KPAI Minta Game Kekerasan Diblokir, Praktisi: Aktivitas Digital Anak Harus Diawasi

Media Nganjuk

KPAI Minta Game Kekerasan Diblokir, Praktisi: Aktivitas Digital Anak Harus Diawasi

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali menyuarakan keprihatinannya terhadap maraknya game online yang mengandung unsur kekerasan dan dampaknya terhadap perkembangan anak-anak. Permintaan pemblokiran game-game tersebut didasari oleh kekhawatiran akan potensi peniruan perilaku agresif dan normalisasi kekerasan di kalangan generasi muda. Sementara itu, praktisi komunikasi Desi Natalia menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam mengawasi dan mendampingi aktivitas digital anak, serta mengembangkan minat dan bakat positif sebagai alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat.

KPAI telah lama menjadi garda terdepan dalam melindungi anak-anak dari berbagai konten negatif di dunia maya. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari advokasi kepada pemerintah untuk memperketat regulasi, sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya konten negatif, hingga pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban. Permintaan pemblokiran game kekerasan bukanlah hal baru, melainkan kelanjutan dari komitmen KPAI untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak.

Desi Natalia, seorang praktisi komunikasi yang juga aktif dalam isu-isu perlindungan anak, mendukung penuh langkah yang diambil oleh KPAI. Menurutnya, pemblokiran game kekerasan adalah langkah penting, namun tidak cukup untuk mengatasi masalah yang lebih kompleks. Ia menekankan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam membentuk karakter dan perilaku anak, terutama di era digital yang penuh dengan tantangan.

"Saya mendukung sikap KPAI tersebut, tapi yang juga penting adalah mendorong orang tua untuk lebih proaktif dalam mendampingi dan mengawasi aktivitas digital anak demi memastikan mereka terlindungi dari konten yang tidak sesuai," ujar Desi Natalia. Ia menambahkan bahwa orang tua perlu memahami bahwa dunia digital adalah bagian dari kehidupan anak-anak mereka, dan bukan sesuatu yang harus dihindari atau ditakuti.

Pengawasan yang dimaksud oleh Desi Natalia bukanlah bentuk kontrol yang berlebihan yang dapat membatasi kreativitas dan kebebasan anak. Sebaliknya, pengawasan yang efektif adalah pengawasan yang didasari oleh komunikasi yang baik, pemahaman yang mendalam, dan kepercayaan yang kuat antara orang tua dan anak.

Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah mencari tahu jenis game online yang dimainkan oleh anak mereka. Pahami alur permainannya, fitur komunikasi yang ada, dan rating usia yang ditetapkan. Informasi ini akan membantu orang tua untuk menilai apakah game tersebut sesuai dengan usia dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada anak.

Selain itu, orang tua juga perlu menerapkan batasan waktu bermain game. Jadwal yang jelas untuk waktu bermain game akan membantu anak untuk mengatur waktu mereka dengan lebih baik, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar, bersosialisasi, atau waktu tidur. Penting untuk diingat bahwa bermain game yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental anak.

Lebih dari sekadar pengawasan, Desi Natalia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengembangkan minat dan bakat positif anak. Ajak anak untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat mereka, seperti olahraga, seni, musik, atau kegiatan sosial lainnya. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya akan mengisi waktu luang anak dengan kegiatan yang positif, tetapi juga membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan, membangun kepercayaan diri, dan memperluas jaringan sosial.

"Jangan biarkan anak hanya terpaku pada layar gadget. Ajak mereka untuk berinteraksi dengan dunia nyata, mengembangkan minat dan bakat mereka, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar mereka," tegas Desi Natalia.

Dosen Luar Biasa UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto ini juga mengingatkan orang tua untuk menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka dalam penggunaan teknologi digital. Orang tua perlu menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi digital secara bijak dan bertanggung jawab, serta menghindari perilaku yang dapat ditiru oleh anak-anak mereka, seperti bermain game secara berlebihan atau menyebarkan informasi yang tidak benar.

Penting untuk diingat bahwa mendampingi anak di era digital adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Orang tua perlu terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, serta membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak-anak mereka. Dengan demikian, orang tua dapat membantu anak-anak mereka untuk tumbuh menjadi generasi muda yang cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab di era digital.

Kasus-kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak sebagai pelaku maupun korban seringkali dikaitkan dengan pengaruh game online yang mengandung unsur kekerasan. Meskipun tidak semua anak yang bermain game kekerasan akan menjadi pelaku kekerasan, namun paparan terhadap konten kekerasan secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko terjadinya perilaku agresif dan desensitisasi terhadap kekerasan.

Oleh karena itu, KPAI dan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk menekan peredaran game online yang mengandung unsur kekerasan. Pemblokiran game-game tersebut diharapkan dapat mengurangi paparan anak-anak terhadap konten kekerasan dan mencegah terjadinya kasus-kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak.

Namun, pemblokiran game kekerasan bukanlah solusi tunggal. Perlu ada upaya yang lebih komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Pemerintah perlu memperketat regulasi dan pengawasan terhadap game online, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya konten negatif. Sekolah perlu memberikan pendidikan karakter dan pembentukan akhlak yang baik kepada siswa. Masyarakat perlu berperan aktif dalam mengawasi dan melaporkan konten negatif yang beredar di lingkungan sekitar.

Orang tua memiliki peran yang paling penting dalam melindungi anak-anak dari pengaruh negatif game online. Orang tua perlu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak mereka, memahami apa yang mereka lakukan di dunia maya, dan memberikan bimbingan yang tepat. Orang tua juga perlu menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka dalam penggunaan teknologi digital.

Dengan kerja sama dari semua pihak, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh menjadi generasi muda yang cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab, serta terhindar dari pengaruh negatif game online. Perlindungan anak adalah tanggung jawab kita bersama.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan aspek psikologis anak. Pembatasan yang terlalu ketat tanpa penjelasan yang memadai bisa memicu pemberontakan atau keinginan untuk menyembunyikan aktivitas online mereka. Komunikasi yang terbuka dan penjelasan yang rasional tentang alasan pembatasan akan lebih efektif.

Orang tua juga bisa memanfaatkan fitur-fitur keamanan yang tersedia pada perangkat dan platform game. Banyak game dan platform menyediakan fitur parental control yang memungkinkan orang tua untuk membatasi waktu bermain, memblokir konten yang tidak sesuai, dan memantau aktivitas anak.

Lebih jauh lagi, edukasi tentang literasi digital sangat penting. Ajarkan anak untuk membedakan informasi yang benar dan salah, mengenali potensi bahaya online, dan melindungi privasi mereka. Literasi digital bukan hanya tentang menggunakan teknologi, tetapi juga tentang memahami implikasi sosial dan etika dari penggunaan teknologi.

Terakhir, jangan lupakan pentingnya kegiatan offline. Dorong anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, seni, atau kegiatan sosial lainnya. Kegiatan offline membantu anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, membangun hubungan yang sehat, dan mengurangi ketergantungan pada dunia maya.

Dengan pendekatan yang holistik dan melibatkan semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan positif bagi anak-anak Indonesia.

KPAI Minta Game Kekerasan Diblokir, Praktisi: Aktivitas Digital Anak Harus Diawasi

Popular Post

Biodata

Profil Biodata Bidan Rita yang Viral Lengkap dengan Fakta Menariknya – Lagi Trending

MediaNganjuk.com – Jagat maya kembali dihebohkan dengan kemunculan sosok yang dikenal sebagai Bidan Rita. Dalam waktu singkat, namanya menjadi perbincangan ...

Biodata

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap: Umur, Asal, dan Nama Suami – Kisah Inspiratif yang Sedang Trending

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap, Umur, Asal dan Nama Suami Hidup seringkali menghadirkan tantangan tak terduga yang menguji kekuatan ...

Biodata

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik – Lagi Trending

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik **MediaNganjuk.com** – **Biodata Mister Aloy.** Bagi pengguna aktif TikTok ...

Berita

Saham DADA Berpeluang Tembus Rp230.000, Didorong Kabar Mega Akuisisi Vanguard

Saham PT Dada Indonesia Tbk (DADA) tengah menjadi primadona di pasar modal Indonesia, memicu spekulasi dan harapan baru di kalangan ...

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Berita

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat keekstreman yang mencengangkan mengguncang Australia. Seorang perempuan bernama Broadie McGugan menjadi korban ...

Berita

Superstar Knockout Digelar Besok, Sajikan 10 Laga Termasuk Duel El Rumi Vs Jefri Nichol

Jakarta, Indonesia – Pecinta olahraga adu jotos di Tanah Air bersiaplah! Ajang Superstar Knockout Vol.3: King of The Ring akan ...

Leave a Comment