Alon Liel, mantan direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Israel, memperingatkan bahwa rencana pengambilalihan Kota Gaza oleh pemerintah Israel akan semakin mengisolasi negara tersebut di panggung internasional. Peringatan ini muncul di tengah kecaman luas atas rencana tersebut, yang dinilai melanggar hukum internasional dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Liel menyampaikan kekhawatiran mendalamnya dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, di mana ia menyoroti dampak negatif dari kebijakan Israel yang terus mengabaikan seruan internasional untuk mengakhiri perang dan mencari solusi damai. "Kami mengeluh di sini bahwa negara-negara mengakui Palestina, tetapi dengan keputusan ini kami tidak mengakui seluruh komunitas internasional (yang) berpikir bahwa perang ini harus diakhiri, dan Israel melakukan yang sebaliknya," ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan kekecewaan Liel terhadap ketidakpedulian Israel terhadap opini global dan konsekuensi jangka panjang dari isolasi yang semakin meningkat.
Sebagai seorang diplomat berpengalaman, Liel mengungkapkan kesedihannya atas sikap Israel yang mengabaikan suara dunia. "Jadi, saya sangat sedih sebagai seorang diplomat bahwa Israel mengabaikan seluruh dunia, dan saya khawatir akan implikasinya karena hal itu akan menyebabkan isolasi total Israel," tegasnya. Isolasi ini, menurut Liel, dapat berdampak serius pada hubungan diplomatik, ekonomi, dan keamanan Israel di masa depan.
Also Read
Liel juga menyoroti adanya persepsi yang keliru di Israel bahwa Amerika Serikat akan selalu mendukung kebijakan mereka, terlepas dari opini internasional. Persepsi ini, menurutnya, memberikan "banyak kepercayaan" kepada Israel untuk bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi global. Ia menekankan pentingnya bagi negara-negara sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat, untuk bersuara dan menyampaikan keprihatinan mereka. "Negara-negara sekutu Israel harus bersuara karena jika ada konsensus internasional, Amerika Serikat harus memperhatikannya," katanya. Desakan ini mencerminkan keyakinan Liel bahwa tekanan internasional, terutama dari sekutu-sekutu utama, dapat mempengaruhi kebijakan Israel dan mendorongnya untuk mencari solusi yang lebih damai dan berkelanjutan.
Selain peringatan dari Liel, China juga menyampaikan "kekhawatiran serius" atas rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza, mendesak negara tersebut untuk "segera menghentikan tindakan berbahayanya". Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa "Gaza adalah milik rakyat Palestina dan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina," yang menggarisbawahi posisi China yang mendukung solusi dua negara dan hak-hak rakyat Palestina.
Pernyataan dari Liel dan China ini menambah daftar panjang kecaman internasional terhadap rencana Israel. Banyak negara dan organisasi internasional telah menyatakan keprihatinan mendalam mereka atas potensi dampak kemanusiaan dan politik dari pendudukan Kota Gaza. Mereka menekankan bahwa tindakan semacam itu akan melanggar hukum internasional, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di Gaza, dan menghancurkan prospek perdamaian yang berkelanjutan.
Rencana pendudukan Kota Gaza juga menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan Jalur Gaza dan rakyat Palestina. Jika Israel berhasil menguasai wilayah tersebut, hal itu dapat mengakibatkan pengusiran massal warga Palestina, penghancuran infrastruktur sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas. Selain itu, pendudukan tersebut dapat memicu konflik yang lebih luas dan destabilisasi di kawasan tersebut.
Kecaman internasional terhadap rencana Israel juga menyoroti pentingnya akuntabilitas atas pelanggaran hukum internasional. Banyak pihak menyerukan agar Israel bertanggung jawab atas tindakannya di Gaza dan agar para pelaku kejahatan perang diadili. Mereka juga mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah yang lebih kuat untuk melindungi warga sipil Palestina dan memastikan bahwa hak-hak mereka dihormati.
Situasi di Gaza sangat memprihatinkan dan memerlukan tindakan segera dari komunitas internasional. Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama untuk mengakhiri kekerasan, memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan, dan mencari solusi politik yang adil dan berkelanjutan yang akan menjamin hak-hak rakyat Palestina dan keamanan Israel.
Pernyataan Alon Liel dan pemerintah China menggarisbawahi isolasi yang semakin meningkat yang dihadapi Israel atas kebijakannya di Gaza. Kritik internasional yang berkembang menunjukkan bahwa komunitas global tidak lagi bersedia mentolerir tindakan Israel yang melanggar hukum internasional dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Masa depan Israel dan kawasan itu bergantung pada kemampuannya untuk mengubah arah dan mencari solusi damai yang akan memenuhi kebutuhan dan aspirasi semua pihak. Mengabaikan seruan internasional untuk mengakhiri pendudukan dan mencari solusi yang adil hanya akan memperburuk krisis dan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina dan Israel.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para pemimpin Israel untuk mendengarkan suara-suara yang menyerukan perdamaian dan keadilan, dan untuk terlibat dalam dialog yang bermakna dengan rakyat Palestina dan komunitas internasional. Hanya dengan cara ini Israel dapat membangun masa depan yang lebih aman, stabil, dan sejahtera bagi dirinya sendiri dan tetangganya.
Selain itu, negara-negara sekutu Israel, khususnya Amerika Serikat, memiliki tanggung jawab untuk menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong Israel menuju solusi yang lebih damai dan berkelanjutan. Memberikan dukungan tanpa syarat kepada Israel, terlepas dari tindakannya, hanya akan memperburuk krisis dan merusak kredibilitas Amerika Serikat sebagai mediator perdamaian.
Pada akhirnya, masa depan Gaza dan rakyat Palestina terletak di tangan mereka sendiri. Penting bagi rakyat Palestina untuk tetap bersatu dan untuk mengejar hak-hak mereka melalui cara-cara damai dan non-kekerasan. Komunitas internasional harus mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk kebebasan, martabat, dan keadilan.
Rencana pendudukan Kota Gaza oleh Israel merupakan langkah yang berbahaya dan kontraproduktif yang akan memiliki konsekuensi yang luas bagi kawasan itu. Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama untuk mencegah pendudukan ini dan untuk mencari solusi yang damai dan berkelanjutan yang akan menjamin hak-hak rakyat Palestina dan keamanan Israel. Dunia harus bertindak sekarang untuk mencegah bencana kemanusiaan dan untuk menghidupkan kembali harapan akan perdamaian di Timur Tengah.
Peringatan dari Alon Liel, seorang mantan pejabat tinggi Israel, harus menjadi peringatan bagi para pembuat kebijakan di Israel dan di seluruh dunia. Isolasi yang dihadapi Israel atas kebijakannya di Gaza adalah tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Sudah waktunya untuk perubahan arah dan untuk mencari solusi yang lebih damai dan berkelanjutan yang akan memenuhi kebutuhan dan aspirasi semua pihak.
