Media Nganjuk – Indonesia terus berupaya memperkuat posisinya dalam peta energi global, khususnya dalam pengembangan rantai pasok gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG). Langkah strategis ini diwujudkan melalui kemitraan dengan Jepang, yang ditandai dengan penandatanganan Joint Development Study Agreement (JDSA) antara PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan JERA Co., Inc. (JERA) pada 17 Juni 2025. Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam mendukung transisi energi nasional menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
JERA, sebagai perusahaan pembangkit listrik terbesar di Jepang dan salah satu importir LNG terbesar di dunia, membawa pengalaman dan keahlian yang signifikan dalam pengembangan infrastruktur dan rantai pasok LNG global. Kemitraan dengan JERA ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan sektor LNG di Indonesia, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
JDSA ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang telah ditandatangani pada Februari 2024. Kesepakatan ini menegaskan komitmen kedua belah pihak untuk menjalin kemitraan yang solid dan merumuskan rencana pengembangan rantai pasok LNG yang komprehensif dan berkelanjutan di Indonesia. Studi bersama ini akan mencakup berbagai aspek penting, termasuk aspek komersial, finansial, dan regulasi, untuk memastikan bahwa pengembangan rantai pasok LNG ini layak secara ekonomi dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Also Read
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, menyampaikan bahwa studi bersama ini akan berfokus pada identifikasi potensi kerja sama dalam pengadaan, pasokan, dan optimalisasi LNG. Selain itu, studi ini juga akan mengeksplorasi peluang pengembangan infrastruktur LNG, khususnya yang dapat mendukung sektor kelistrikan Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk mendiversifikasi bauran energi dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
LNG memainkan peran yang semakin penting dalam transisi energi Indonesia. Sebagai bahan bakar pembangkit listrik yang rendah emisi dan fleksibel, LNG dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang lebih kotor seperti batu bara. Selain itu, LNG juga dapat mendukung keandalan pasokan listrik, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan gas pipa. Dengan demikian, pengembangan rantai pasok LNG yang efisien dan handal menjadi kunci untuk mencapai tujuan transisi energi yang berkelanjutan.
Kemitraan antara PLN EPI dan JERA ini menggabungkan keahlian global JERA di seluruh rantai pasok LNG dengan kepemimpinan PLN EPI di sektor kelistrikan Indonesia. Kombinasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi praktis dan berkelanjutan bagi transisi energi nasional. JERA memiliki pengalaman yang luas dalam mengembangkan dan mengoperasikan terminal LNG, kapal pengangkut LNG, dan pembangkit listrik tenaga gas. Sementara itu, PLN EPI memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan energi Indonesia dan tantangan dalam mengembangkan infrastruktur energi di berbagai wilayah.
Salah satu fokus utama dari studi bersama ini adalah pengembangan infrastruktur LNG yang terintegrasi. Infrastruktur ini mencakup terminal penerima LNG, fasilitas penyimpanan LNG, jaringan pipa gas, dan pembangkit listrik tenaga gas. Pengembangan infrastruktur ini akan membutuhkan investasi yang signifikan, tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang terlibat.
Selain itu, studi ini juga akan mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dalam pengembangan rantai pasok LNG. Hal ini mencakup upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari produksi, transportasi, dan penggunaan LNG. Teknologi-teknologi seperti penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) dapat digunakan untuk mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga gas. Selain itu, penggunaan LNG sebagai bahan bakar transportasi juga dapat membantu mengurangi polusi udara di perkotaan.
Pengembangan rantai pasok LNG di Indonesia juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Proyek-proyek LNG dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menyediakan akses energi yang lebih terjangkau. Selain itu, proyek-proyek ini juga dapat mendukung pengembangan infrastruktur sosial seperti jalan, jembatan, dan fasilitas kesehatan.
Namun, pengembangan rantai pasok LNG juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya investasi yang tinggi. Pengembangan infrastruktur LNG membutuhkan investasi yang besar, dan biaya ini dapat menjadi hambatan bagi investor. Selain itu, regulasi yang kompleks dan birokrasi yang berbelit-belit juga dapat memperlambat proses pengembangan proyek-proyek LNG.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah Indonesia perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini mencakup penyederhanaan regulasi, pengurangan birokrasi, dan pemberian insentif fiskal bagi investor. Selain itu, pemerintah juga perlu bekerja sama dengan sektor swasta untuk mengembangkan model pembiayaan yang inovatif untuk proyek-proyek LNG.
Kemitraan antara PLN EPI dan JERA ini merupakan langkah positif dalam upaya mengembangkan rantai pasok LNG di Indonesia. Dengan menggabungkan keahlian dan pengalaman kedua belah pihak, kemitraan ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia dan mendukung transisi energi nasional. Pengembangan rantai pasok LNG yang efisien dan handal akan membantu meningkatkan ketahanan energi, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Selain itu, kolaborasi ini juga membuka peluang bagi transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia di sektor energi. JERA dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan PLN EPI dalam pengembangan dan pengoperasian infrastruktur LNG. Hal ini akan membantu meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial tenaga kerja Indonesia di sektor energi.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional. LNG dapat memainkan peran penting dalam mencapai target ini dengan menggantikan bahan bakar fosil yang lebih kotor seperti batu bara. Selain itu, LNG juga dapat digunakan sebagai bahan bakar transisi sementara menuju energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.
Pengembangan rantai pasok LNG yang terintegrasi akan membutuhkan koordinasi yang erat antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal. Pemerintah perlu menciptakan kerangka regulasi yang jelas dan transparan untuk mengatur pengembangan sektor LNG. Sektor swasta perlu berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur LNG dan teknologi-teknologi baru. Masyarakat lokal perlu dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa proyek-proyek LNG memberikan manfaat bagi mereka.
Kemitraan antara PLN EPI dan JERA ini merupakan contoh yang baik dari kerja sama internasional dalam bidang energi. Kerja sama ini menunjukkan bahwa negara-negara dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Dengan berbagi pengalaman, pengetahuan, dan sumber daya, negara-negara dapat mempercepat pengembangan energi bersih dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Pengembangan rantai pasok LNG di Indonesia juga dapat memberikan manfaat bagi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Indonesia dapat menjadi pemasok LNG yang handal bagi negara-negara tetangga, membantu mereka memenuhi kebutuhan energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang lebih kotor. Hal ini akan membantu meningkatkan keamanan energi dan mengurangi polusi udara di kawasan Asia Tenggara.
Dalam jangka panjang, pengembangan rantai pasok LNG yang berkelanjutan akan membantu menciptakan masa depan energi yang lebih bersih, lebih aman, dan lebih terjangkau bagi semua. Kemitraan antara PLN EPI dan JERA ini merupakan langkah penting menuju masa depan tersebut. Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam transisi energi di kawasan Asia Tenggara dan dunia.
