Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, kembali menggugah semangat nasionalisme dan mengingatkan akan visi besar Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, mengenai pentingnya menjadikan Indonesia sebagai bangsa samudera yang berdaulat dan negara maritim yang disegani. Pesan monumental ini diungkapkan Hasto menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, sebuah momentum bersejarah yang merefleksikan persatuan dan tekad para pemuda Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan membangun bangsa.
Pernyataan ini disampaikan Hasto dalam sebuah acara Focus Group Discussion (FGD) yang berfokus pada bidang pariwisata serta kelautan dan perikanan. FGD tersebut diselenggarakan di Kantor DPC PDIP Cirebon, Jawa Barat, pada hari Sabtu, 25 Oktober 2025. Pemilihan Cirebon sebagai lokasi acara ini memiliki makna tersendiri, mengingat kota ini memiliki sejarah panjang sebagai salah satu pusat perdagangan dan maritim di Nusantara.
Hasto menekankan bahwa visi Soekarno tentang Indonesia sebagai bangsa bahari bukanlah sekadar romantisme masa lalu, melainkan sebuah imperatif strategis untuk masa depan. Menurutnya, penguasaan teknologi, riset, dan inovasi, serta keyakinan pada kekuatan sendiri adalah kunci untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dalam konteks global yang semakin kompetitif, Hasto meyakini bahwa Indonesia harus mampu memanfaatkan potensi maritimnya secara optimal untuk mencapai kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Also Read
"Bung Karno pernah mengatakan, kita tidak akan menjadi negara kuat, sentosa, dan sejahtera jika tidak menguasai samudera raya. Kita tak bisa menjadi bangsa yang besar tanpa kembali menjadi bangsa bahari, bangsa pelaut sebagaimana pada masa kejayaan dulu," tegas Hasto, mengutip salah satu pernyataan ikonik Soekarno. Pernyataan ini menggambarkan betapa Soekarno memahami betul potensi besar yang terkandung dalam laut Indonesia.
Peringatan Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Sumpah Pemuda, yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928, merupakan tonggak penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda, para pemuda dari berbagai daerah di Nusantara menyatakan tekad untuk bersatu dalam satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air, yaitu Indonesia.
Semangat Sumpah Pemuda inilah yang menurut Hasto perlu terus dihidupkan dan diaktualisasikan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam pembangunan sektor maritim. Ia mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai bangsa bahari yang berdaulat.
Pentingnya sektor maritim bagi Indonesia tidak dapat dipungkiri. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas, dengan potensi sumber daya alam yang melimpah. Sektor kelautan dan perikanan memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan. Masih banyak tantangan yang perlu diatasi, seperti illegal fishing, kerusakan lingkungan laut, dan kurangnya infrastruktur pendukung. Oleh karena itu, Hasto menekankan perlunya kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi untuk mengembangkan sektor maritim secara berkelanjutan.
Selain itu, Hasto juga menyoroti pentingnya investasi dalam sumber daya manusia (SDM) di bidang kelautan dan perikanan. Ia mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang kompeten dan berdedikasi untuk mengelola sumber daya laut secara optimal. Pendidikan dan pelatihan di bidang kelautan dan perikanan harus menjadi prioritas, sehingga Indonesia dapat menghasilkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan di sektor maritim.
Dalam konteks peringatan Sumpah Pemuda, Hasto juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme. Ia mengingatkan bahwa kemajuan bangsa tidak akan tercapai tanpa persatuan dan kesatuan. Perbedaan suku, agama, dan budaya harus menjadi kekuatan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Hasto juga mengkritik berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa. Ia mengatakan bahwa ideologi Pancasila merupakan fondasi yang kokoh bagi persatuan dan kesatuan Indonesia. Pancasila harus terus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga Indonesia dapat terhindar dari berbagai ancaman disintegrasi.
Lebih lanjut, Hasto menjelaskan bahwa visi Soekarno tentang Indonesia sebagai bangsa bahari juga relevan dengan upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Ia mengatakan bahwa laut memiliki potensi besar untuk menyediakan sumber pangan yang berkelanjutan. Pengembangan sektor perikanan harus dilakukan secara bertanggung jawab, sehingga tidak merusak ekosistem laut.
Selain itu, Hasto juga menyoroti pentingnya pengembangan sektor pariwisata bahari. Indonesia memiliki banyak destinasi wisata bahari yang indah dan menarik. Potensi ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan lapangan kerja. Namun, pengembangan pariwisata bahari harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga tidak merusak lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga menyampaikan apresiasi kepada para nelayan dan pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan yang telah berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional. Ia mengatakan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan kepada para nelayan dan pelaku usaha, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraannya.
Hasto juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan laut. Ia mengatakan bahwa laut merupakan sumber kehidupan bagi banyak orang. Oleh karena itu, laut harus dijaga dari pencemaran dan kerusakan. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke laut dan untuk berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih pantai.
Di akhir sambutannya, Hasto kembali mengingatkan akan pentingnya semangat Sumpah Pemuda dalam membangun bangsa. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai bangsa bahari yang berdaulat dan sejahtera. Ia yakin bahwa dengan kerja keras dan semangat gotong royong, Indonesia dapat mencapai kemajuan yang gemilang.
Pernyataan Hasto Kristiyanto ini menjadi pengingat yang kuat bagi seluruh bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk terus menghidupkan semangat Sumpah Pemuda dan mewujudkan visi besar Soekarno tentang Indonesia sebagai bangsa bahari yang berdaulat. Dengan memanfaatkan potensi maritim secara optimal dan menjaga kelestarian lingkungan laut, Indonesia dapat mencapai kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang berkelanjutan. Semangat persatuan dan kesatuan, yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda, harus terus dijaga dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat, sentosa, dan sejahtera. Pesan ini sangat relevan di tengah tantangan global yang semakin kompleks, di mana Indonesia harus mampu memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya untuk mencapai kemajuan dan kemandirian. Peringatan Sumpah Pemuda menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali komitmen kita terhadap bangsa dan negara, serta untuk memperkuat tekad kita dalam mewujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa.














