Jengkel dengan Polisi, Megawati: Fungsimu Mengayomi, Bukan Meleyat Meleyot

Media Nganjuk

Jengkel dengan Polisi, Megawati: Fungsimu Mengayomi, Bukan Meleyat Meleyot

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, baru-baru ini melontarkan kritik pedas terhadap institusi kepolisian di Indonesia. Dalam sebuah acara peresmian dan peluncuran buku, Megawati mengungkapkan kekesalannya terhadap kinerja polisi yang dinilai kurang mengayomi masyarakat. Pernyataan ini sontak menjadi sorotan publik dan memicu berbagai tanggapan dari berbagai kalangan.

Megawati, putri dari proklamator sekaligus presiden pertama Indonesia, Soekarno, dikenal sebagai tokoh politik yang vokal dan tidak ragu menyampaikan pendapatnya secara terbuka. Dalam pidatonya, ia menyinggung sejarah kelam yang pernah dialami ayahnya, Soekarno, yang dituduh berkhianat oleh negara melalui TAP MPR XXXIII/MPRS/1967. Megawati menilai tuduhan tersebut tidak masuk akal, mengingat Soekarno saat itu menjabat sebagai Presiden seumur hidup.

"Masa ngomong itu aja takut? Ngapain sih takut? Takut sama polisi?" ujar Megawati dengan nada bertanya kepada audiens yang hadir. Pertanyaan retoris ini menjadi jembatan bagi Megawati untuk menyampaikan unek-uneknya terhadap institusi kepolisian.

Megawati kemudian menjelaskan alasan di balik kritikannya terhadap polisi. Ia mengaku hanya ingin agar polisi menjalankan fungsinya dengan benar, yaitu mengayomi dan melindungi masyarakat. Ia merasa prihatin dengan kondisi kepolisian saat ini yang dinilai jauh dari harapan. "Kenapa saya menyinggung polisi? Karena saya berkeinginan juga Polisi itu mengayomi rakyatnya. Kalau sekarang kok kaya gini. Ya ngamuk lah saya," tegas Megawati.

Pernyataan Megawati ini mencerminkan kekecewaan sebagian masyarakat terhadap kinerja kepolisian. Beberapa waktu terakhir, citra kepolisian memang tercoreng akibat berbagai kasus yang melibatkan oknum polisi, mulai dari kasus korupsi, penyalahgunaan wewenang, hingga tindakan kekerasan. Hal ini tentu saja menggerus kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Megawati bukanlah tokoh pertama yang mengkritik kepolisian. Sebelumnya, berbagai elemen masyarakat, mulai dari aktivis, akademisi, hingga politisi, juga telah menyampaikan kritik serupa. Mereka menuntut adanya reformasi di tubuh kepolisian agar menjadi lebih profesional, transparan, dan akuntabel.

Kritik yang dilontarkan Megawati ini seharusnya menjadi momentum bagi kepolisian untuk berbenah diri. Kepolisian harus mampu merespons kritik tersebut dengan tindakan nyata, bukan hanya dengan janji-janji manis. Reformasi kepolisian harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari perubahan mentalitas anggota, peningkatan kualitas sumber daya manusia, hingga perbaikan sistem pengawasan.

Kepolisian harus menyadari bahwa fungsinya adalah melayani dan melindungi masyarakat, bukan sebaliknya. Polisi harus menjadi sahabat masyarakat, bukan menjadi momok yang menakutkan. Polisi harus mampu mengayomi masyarakat, bukan justru membuat masyarakat merasa tertekan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kepolisian harus membuka diri terhadap kritik dan saran dari masyarakat. Polisi harus membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi masyarakat, dan merespons keluhan masyarakat dengan cepat dan tepat.

Selain itu, kepolisian juga harus meningkatkan transparansi dalam setiap kegiatan operasionalnya. Masyarakat berhak tahu apa yang dilakukan polisi, bagaimana polisi bekerja, dan bagaimana polisi menggunakan anggaran negara. Dengan transparansi, masyarakat dapat ikut mengawasi kinerja kepolisian dan memberikan masukan yang konstruktif.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi kunci penting dalam reformasi kepolisian. Polisi harus memiliki kemampuan profesional yang tinggi, berintegritas, dan memiliki jiwa pengabdian yang tulus. Pendidikan dan pelatihan polisi harus ditingkatkan agar polisi mampu menghadapi berbagai tantangan tugas dengan baik.

Sistem pengawasan internal juga harus diperkuat untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran oleh anggota polisi. Pengawasan harus dilakukan secara ketat dan transparan, sehingga setiap pelanggaran dapat ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.

Reformasi kepolisian adalah tugas yang berat dan kompleks, namun bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Dengan kemauan yang kuat, kerja keras, dan dukungan dari semua pihak, kepolisian dapat menjadi institusi yang profesional, transparan, akuntabel, dan dicintai oleh masyarakat.

Pernyataan Megawati yang menyinggung polisi "meleyat-meleyot" menjadi viral di media sosial. Istilah "meleyat-meleyot" sendiri memiliki konotasi negatif yang menggambarkan sikap yang lemah, tidak berdaya, atau tidak bersemangat. Megawati mungkin menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kinerja polisi yang dinilai kurang tegas dan kurang responsif dalam menangani berbagai permasalahan di masyarakat.

Namun, penggunaan istilah "meleyat-meleyot" ini juga menuai kritik dari sebagian pihak. Mereka menilai bahwa istilah tersebut kurang pantas diucapkan oleh seorang tokoh sekelas Megawati, karena terkesan merendahkan dan tidak menghargai institusi kepolisian.

Terlepas dari kontroversi penggunaan istilah "meleyat-meleyot", pesan utama yang ingin disampaikan Megawati adalah bahwa kepolisian harus berbenah diri dan meningkatkan kinerjanya. Kepolisian harus mampu mengembalikan kepercayaan publik yang telah hilang akibat berbagai kasus yang melibatkan oknum polisi.

Kepolisian harus membuktikan bahwa mereka benar-benar hadir untuk melayani dan melindungi masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Kepolisian harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menegakkan hukum secara adil dan tanpa pandang bulu.

Dengan reformasi yang menyeluruh, kepolisian dapat menjadi institusi yang profesional, transparan, akuntabel, dan dicintai oleh masyarakat. Hal ini tentu saja akan berdampak positif bagi stabilitas dan kemajuan bangsa Indonesia.

Kritik Megawati terhadap kepolisian ini juga menjadi pengingat bagi seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin dan pejabat publik, untuk selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan negara di atas segala-galanya. Para pemimpin harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat, bukan justru melakukan tindakan yang merugikan rakyat dan negara.

Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani, jujur, dan berintegritas. Pemimpin yang tidak takut untuk mengkritik dan memperbaiki kesalahan, serta selalu berupaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Semoga kritik Megawati ini dapat menjadi momentum bagi perubahan yang lebih baik di tubuh kepolisian dan di seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kerja keras dan semangat gotong royong, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera.

Jengkel dengan Polisi, Megawati: Fungsimu Mengayomi, Bukan Meleyat Meleyot

Popular Post

Biodata

Profil Biodata Bidan Rita yang Viral Lengkap dengan Fakta Menariknya – Lagi Trending

MediaNganjuk.com – Jagat maya kembali dihebohkan dengan kemunculan sosok yang dikenal sebagai Bidan Rita. Dalam waktu singkat, namanya menjadi perbincangan ...

Berita

ICONPLAY Menyatu dengan Gaya Hidup Digital Indonesia

Di era digital yang serba cepat ini, hiburan telah bertransformasi dari sekadar pengisi waktu luang menjadi bagian integral dari gaya ...

Biodata

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap: Umur, Asal, dan Nama Suami – Kisah Inspiratif yang Sedang Trending

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap, Umur, Asal dan Nama Suami Hidup seringkali menghadirkan tantangan tak terduga yang menguji kekuatan ...

Berita

Saham DADA Berpeluang Tembus Rp230.000, Didorong Kabar Mega Akuisisi Vanguard

Saham PT Dada Indonesia Tbk (DADA) tengah menjadi primadona di pasar modal Indonesia, memicu spekulasi dan harapan baru di kalangan ...

Biodata

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik – Lagi Trending

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik **MediaNganjuk.com** – **Biodata Mister Aloy.** Bagi pengguna aktif TikTok ...

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Berita

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat keekstreman yang mencengangkan mengguncang Australia. Seorang perempuan bernama Broadie McGugan menjadi korban ...

Leave a Comment