Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025, yang diselenggarakan di Tangerang pada tanggal 21-24 Oktober 2025, telah menghasilkan serangkaian inisiatif kolaboratif yang signifikan, berpotensi untuk merevolusi lanskap pendidikan kewirausahaan global. Pertemuan ini, yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai belahan dunia, termasuk akademisi, fasilitator pendidikan, pejabat pemerintah, pelaku bisnis, peneliti, serta perwakilan dari UNESCO dan Entrepreneurship Education Network (EE-Net), menjadi platform penting untuk bertukar ide, berbagi praktik terbaik, dan merumuskan strategi inovatif untuk memajukan pendidikan kewirausahaan. Fokus utama dari GEEM 2025 adalah untuk memperkuat peran guru sebagai penggerak perubahan, membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang diperlukan untuk menginspirasi dan memberdayakan generasi muda untuk menjadi wirausahawan yang sukses.
Pertemuan ini menghasilkan tiga proyek kolaborasi lintas negara yang ambisius, yang dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan utama dalam pendidikan kewirausahaan dan menciptakan ekosistem yang lebih kondusif untuk pertumbuhan wirausaha. Proyek-proyek ini mencakup riset bersama yang melibatkan enam negara, program pelatihan intensif untuk para pelatih di tiga negara, dan pengembangan Kota Solok sebagai learning city, sebuah model untuk mempromosikan pendidikan kewirausahaan dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.
Riset bersama yang melibatkan enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Sri Lanka, dan Pakistan, merupakan inisiatif penting untuk menyusun ulang kerangka pendidikan kewirausahaan agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Proyek ini akan mempertemukan para akademisi dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu untuk menganalisis tren-tren terbaru dalam kewirausahaan, mengidentifikasi kesenjangan dalam kurikulum pendidikan kewirausahaan saat ini, dan mengembangkan pendekatan-pendekatan inovatif untuk mengajarkan keterampilan dan pengetahuan kewirausahaan. Riset ini akan berfokus pada pengembangan kerangka kerja yang komprehensif yang mencakup aspek-aspek penting seperti kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, pengambilan risiko, dan kepemimpinan. Selain itu, riset ini juga akan mengeksplorasi cara-cara untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam pendidikan kewirausahaan, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan peluang di era digital.
Also Read
Program "train for trainers" tiga negara, yang melibatkan Pakistan, Sri Lanka, dan Indonesia, merupakan inisiatif strategis untuk memperkuat kapasitas para pendidik di bidang pendidikan kewirausahaan. Program ini akan memberikan pelatihan intensif kepada para guru, dosen, dan fasilitator pendidikan lainnya, membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi pelatih-pelatih yang efektif di bidang pendidikan kewirausahaan. Pelatihan ini akan mencakup berbagai topik, termasuk metodologi pengajaran yang inovatif, pengembangan kurikulum yang relevan, dan penggunaan teknologi digital dalam pendidikan kewirausahaan. Selain itu, program ini juga akan memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik, membangun jaringan profesional, dan mengembangkan strategi untuk mempromosikan pendidikan kewirausahaan di negara masing-masing.
Pengembangan Kota Solok sebagai "learning city" merupakan proyek percontohan yang ambisius untuk menjadikan Solok sebagai pusat pembelajaran dan inovasi, di mana pendidikan kewirausahaan memainkan peran kunci dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial. Proyek ini merupakan kolaborasi antara Saverglobal (Australia), Sociopreneur Indonesia, dan Teach a Man to Fish (Inggris), yang masing-masing membawa keahlian dan sumber daya yang unik untuk proyek ini. Proyek ini akan berfokus pada pengembangan kurikulum pendidikan kewirausahaan yang relevan dengan kebutuhan lokal, memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para wirausahawan lokal, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bisnis. Selain itu, proyek ini juga akan mempromosikan literasi budaya dan finansial melalui pendidikan kewirausahaan, memberdayakan masyarakat Solok untuk mengambil kendali atas masa depan mereka dan berkontribusi pada pembangunan kota mereka.
CEO dan Pendiri Sociopreneur Indonesia, Dessy Aliandrina, menekankan pentingnya GEEM sebagai platform untuk memajukan pendidikan kewirausahaan global. Beliau menyatakan bahwa GEEM adalah ajang tahunan yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang untuk bertukar ide, berbagi praktik terbaik, dan merumuskan strategi inovatif untuk memajukan pendidikan kewirausahaan. Beliau juga menyoroti peran penting guru sebagai penggerak perubahan, menekankan bahwa mereka memiliki potensi untuk menginspirasi dan memberdayakan generasi muda untuk menjadi wirausahawan yang sukses.
GEEM 2025 dihadiri oleh 150 delegasi dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Filipina, Malaysia, Pakistan, Sri Lanka, Singapura, China, dan lain-lain. Kehadiran yang beragam ini mencerminkan meningkatnya pengakuan akan pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengatasi tantangan-tantangan sosial. Pertemuan ini memberikan kesempatan yang berharga bagi para peserta untuk membangun jaringan profesional, menjalin kemitraan, dan belajar dari pengalaman satu sama lain.
Ketiga proyek kolaborasi yang diluncurkan di GEEM 2025 memiliki potensi untuk memberikan dampak yang signifikan pada pendidikan kewirausahaan global. Riset bersama enam negara akan menghasilkan kerangka kerja pendidikan kewirausahaan yang lebih relevan dan efektif, program "train for trainers" tiga negara akan memperkuat kapasitas para pendidik di bidang pendidikan kewirausahaan, dan pengembangan Kota Solok sebagai "learning city" akan menjadi model untuk mempromosikan pendidikan kewirausahaan dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.
Inisiatif-inisiatif ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Dengan mempromosikan pendidikan kewirausahaan, GEEM 2025 berkontribusi pada penciptaan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Sebagai kesimpulan, GEEM 2025 merupakan acara penting yang telah menghasilkan serangkaian inisiatif kolaboratif yang signifikan, berpotensi untuk merevolusi lanskap pendidikan kewirausahaan global. Dengan memperkuat peran guru sebagai penggerak perubahan, membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang diperlukan untuk menginspirasi dan memberdayakan generasi muda untuk menjadi wirausahawan yang sukses, GEEM 2025 berkontribusi pada penciptaan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Proyek-proyek yang diluncurkan di GEEM 2025 merupakan bukti komitmen para pemangku kepentingan untuk memajukan pendidikan kewirausahaan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua. Keberhasilan inisiatif-inisiatif ini akan bergantung pada kolaborasi berkelanjutan antara para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan ekosistem yang lebih kondusif untuk pertumbuhan wirausaha dan memberdayakan generasi muda untuk menjadi pemimpin dan inovator masa depan.











