
Kisah tentang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) yang memperlama sujudnya merupakan cerminan mendalam tentang rasa syukur, cinta, dan hubungan yang erat antara hamba dengan Sang Pencipta. Peristiwa ini, yang diriwayatkan oleh para sahabat, memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim merespons nikmat dan karunia Allah SWT. Sujud yang panjang itu bukan sekadar gerakan fisik, melainkan manifestasi dari hati yang dipenuhi rasa terima kasih yang tak terhingga.
Dalam riwayat tersebut, dikisahkan bahwa Rasulullah SAW melakukan sujud yang sangat lama, bahkan hampir menyamai durasi rukuknya. Hal ini tentu saja menimbulkan keheranan di kalangan para sahabat yang senantiasa mendampingi beliau. Abdurrahman bin Auf, salah seorang sahabat yang terkenal dengan kekayaan dan kedermawanannya, menjadi saksi mata peristiwa tersebut. Ia melihat Rasulullah SAW berjalan menuju tombaknya, kemudian masuk ke dalam masjid, menghadap kiblat, dan melakukan sujud yang begitu panjang.
Rasa ingin tahu Abdurrahman bin Auf tak tertahankan. Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan sujudnya, ia bertanya dengan penuh keheranan, "Wahai Rasulullah, engkau bersujud satu kali dengan sujud yang lama. Saking lamanya, sampai-sampai aku mengira bahwa Allah Ta’ala telah mencabut jiwamu." Pertanyaan ini mencerminkan betapa terkejutnya Abdurrahman bin Auf melihat sujud Rasulullah SAW yang tidak seperti biasanya.
Also Read
Rasulullah SAW dengan kelembutan dan kebijaksanaannya, menjawab pertanyaan Abdurrahman bin Auf. Beliau menjelaskan bahwa saat itu, Malaikat Jibril AS datang menemuinya. Jibril AS menyampaikan firman Allah SWT yang berkaitan dengan kedudukan Rasulullah SAW sebagai hamba dan utusan-Nya yang mulia.
Firman Allah SWT yang disampaikan oleh Jibril AS berbunyi, "Barang siapa berselawat kepadamu (Muhammad), Aku akan berselawat kepadanya. Barang siapa mengucapkan salam kepadamu, Aku akan mengucapkan salam kepadanya." Mendengar firman Allah SWT yang begitu agung dan penuh kemuliaan ini, Rasulullah SAW langsung bersujud sebagai ungkapan syukur yang mendalam kepada Allah SWT.
Sujud yang panjang itu adalah wujud konkret dari rasa syukur Rasulullah SAW atas karunia Allah SWT yang tak terhingga. Beliau bersyukur karena Allah SWT memberikan kemuliaan yang begitu besar kepada dirinya dan umatnya. Allah SWT tidak hanya membalas selawat dan salam yang diucapkan kepada Rasulullah SAW, tetapi juga memberikan balasan yang berlipat ganda kepada orang yang berselawat dan mengucapkan salam tersebut.
Kisah ini memberikan beberapa pelajaran penting bagi umat Islam. Pertama, pentingnya bersyukur atas segala nikmat dan karunia Allah SWT. Rasa syukur ini harus diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata, seperti menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Sujud adalah salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Kedua, keutamaan berselawat dan mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW. Selawat dan salam adalah bentuk cinta dan penghormatan kita kepada Rasulullah SAW. Dengan berselawat dan mengucapkan salam, kita berharap mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat. Selain itu, Allah SWT juga akan membalas selawat dan salam yang kita ucapkan dengan balasan yang berlipat ganda.
Ketiga, pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW. Rasulullah SAW adalah suri teladan terbaik bagi umat Islam. Beliau memiliki akhlak yang mulia, seperti jujur, amanah, sabar, dan pemaaf. Dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW, kita berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan dicintai oleh Allah SWT.
Kisah tentang Rasulullah SAW yang memperlama sujudnya juga mengajarkan kita tentang pentingnya merenungkan firman-firman Allah SWT. Ketika Jibril AS menyampaikan firman Allah SWT, Rasulullah SAW langsung merenungkannya dan memahami maknanya yang mendalam. Renungan ini kemudian mendorong beliau untuk bersujud sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.
Sebagai umat Islam, kita juga harus senantiasa merenungkan firman-firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dengan merenungkan firman Allah SWT, kita akan semakin memahami kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Selain itu, kita juga akan semakin termotivasi untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Rasulullah SAW selalu berinteraksi dengan para sahabatnya dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Beliau selalu mendengarkan keluh kesah para sahabatnya dan memberikan solusi yang terbaik. Dengan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, kita akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kedamaian.
Dalam konteks kehidupan modern saat ini, kisah tentang Rasulullah SAW yang memperlama sujudnya memiliki relevansi yang sangat besar. Di tengah kesibukan dan hiruk pikuk dunia, kita seringkali lupa untuk bersyukur atas segala nikmat dan karunia Allah SWT. Kita terlalu fokus pada urusan duniawi sehingga melupakan hak-hak Allah SWT.
Oleh karena itu, kisah ini menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT dalam segala kondisi. Kita harus menyempatkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, kita juga harus senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia.
Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam beribadah. Rasulullah SAW memperlama sujudnya sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang sabar dan tekun dalam beribadah. Sebagai umat Islam, kita juga harus meneladani kesabaran dan ketekunan Rasulullah SAW dalam beribadah.
Dalam menjalankan ibadah, kita tidak boleh merasa bosan atau jenuh. Kita harus senantiasa bersemangat dan berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Dengan kesabaran dan ketekunan, kita akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Sebagai penutup, kisah tentang Rasulullah SAW yang memperlama sujudnya adalah kisah yang penuh hikmah dan pelajaran berharga. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya bersyukur, berselawat, meneladani akhlak Rasulullah SAW, merenungkan firman Allah SWT, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, bersabar, dan tekun dalam beribadah. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita akan menjadi umat yang dicintai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
