
Angka kematian ibu (AKI) di Sumatera Utara masih jadi PR besar nih. Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) sendiri mengakui kalau masalah ini kompleks banget, nggak cuma satu faktor aja penyebabnya. Kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sumut, Kustinah, banyak banget hal yang bisa bikin ibu-ibu di Sumut meninggal setelah melahirkan.
Salah satu penyebab utama yang sering banget kejadian itu pendarahan saat persalinan. Bayangin aja, kalau ibu melahirkan terus pendarahannya nggak bisa diatasi dalam dua jam, nyawa bisa melayang. Ngeri banget kan?
"Pendarahan saat persalinan itu jadi momok tersendiri. Kalau nggak cepat ditangani, ya risikonya sangat tinggi," ujar Kustinah di Medan, Senin (21/3).
Also Read
Angka Kematian Ibu di Sumut Mengkhawatirkan
Kalau dilihat dari data, AKI di Sumut dalam empat tahun terakhir ini emang bikin geleng-geleng kepala. Angkanya jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Artinya, di Sumut, lebih banyak ibu yang meninggal saat atau setelah melahirkan dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Coba kita lihat angka-angkanya ya:
- Tahun 2007: 231 per 100 ribu kelahiran hidup
- Tahun 2008: Naik jadi 258 per 100 ribu kelahiran hidup
- Tahun 2009: Makin parah, jadi 260 per 100 ribu kelahiran hidup
- Agustus 2010: Masih tinggi, 249 per 100 ribu kelahiran hidup
Angka-angka ini nunjukkin kalau masalah AKI di Sumut ini bukan masalah sepele. Perlu penanganan serius dan kerjasama dari semua pihak untuk menekan angka ini.
Menikah Muda dan Usia Rawan Jadi Faktor Risiko
Selain pendarahan, ada faktor lain yang juga berpengaruh besar terhadap AKI, yaitu pernikahan usia dini. Kustinah menjelaskan kalau ibu-ibu yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas usia 30 tahun itu lebih rentan mengalami komplikasi saat melahirkan.
"Menikah terlalu muda atau terlalu tua itu sama-sama berisiko. Organ reproduksi yang belum matang atau sudah mulai menurun fungsinya bisa jadi masalah saat kehamilan dan persalinan," jelasnya.
Pernikahan usia dini seringkali bikin perempuan belum siap secara fisik dan mental untuk hamil dan melahirkan. Belum lagi kalau pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan perawatan kehamilan masih minim, risiko komplikasi bisa makin tinggi.
Sementara itu, ibu-ibu yang menikah di atas usia 30 tahun juga punya risiko tersendiri. Biasanya, di usia ini, kondisi kesehatan sudah nggak seprima dulu. Risiko penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung juga lebih tinggi, yang bisa bikin kehamilan jadi lebih berisiko.
Jampersal Jadi Harapan Baru
Pemerintah pusat nggak tinggal diam melihat masalah AKI ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) punya program yang namanya Jaminan Persalinan (Jampersal). Program ini diharapkan bisa jadi solusi untuk menekan angka kematian ibu di seluruh Indonesia, termasuk di Sumut.
Jampersal ini intinya adalah bantuan dari pemerintah untuk membiayai persalinan dan perawatan ibu hamil serta bayi baru lahir. Sumber dananya dari APBN yang disalurkan langsung ke kabupaten/kota dan terintegrasi dengan Jamkesmas (sekarang BPJS Kesehatan).
"Jampersal ini diharapkan bisa meringankan beban biaya persalinan bagi ibu-ibu yang kurang mampu. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak selama kehamilan dan persalinan," kata Kustinah.
Saat ini, program Jampersal masih dalam tahap penyempurnaan. Pemerintah sedang menyusun draf program yang lebih detail dan efektif.
Apa Saja yang Ditanggung Jampersal?
Kalau Jampersal ini udah berjalan lancar, ada beberapa jenis pelayanan yang bakal ditanggung biayanya, antara lain:
- Pemeriksaan kehamilan minimal empat kali
- Pertolongan persalinan
- Pelayanan bayi baru lahir
- Pelayanan nifas (masa setelah melahirkan)
- Pelayanan KB pascapersalinan
Dengan adanya Jampersal, diharapkan ibu-ibu hamil bisa lebih tenang dan fokus pada kesehatan diri sendiri dan janin yang dikandung. Mereka nggak perlu lagi khawatir soal biaya persalinan, karena semuanya sudah ditanggung pemerintah.
Perlu Kerjasama Semua Pihak
Tapi, Jampersal aja nggak cukup untuk menekan angka kematian ibu. Perlu ada kerjasama dari semua pihak, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, keluarga, sampai masyarakat.
Pemerintah perlu memastikan bahwa program Jampersal berjalan efektif dan tepat sasaran. Tenaga kesehatan perlu memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional kepada ibu hamil dan bersalin. Keluarga perlu memberikan dukungan moral dan finansial kepada ibu hamil. Dan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan perencanaan kehamilan.
Selain itu, edukasi tentang kesehatan reproduksi juga perlu ditingkatkan, terutama di kalangan remaja. Dengan pengetahuan yang cukup, mereka bisa membuat keputusan yang tepat tentang kesehatan reproduksi dan menghindari pernikahan usia dini.
Pencegahan Lebih Baik daripada Mengobati
Intinya, mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Upaya pencegahan AKI harus dimulai dari sebelum kehamilan, yaitu dengan memastikan kesehatan reproduksi yang baik. Ibu-ibu yang berencana hamil sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan dan mendapatkan vaksinasi yang diperlukan.
Selama kehamilan, ibu-ibu harus rutin memeriksakan diri ke dokter atau bidan. Pemeriksaan kehamilan yang teratur bisa mendeteksi dini adanya masalah kesehatan dan mencegah komplikasi yang berbahaya.
Saat persalinan, ibu-ibu sebaiknya melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai, seperti rumah sakit atau puskesmas. Di sana, ada tenaga kesehatan yang terlatih dan peralatan yang lengkap untuk menangani persalinan dengan aman.
Setelah melahirkan, ibu-ibu juga perlu mendapatkan perawatan yang baik. Mereka harus istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, dan menyusui bayi secara eksklusif selama enam bulan.
Dengan upaya pencegahan yang komprehensif, diharapkan angka kematian ibu di Sumut bisa ditekan seminimal mungkin. Kita semua punya peran untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.
Kesimpulan
Masalah angka kematian ibu di Sumatera Utara ini memang kompleks dan memprihatinkan. Banyak faktor yang jadi penyebabnya, mulai dari pendarahan saat persalinan, pernikahan usia dini, sampai kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pemerintah sudah berupaya dengan meluncurkan program Jampersal, tapi ini saja nggak cukup. Perlu ada kerjasama dari semua pihak untuk menekan angka kematian ibu. Edukasi tentang kesehatan reproduksi, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, dan perubahan perilaku yang lebih sehat juga penting untuk dilakukan.
Semoga dengan upaya bersama, angka kematian ibu di Sumut bisa terus menurun dan ibu-ibu di Sumut bisa melahirkan dengan aman dan sehat.
