup | Trader yang suka transparansi & kecepatan |
| Tokenomics | $ASTER akan dipakai untuk staking & governance | Smart contract & likuiditas open |
Sekarang setelah kamu melihat perbandingan dasarnya, mari kita bahas lebih dalam lagi apa saja perbedaan utama antara Layer 1 Aster dan Hyperliquid supaya kamu bisa memahami konteks besar di balik teknologinya.
1. Fokus Transparansi vs Privasi
Perbedaan paling besar antara Aster Chain dan Hyperliquid ada pada pendekatan mereka terhadap transparansi. Hyperliquid dibangun sebagai sistem keuangan yang sepenuhnya onchain dan terbuka, di mana setiap order, pembatalan, hingga posisi trader bisa dilihat publik. Transparansi ini membuat pasar berjalan sangat jelas dan terpantau, tetapi bagi sebagian trader profesional, justru bisa menjadi celah karena strategi mereka mudah terbaca pihak lain.
Aster mengambil pendekatan yang berbeda dengan menjadikan privasi sebagai nilai inti. Platform ini memberi opsi bagi pengguna untuk menyembunyikan sinyal perdagangan tertentu, sehingga strategi mereka tetap aman. Pendekatan ini mirip seperti Zcash, yang memungkinkan transaksi terlindungi tanpa mengganggu pengalaman trading. Buat trader institusional, privasi ini bisa menjadi alasan kuat memilih Aster dibanding Hyperliquid. Privasi yang ditawarkan Aster adalah nilai jual yang signifikan.
2. Kinerja dan Tujuan Desain
Hyperliquid dirancang dari awal sebagai L1 berperforma tinggi. Dengan HyperCore dan mekanisme HyperBFT, blockchain ini mampu memproses hingga 200.000 order per detik dengan finalitas satu blok. Pendekatan ini membuat Hyperliquid sangat cocok untuk eksekusi cepat dan volume perdagangan yang masif. Kinerja tinggi ini menjamin pengalaman trading yang responsif dan efisien.
Di sisi lain, Aster menyadari bahwa menandingi kecepatan database tersentralisasi bukanlah prioritas utama saat ini. Fokus mereka adalah memberikan nilai tambah berupa privasi, sambil memastikan performa yang cukup cepat dan stabil untuk menyaingi pengalaman trading di CEX. Bagi Aster, bukan soal menjadi yang tercepat, melainkan menjadi yang paling relevan bagi trader yang membutuhkan ruang manuver lebih aman. Prioritas Aster pada privasi tidak berarti mengabaikan kinerja.
3. Logika Orderbook
Keduanya sama-sama mengadopsi orderbook onchain, tetapi cara implementasinya berbeda. Hyperliquid menggunakan HyperCore yang mengelola orderbook perpetual dan spot sepenuhnya onchain, sehingga seluruh aktivitas perdagangan transparan dan tercatat langsung di blockchain.
Aster justru membangun orderbook yang tertanam langsung di layer 1 mereka, mulai dari pembuatan order, pencocokan, hingga pembatalan dilakukan pada level protokol. Pendekatan ini memungkinkan Aster mengoptimalkan mekanisme orderbook sesuai kebutuhan privasi dan efisiensi mereka. Hasilnya, Aster bisa menawarkan pengalaman yang lebih mirip CEX tetapi dengan kontrol privasi yang jauh lebih kuat. Integrasi orderbook langsung ke layer 1 memberikan Aster fleksibilitas yang lebih besar.
4. Utilitas Token
Untuk Hyperliquid, utilitas token lebih berfokus pada dukungan kontrak pintar dan pemanfaatan likuiditas dalam ekosistem HyperEVM. Sementara Aster mengambil pendekatan berbeda, begitu L1 mereka rilis, token $ASTER akan diperluas fungsinya menjadi alat staking, tata kelola, serta potensi pembagian reward bagi delegator. Pendekatan ini membuat komunitas menjadi bagian langsung dari mekanisme keamanan jaringan. Keterlibatan komunitas melalui token $ASTER akan memperkuat ekosistem Aster.
Selain itu, fitur seperti buyback Aster akan dipindahkan ke L1 agar prosesnya lebih transparan, mudah diverifikasi publik, dan bebas dari risiko front-running. Pada akhirnya, Aster ingin utilitas tokennya bukan hanya simbolis, tetapi punya peran nyata dalam menjaga ekosistem dan insentif para pemilik token. Utilitas token yang kuat akan mendorong adopsi dan pertumbuhan Aster.
Mana yang Lebih Cocok buat Kamu?
Perbandingan layer 1 Aster vs Hyperliquid menunjukkan dua arah yang berbeda dalam membangun ekosistem trading on-chain.
Kalau kamu butuh transparansi penuh, kecepatan ekstrem, dan platform yang sudah terbukti, Hyperliquid bisa jadi pilihan terbaik. Hyperliquid cocok untuk trader yang mengutamakan performa dan visibilitas pasar.
Tapi kalau kamu membutuhkan privasi, perlindungan strategi, dan pengalaman trading yang terasa seperti CEX namun tetap on-chain, Aster L1 adalah proyek yang patut kamu pantau menjelang Mainnet. Aster L1 menjanjikan solusi bagi trader yang mencari lingkungan trading yang lebih aman dan pribadi.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang crypto dan blockchain, kunjungi Media Nganjuk. Dapatkan berita terbaru dan analisis mendalam tentang tren pasar terkini. Media Nganjuk adalah sumber informasi terpercaya untuk komunitas crypto di Indonesia.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi dalam cryptocurrency.















