Sejumlah kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Forum Musyawarah Sesepuh NU di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur. Pertemuan ini menjadi respons atas dinamika yang berkembang di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki peran penting dalam kehidupan sosial, keagamaan, dan kebangsaan. Forum ini menjadi wadah bagi para sesepuh NU untuk berbagi pandangan, memberikan nasihat, dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh PBNU.
Inisiatif penyelenggaraan forum ini diprakarsai oleh dua tokoh karismatik NU, yaitu KH. Anwar Manshur dari Pondok Pesantren Lirboyo dan KH. Nurul Huda Djazuli dari Pondok Pesantren Ploso. Kedua tokoh ini memiliki pengaruh yang besar di kalangan NU dan dihormati karena kebijaksanaan serta komitmen mereka terhadap nilai-nilai NU. Kehadiran mereka sebagai penggagas forum ini menunjukkan keseriusan para sesepuh NU dalam menanggapi situasi yang terjadi di PBNU.
Forum Musyawarah Sesepuh NU ini dihadiri oleh para masyayikh (sebutan untuk kiai atau ulama senior) dari berbagai pesantren dan wilayah di Indonesia. Kehadiran mereka mencerminkan representasi dari berbagai elemen dalam NU, sehingga pandangan yang dihasilkan dalam forum ini diharapkan dapat mencerminkan aspirasi yang luas dari warga NU. Beberapa tokoh yang hadir secara langsung antara lain KH. Anwar Manshur (Lirboyo), KH. Nurul Huda Djazuli (Ploso), KH. Abdullah Kafabihi Mahrus (Lirboyo), KH. Abdul Hannan Ma’shum (Kwagean), KH. Kholil As’ad (Situbondo), dan KH. Ubaidillah Shodaqoh.
Also Read
Selain kehadiran secara fisik, forum ini juga melibatkan partisipasi para tokoh NU melalui platform daring atau video konferensi (Zoom). Beberapa tokoh yang hadir secara daring antara lain KH. Ma’ruf Amin (Wakil Presiden Republik Indonesia), KH. Said Aqil Siroj (mantan Ketua Umum PBNU), KH. dr. Umar Wahid, dan KH. Abdulloh Ubab Maimoen. Kehadiran mereka secara daring menunjukkan komitmen para tokoh NU untuk tetap terlibat dalam обсуждение dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi PBNU, meskipun terhalang oleh jarak dan waktu.
Forum Musyawarah Sesepuh NU ini menjadi momentum penting bagi para tokoh NU untuk menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi yang tengah terjadi di PBNU. Dinamika yang berkembang di PBNU, termasuk potensi adanya perbedaan pandangan dan kepentingan, menjadi perhatian serius bagi para sesepuh NU. Mereka menyadari bahwa kondisi ini dapat mempengaruhi soliditas dan efektivitas PBNU dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai organisasi keagamaan dan sosial yang besar.
Para sesepuh NU berharap agar situasi yang terjadi di PBNU dapat segera diselesaikan melalui langkah islah yang membawa kemaslahatan bersama. Istilah "islah" dalam konteks ini merujuk pada upaya rekonsiliasi, perdamaian, dan penyelesaian masalah secara musyawarah mufakat. Para sesepuh NU menekankan pentingnya mengedepankan dialog, saling pengertian, dan semangat persaudaraan (ukhuwah) dalam menyelesaikan perbedaan pandangan dan kepentingan yang ada. Mereka berharap agar PBNU dapat kembali bersatu dan solid dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di masa depan.
Keprihatinan para kiai sepuh NU terhadap dinamika di PBNU memiliki dasar yang kuat. PBNU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta memberikan kontribusi positif dalam pembangunan di berbagai bidang. Kisruh internal di PBNU dapat mengganggu kinerja organisasi dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap NU. Oleh karena itu, para kiai sepuh NU merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah ini.
Forum Musyawarah Sesepuh NU ini menjadi bukti nyata dari kepedulian para kiai sepuh NU terhadap PBNU. Mereka tidak ingin PBNU terpecah belah atau kehilangan arah karena adanya perbedaan pandangan dan kepentingan. Para kiai sepuh NU berharap agar PBNU dapat terus menjadi organisasi yang solid, kuat, dan bermanfaat bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.
Selain menyampaikan keprihatinan dan harapan, Forum Musyawarah Sesepuh NU juga menjadi ajang bagi para kiai sepuh NU untuk memberikan nasihat dan arahan kepada para pengurus PBNU. Nasihat dan arahan ini didasarkan pada pengalaman, pengetahuan, dan kebijaksanaan para kiai sepuh NU yang telah lama berkecimpung dalam dunia NU. Para kiai sepuh NU mengingatkan para pengurus PBNU untuk selalu mengedepankan nilai-nilai NU, seperti tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan i’tidal (adil).
Para kiai sepuh NU juga menekankan pentingnya menjaga tradisi dan khazanah keilmuan NU yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Tradisi dan khazanah keilmuan NU menjadi fondasi yang kuat bagi PBNU dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan zaman. Para kiai sepuh NU mengingatkan para pengurus PBNU untuk tidak melupakan akar budaya dan nilai-nilai NU dalam menjalankan roda organisasi.
Forum Musyawarah Sesepuh NU ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi PBNU untuk melakukan introspeksi diri dan memperbaiki diri. Para pengurus PBNU diharapkan dapat mendengarkan dengan seksama nasihat dan arahan dari para kiai sepuh NU. Para pengurus PBNU juga diharapkan dapat membuka diri terhadap kritik dan saran dari berbagai pihak, termasuk dari warga NU.
PBNU sebagai organisasi yang besar dan kompleks tentu tidak luput dari berbagai masalah dan tantangan. Namun, dengan semangat persatuan, kesatuan, dan gotong royong, PBNU diharapkan dapat mengatasi semua masalah dan tantangan tersebut. PBNU juga diharapkan dapat terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, sehingga dapat terus relevan dan bermanfaat bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.
Forum Musyawarah Sesepuh NU ini menjadi contoh yang baik tentang bagaimana para tokoh agama dapat berperan aktif dalam menyelesaikan masalah dan menjaga persatuan. Para kiai sepuh NU menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli terhadap masalah keagamaan, tetapi juga peduli terhadap masalah sosial, politik, dan kebangsaan. Para kiai sepuh NU juga menunjukkan bahwa mereka memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Semangat dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh para kiai sepuh NU dalam Forum Musyawarah Sesepuh NU ini perlu diteladani oleh seluruh warga NU dan masyarakat Indonesia secara umum. Semangat persatuan, kesatuan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama menjadi modal penting bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dan meraih kemajuan.
Forum Musyawarah Sesepuh NU di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur, bukan hanya sekadar pertemuan biasa. Forum ini menjadi simbol dari kepedulian, kebijaksanaan, dan komitmen para kiai sepuh NU terhadap PBNU dan bangsa Indonesia. Semoga forum ini dapat memberikan dampak positif bagi PBNU dan menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hasil dari forum ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi PBNU dalam menjalankan roda organisasi dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. Lebih jauh lagi, semangat islah dan musyawarah yang ditunjukkan dalam forum ini dapat menjadi contoh bagi penyelesaian masalah-masalah lain yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi bangsa yang lebih maju, adil, dan sejahtera.













