Media Nganjuk – Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2025 resmi dibuka di Park Hyatt Jakarta. Rapimnas tahun ini bukan hanya menjadi forum konsolidasi, tetapi juga wadah untuk menyebarkan optimisme di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan. Kadin, sebagai representasi dunia usaha Indonesia, meyakini bahwa dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, target pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah sekadar mimpi di siang bolong, melainkan sebuah target realistis yang dapat dicapai. Optimisme ini didasarkan pada analisis mendalam terhadap potensi ekonomi domestik, serta kemampuan adaptasi sektor swasta dalam menghadapi dinamika pasar global yang semakin kompleks.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, dalam pidato pembukaannya, menekankan pentingnya sinergi antara dunia usaha dan pemerintah. Menurutnya, kolaborasi yang erat dan berkelanjutan adalah kunci untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas, yang pada gilirannya akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. "Jadi kita ingin menyebar optimisme. Optimisme di tengah tantangan yang begitu banyak, baik global maupun domestik, untuk bergotong royong memperluas lapangan kerja. Karena ujungnya itulah yang bisa meningkatkan perekonomian ke 5%, 6%, 7% dan 8%," ujar Anindya, Senin (1/12/2025). Pernyataan ini bukan hanya sekadar retorika, melainkan sebuah komitmen kuat dari Kadin untuk berperan aktif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta mendorong inovasi dan daya saing sektor swasta.
Lebih lanjut, Anindya menjelaskan bahwa Kadin memiliki visi yang jelas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kemandirian ekonomi. Ia meyakini bahwa dunia usaha saat ini memiliki kesempatan emas untuk berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan nasional. "Untuk teman-teman yang menjadi anggota Kadin, kita mesti berbangga karena kita mempunyai kesempatan untuk berkontribusi sangat besar, dan sangat dibutuhkan pada saat ini," lanjutnya. Kontribusi ini tidak hanya terbatas pada peningkatan produksi dan ekspor, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia, penerapan teknologi ramah lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Also Read
Dalam paparannya, Anindya juga menguraikan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yang terdiri dari konsumsi domestik, belanja pemerintah, investasi, dan perdagangan. Ia menyoroti bahwa konsumsi domestik menyumbang 57% dari PDB, sementara investasi berkontribusi 28%. "Jadi dua hal ini saja sudah 85%. Ini ada di pundak kita semua. Nah bagaimana kita menggerakkan bersama pemerintah, inilah esensi daripada hari ini," kata Anindya. Data ini menunjukkan bahwa sektor swasta memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, Kadin berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan konsumsi domestik melalui berbagai program promosi dan edukasi, serta menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Namun, untuk mencapai target pertumbuhan 8%, Kadin menyadari bahwa tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Kondisi ekonomi global yang tidak pasti, perubahan iklim, disrupsi teknologi, dan persaingan yang semakin ketat merupakan beberapa faktor yang perlu diantisipasi dan diatasi. Oleh karena itu, Kadin telah merumuskan sejumlah strategi dan program kerja yang komprehensif, yang mencakup berbagai aspek seperti peningkatan daya saing industri, pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan penyederhanaan regulasi.
Salah satu fokus utama Kadin adalah meningkatkan daya saing industri manufaktur. Sektor ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, namun masih menghadapi berbagai kendala seperti biaya produksi yang tinggi, teknologi yang kurang modern, dan ketergantungan pada impor bahan baku. Untuk mengatasi kendala-kendala ini, Kadin akan mendorong investasi di bidang riset dan pengembangan (R&D), penerapan teknologi otomasi dan digitalisasi, serta pengembangan rantai pasok yang efisien dan berkelanjutan. Selain itu, Kadin juga akan aktif mempromosikan produk-produk Indonesia di pasar global melalui berbagai kegiatan promosi dan pameran dagang.
Selain industri manufaktur, Kadin juga memberikan perhatian khusus pada sektor pertanian dan UMKM. Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, karena menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk dan menghasilkan bahan pangan yang penting. Namun, sektor ini masih menghadapi berbagai masalah seperti produktivitas yang rendah, akses terhadap teknologi dan pembiayaan yang terbatas, serta perubahan iklim yang semakin ekstrem. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, Kadin akan mendorong penerapan teknologi pertanian modern, memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani, serta memfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang terjangkau.
UMKM juga merupakan sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, karena menyerap tenaga kerja yang besar dan berkontribusi signifikan terhadap PDB. Namun, UMKM masih menghadapi berbagai kendala seperti modal yang terbatas, akses terhadap pasar yang sulit, dan kurangnya keterampilan manajemen. Untuk mengatasi kendala-kendala ini, Kadin akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM, memfasilitasi akses terhadap pembiayaan dan pasar, serta membantu UMKM dalam mengadopsi teknologi digital.
Pengembangan infrastruktur juga merupakan salah satu prioritas utama Kadin. Infrastruktur yang memadai merupakan prasyarat penting untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan menarik investasi. Oleh karena itu, Kadin akan terus mendorong pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan jaringan telekomunikasi. Selain itu, Kadin juga akan aktif berpartisipasi dalam proyek-proyek infrastruktur melalui skema kerjasama pemerintah dan swasta (PPP).
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga merupakan faktor kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. SDM yang berkualitas akan mampu mengadopsi teknologi baru, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan inovasi. Oleh karena itu, Kadin akan terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi, serta memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan siswa berprestasi. Selain itu, Kadin juga akan bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri.
Penyederhanaan regulasi juga merupakan salah satu agenda penting Kadin. Regulasi yang rumit dan birokratis dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Kadin akan terus mendorong pemerintah untuk menyederhanakan regulasi dan mengurangi birokrasi, serta menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Selain strategi-strategi di atas, Kadin juga akan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Kerjasama ini bertujuan untuk memperluas jaringan bisnis, meningkatkan akses terhadap pasar, dan berbagi pengalaman dan pengetahuan. Kadin akan aktif berpartisipasi dalam forum-forum internasional seperti World Economic Forum (WEF) dan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), serta menjalin kerjasama bilateral dengan negara-negara mitra.
Dengan strategi yang komprehensif dan kerjasama yang kuat, Kadin yakin bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% dapat dicapai. Namun, keberhasilan ini juga membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan media. Kadin mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu dan bekerja keras demi mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Optimisme Kadin ini bukan hanya sekadar harapan, melainkan sebuah keyakinan yang didasarkan pada potensi besar yang dimiliki Indonesia dan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa. Dengan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi, Indonesia pasti bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius ini.















