Jakarta, Media Nganjuk – Garuda Indonesia dan Citilink tengah memacu pemulihan kinerja mereka dengan fokus utama pada penguatan dan optimasi kapasitas produksi, fondasi kinerja komersial dan operasional yang kokoh, serta konsolidasi fundamental bisnis di seluruh grup. Langkah ini dipandang sebagai prioritas strategis untuk memulihkan ekuitas ke level yang positif.
Injeksi modal dari Danantara Indonesia sebesar Rp23,67 triliun menjadi amunisi penting bagi kedua maskapai. Dari total tersebut, Rp8,7 triliun dialokasikan untuk Garuda Indonesia guna memperkuat modal kerja dan pemeliharaan armada. Sementara itu, Citilink menerima Rp14,9 triliun yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan menyelesaikan kewajiban pembelian avtur periode 2019-2021.
Hingga November 2025, dukungan shareholder loan (SHL) telah memungkinkan Garuda Indonesia untuk menjaga serviceability 13 pesawat. Citilink juga menunjukkan progres positif dengan mereaktivasi 9 pesawat sejak September 2025, sehingga diharapkan pada akhir tahun 2025, jumlah armada yang siap beroperasi mencapai 36 pesawat.
Also Read
Data per Oktober 2025 menunjukkan Garuda Indonesia mengoperasikan 78 armada, dengan 58 pesawat dalam kondisi serviceable. Sementara Citilink mengoperasikan 64 armada dengan 32 pesawat yang siap terbang.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan, menyatakan bahwa peningkatan kapasitas ini merupakan indikator kuat dari transformasi yang berjalan sesuai rencana. "Dengan terjaganya serviceability pesawat baik di Garuda Indonesia maupun Citilink, kami melihat momentum pemulihan yang semakin solid," ujarnya pada Jumat, 28 November 2025.
Transformasi Kinerja Garuda Indonesia: Lebih Jauh dan Lebih Luas
Di tengah tren positif pemulihan industri penerbangan nasional dan global, Garuda Indonesia memperkokoh posisinya sebagai maskapai nasional yang menghubungkan 38 destinasi domestik melalui 52 rute, serta 15 destinasi internasional melalui 20 rute.
Peran konektivitas ini didukung oleh jaringan kemitraan strategis yang luas, mencakup 21 codeshare partners dan 70 Special Prorate Agreements. Kemitraan ini membuka akses ke 1.228 rute global, memberikan pilihan perjalanan yang lebih beragam bagi penumpang.
Program loyalitas GarudaMiles juga terus dikembangkan untuk memperluas ekosistem layanan. Jumlah anggota meningkat sebesar 16 persen secara year-on-year (YoY), dan jumlah mitra kerja melonjak sebesar 59% secara YoY. Hal ini menunjukkan bahwa GarudaMiles semakin menarik bagi pelanggan dan mitra bisnis.
Konsistensi dalam menjaga On-Time Performance (OTP) menjadi nilai inti perusahaan yang terus dioptimalkan. Rata-rata OTP hingga Oktober 2025 mencapai 82,47%. Bahkan, pada Mei 2025, Garuda Indonesia mencatatkan capaian OTP tertinggi sebesar 98,39%.
"Garuda Indonesia juga turut mempertahankan peringkat idBBB stable outlook, yang sekaligus menegaskan ketahanan finansial, keberlanjutan operasional, serta komitmen Garuda Indonesia sebagai grup penerbangan nasional," tambah Glenny Kairupan.
Seluruh unit usaha di bawah naungan Garuda Indonesia Group, termasuk Citilink, GMF AeroAsia, dan Asyst, turut berkontribusi dalam memperkuat ekosistem penerbangan terintegrasi. Secara keseluruhan, capaian ini mencerminkan komitmen dan keberlanjutan Garuda Indonesia dalam mempertahankan operasi pasca restrukturisasi, serta terus meningkatkan nilai Garuda Indonesia Group sebagai grup penerbangan nasional yang terpercaya.
Meskipun masih terdapat tekanan kerugian pada tahun buku berjalan, Garuda Indonesia tetap berada pada jalur pemulihan yang sesuai dengan rencana pasca restrukturisasi. Tren operasional dan pendapatan menunjukkan peningkatan yang konsisten. Penurunan beban usaha, tren peningkatan utilisasi armada, serta pertumbuhan load factor mengindikasikan fundamental bisnis yang semakin solid, sekaligus memperkuat keyakinan menuju profitabilitas berkelanjutan.
Analisis Mendalam dan Perspektif Industri
Injeksi modal sebesar Rp23,67 triliun merupakan langkah krusial bagi Garuda Indonesia dan Citilink dalam upaya pemulihan. Dana ini tidak hanya membantu menstabilkan kondisi keuangan, tetapi juga memungkinkan kedua maskapai untuk meningkatkan operasional dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Penguatan armada, baik melalui pemeliharaan maupun reaktivasi pesawat, menjadi kunci untuk meningkatkan kapasitas dan memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Dengan armada yang lebih besar dan lebih modern, Garuda Indonesia dan Citilink dapat menawarkan lebih banyak pilihan rute dan jadwal penerbangan kepada penumpang.
Kemitraan strategis yang luas juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan Garuda Indonesia. Melalui codeshare agreements dan Special Prorate Agreements, Garuda Indonesia dapat memperluas jangkauannya ke berbagai destinasi di seluruh dunia, tanpa harus mengoperasikan penerbangan sendiri. Hal ini memungkinkan Garuda Indonesia untuk bersaing secara efektif dengan maskapai lain di pasar global.
Program loyalitas GarudaMiles juga memainkan peran penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Dengan menawarkan berbagai keuntungan dan insentif kepada anggota, GarudaMiles mendorong pelanggan untuk terus terbang dengan Garuda Indonesia dan Citilink.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh Garuda Indonesia dan Citilink masih cukup besar. Persaingan di industri penerbangan semakin ketat, dan harga bahan bakar terus berfluktuasi. Selain itu, kedua maskapai juga harus menghadapi dampak pandemi COVID-19 yang masih terasa hingga saat ini.
Untuk mengatasi tantangan ini, Garuda Indonesia dan Citilink perlu terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasional. Mereka juga perlu fokus pada peningkatan kualitas layanan dan pengalaman pelanggan. Dengan melakukan hal ini, Garuda Indonesia dan Citilink dapat mempertahankan posisinya sebagai maskapai terkemuka di Indonesia dan bersaing secara efektif di pasar global.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Pemulihan Garuda Indonesia dan Citilink memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Industri penerbangan merupakan sektor penting yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Dengan pulihnya Garuda Indonesia dan Citilink, diharapkan akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi di sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi.
Selain itu, pemulihan Garuda Indonesia dan Citilink juga memiliki dampak sosial yang positif. Kedua maskapai ini memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia, sehingga memudahkan mobilitas masyarakat dan memperkuat integrasi nasional. Dengan pulihnya Garuda Indonesia dan Citilink, diharapkan akan terjadi peningkatan aksesibilitas dan konektivitas di seluruh Indonesia.
Kesimpulan
Injeksi modal sebesar Rp23,67 triliun merupakan langkah penting dalam upaya pemulihan Garuda Indonesia dan Citilink. Dengan dana ini, kedua maskapai dapat memperkuat operasional, meningkatkan kualitas layanan, dan memperluas jangkauan. Pemulihan Garuda Indonesia dan Citilink memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian dan sosial Indonesia. Namun, tantangan yang dihadapi oleh kedua maskapai masih cukup besar. Untuk mengatasi tantangan ini, Garuda Indonesia dan Citilink perlu terus berinovasi, meningkatkan efisiensi, dan fokus pada kepuasan pelanggan. Dengan melakukan hal ini, Garuda Indonesia dan Citilink dapat mempertahankan posisinya sebagai maskapai terkemuka di Indonesia dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.
Prospek Masa Depan
Melihat perkembangan terkini, prospek masa depan Garuda Indonesia dan Citilink terlihat semakin cerah. Dengan dukungan pemerintah, injeksi modal yang signifikan, dan strategi bisnis yang tepat, kedua maskapai ini memiliki potensi untuk kembali menjadi pemain utama di industri penerbangan Indonesia dan regional.
Namun, keberhasilan pemulihan ini sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengelola dana secara efektif, meningkatkan efisiensi operasional, dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Selain itu, dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis, juga sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
Jika Garuda Indonesia dan Citilink berhasil mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, mereka dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di Indonesia. Dengan konektivitas yang lebih baik, layanan yang berkualitas, dan harga yang kompetitif, kedua maskapai ini dapat menjadi motor penggerak pariwisata, perdagangan, dan investasi di Indonesia.














