Jadi gini guys, Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) lagi pusing tujuh keliling nih mikirin kenapa angka kematian ibu (AKI) pasca melahirkan di daerah mereka masih tinggi banget. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sumut, Kustinah, bilang ada banyak faktor yang bikin AKI ini susah turun.
"Salah satu yang paling sering kejadian itu pendarahan waktu persalinan," kata Kustinah di Medan, beberapa waktu lalu. "Kalau ibu yang pendarahan ini nggak cepet ditolong dalam dua jam, ya bisa fatal akibatnya."
AKI Sumut Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional
Also Read
Nah, yang bikin miris, AKI di Sumut ini udah empat tahun terakhir ini nggak karuan tingginya. Bahkan, angkanya udah kelewatan jauh dari AKI nasional, yaitu 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Bayangin aja deh, di tahun 2007, AKI di Sumut itu 231 per 100 ribu kelahiran hidup. Terus, tahun 2008 naik jadi 258, tahun 2009 jadi 260, dan per Agustus 2010 masih nangkring di angka 249 per 100 ribu kelahiran hidup. Ngeri kan?
Nikah Muda Jadi Salah Satu Pemicu
Selain pendarahan, Kustinah juga nyebutin faktor lain yang bisa bikin ibu-ibu rentan meninggal pas melahirkan. Salah satunya, nikah di usia yang terlalu muda.
"Nikah di bawah umur 20 tahun atau di atas 30 tahun itu resikonya tinggi banget buat ibu-ibu pas melahirkan," jelasnya.
Jampersal Diharapkan Jadi Solusi
Buat ngatasin masalah ini, pemerintah pusat udah ngeluncurin program Jaminan Persalinan (Jampersal). Harapannya, program ini bisa neken angka kematian ibu yang udah nyampe 288 jiwa per seratus ribu kelahiran hidup. Jampersal ini program bantuan dari pemerintah yang dananya diambil dari APBN, terus disalurin ke kabupaten/kota dan udah terintegrasi sama Jamkesmas.
"Sekarang ini pemerintah lagi nyusun draf programnya, masih tahap penyempurnaan," kata Kustinah. "Nanti, Jampersal ini bakal nanggung biaya pemeriksaan kehamilan minimal empat kali, biaya persalinan, pelayanan bayi baru lahir, pelayanan nifas, sama KB pasca persalinan."
Penyebab Kematian Ibu Melahirkan yang Lebih Dalam
Oke, kita udah denger nih penjelasan dari Dinkes soal penyebab tingginya AKI di Sumut. Tapi, sebenarnya masalah ini nggak sesederhana pendarahan atau nikah muda aja lho. Ada banyak faktor lain yang saling berkaitan dan bikin AKI susah banget diturunin. Yuk, kita bahas lebih dalam!
-
Akses ke Pelayanan Kesehatan yang Masih Sulit:
- Jarak Tempuh: Bayangin aja, di daerah-daerah pelosok, ibu hamil itu harus jalan berkilo-kilo meter buat nyampe ke puskesmas atau rumah sakit. Belum lagi kalau kondisi jalannya jelek atau nggak ada transportasi umum. Keburu kenapa-napa duluan kan?
- Fasilitas Kesehatan yang Minim: Udah nyampe puskesmas, eh ternyata alat-alatnya nggak lengkap atau tenaga medisnya kurang. Gimana mau nolong ibu yang lagi darurat?
- Biaya: Meskipun ada Jampersal, kadang masih ada aja biaya-biaya lain yang nggak ke-cover. Buat keluarga yang ekonominya pas-pasan, ini bisa jadi beban berat.
-
Kurangnya Kesadaran dan Pengetahuan:
- Pemeriksaan Kehamilan yang Kurang: Banyak ibu hamil yang males atau nggak tau pentingnya periksa kehamilan secara rutin. Padahal, dengan periksa kehamilan, kita bisa deteksi dini masalah-masalah yang mungkin muncul dan nyiapin solusi yang tepat.
- Kurangnya Informasi Soal Kesehatan Reproduksi: Edukasi soal kesehatan reproduksi itu penting banget, terutama buat remaja. Kalau mereka nggak tau soal bahaya nikah muda, risiko kehamilan di usia yang belum siap, atau cara menjaga kesehatan organ reproduksi, ya bisa bahaya.
- Mitos dan Kepercayaan yang Salah: Di beberapa daerah, masih ada mitos atau kepercayaan yang salah soal kehamilan dan persalinan. Misalnya, nggak mau makan makanan bergizi karena takut bayinya kegedean, atau nggak mau melahirkan di rumah sakit karena takut dioperasi.
-
Faktor Sosial dan Ekonomi:
- Kemiskinan: Keluarga yang miskin biasanya susah buat memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan bayi. Akibatnya, ibu hamil jadi rentan anemia, kurang gizi, dan penyakit lainnya.
- Pendidikan yang Rendah: Ibu yang pendidikannya rendah biasanya kurang informasi soal kesehatan dan kurang berani buat ngambil keputusan yang tepat buat dirinya sendiri.
- Budaya Patriarki: Di beberapa daerah, perempuan masih dianggap nggak punya hak buat nentuin pilihan hidupnya sendiri, termasuk soal kapan mau nikah dan punya anak.
-
Kualitas Pelayanan Kesehatan yang Perlu Ditingkatkan:
- Pelatihan Tenaga Medis: Tenaga medis, terutama bidan dan dokter, perlu terus dilatih dan di-update pengetahuannya soal penanganan kehamilan dan persalinan yang aman.
- Standar Pelayanan yang Jelas: Setiap fasilitas kesehatan harus punya standar pelayanan yang jelas dan harus dipatuhi oleh semua tenaga medis.
- Pengawasan yang Ketat: Pemerintah harus ngawasin secara ketat kualitas pelayanan kesehatan di semua fasilitas kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Solusi yang Komprehensif Dibutuhkan
Buat nurunin AKI secara signifikan, kita nggak bisa cuma ngandelin program Jampersal aja. Kita butuh solusi yang komprehensif dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, tenaga medis, keluarga, sampai masyarakat.
- Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan: Pemerintah harus investasi lebih banyak buat bangun dan memperbaiki fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil, ngirim tenaga medis yang berkualitas, dan nyediain alat-alat medis yang lengkap.
- Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan: Pemerintah dan organisasi masyarakat harus gencar ngadain program edukasi soal kesehatan reproduksi, pentingnya pemeriksaan kehamilan, dan bahaya nikah muda.
- Pemberdayaan Perempuan: Perempuan harus diberi kesempatan buat sekolah setinggi-tingginya, punya pekerjaan yang layak, dan punya hak buat nentuin pilihan hidupnya sendiri.
- Kerjasama Lintas Sektor: Masalah AKI ini nggak bisa diatasi sendirian sama sektor kesehatan. Kita butuh kerjasama dari sektor pendidikan, sosial, ekonomi, dan agama.
Peran Kita Sebagai Masyarakat
Sebagai masyarakat, kita juga punya peran penting buat nurunin AKI. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil, seperti:
- Ngasih Dukungan ke Ibu Hamil: Kalau kita punya tetangga atau saudara yang lagi hamil, kasih dukungan moral dan materi. Bantu mereka buat periksa kehamilan secara rutin, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup.
- Nggak Nyebarin Mitos yang Salah: Kalau kita denger mitos atau kepercayaan yang salah soal kehamilan dan persalinan, jangan langsung percaya. Cari informasi yang benar dari sumber yang terpercaya.
- Melaporkan Pelanggaran: Kalau kita ngeliat ada pelanggaran dalam pelayanan kesehatan, jangan takut buat ngelaporin ke pihak yang berwenang.
Intinya, nurunin AKI ini bukan cuma tugas pemerintah atau tenaga medis aja, tapi tugas kita semua. Dengan kerjasama dan komitmen yang kuat, kita pasti bisa bikin Indonesia jadi tempat yang lebih aman buat ibu-ibu melahirkan. Semangat!
Sumber : Antara















