Di tengah proses perceraian yang tengah berlangsung, Dahlia Poland dan Fandy Christian telah mencapai kesepakatan untuk menerapkan konsep co-parenting dalam membesarkan ketiga anak mereka. Keputusan ini diambil sebagai wujud komitmen keduanya untuk tetap memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka, meskipun rumah tangga yang telah dibangun selama hampir 10 tahun harus berakhir.
Co-parenting, atau pengasuhan bersama, merupakan sebuah pendekatan di mana kedua orang tua, meskipun tidak lagi bersama secara fisik, tetap aktif dan bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anak mereka. Konsep ini menekankan pentingnya keterlibatan kedua orang tua dalam kehidupan anak-anak, baik secara emosional, finansial, maupun praktis. Dalam konteks perceraian, co-parenting menjadi solusi yang semakin populer untuk meminimalkan dampak negatif perpisahan orang tua terhadap kesejahteraan anak-anak.
Keputusan Dahlia Poland dan Fandy Christian untuk menerapkan co-parenting menunjukkan kedewasaan dan prioritas mereka terhadap kepentingan anak-anak. Keduanya menyadari bahwa perceraian dapat menjadi pengalaman yang traumatis bagi anak-anak, dan oleh karena itu, mereka berupaya untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan penuh kasih sayang, di mana anak-anak tetap merasa dicintai dan didukung oleh kedua orang tua.
Also Read
Menurut Wayan Vajra Fhany Jaya, kuasa hukum Dahlia Poland, co-parenting merupakan solusi terbaik untuk memastikan bahwa anak-anak tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang seimbang dari kedua orang tua. "Mbak Dahlia membutuhkan mutual concern dan co-parenting bersama," ujarnya, menekankan pentingnya kerjasama dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak dalam menjalankan konsep ini.
Dalam praktiknya, co-parenting dapat diimplementasikan dalam berbagai cara, tergantung pada kesepakatan dan kondisi masing-masing keluarga. Beberapa aspek penting dalam co-parenting meliputi:
-
Komunikasi yang Terbuka dan Efektif: Komunikasi yang baik merupakan kunci keberhasilan co-parenting. Kedua orang tua perlu berkomunikasi secara terbuka dan jujur mengenai segala hal yang berkaitan dengan anak-anak, seperti kesehatan, pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, dan perkembangan emosional mereka. Komunikasi dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti telepon, pesan singkat, email, atau pertemuan tatap muka.
-
Penjadwalan yang Fleksibel: Penjadwalan yang fleksibel memungkinkan kedua orang tua untuk memiliki waktu yang berkualitas bersama anak-anak. Jadwal kunjungan, liburan, dan hari-hari penting lainnya perlu disepakati bersama dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan anak-anak. Fleksibilitas dalam penjadwalan juga memungkinkan kedua orang tua untuk saling membantu dalam situasi darurat atau ketika salah satu pihak memiliki kesibukan yang mendesak.
-
Konsistensi dalam Disiplin dan Aturan: Konsistensi dalam disiplin dan aturan membantu anak-anak merasa aman dan stabil. Kedua orang tua perlu menyepakati aturan-aturan dasar yang berlaku di kedua rumah, seperti jam tidur, batasan penggunaan gadget, dan konsekuensi atas pelanggaran aturan. Dengan adanya konsistensi, anak-anak tidak akan merasa bingung atau dimanipulasi oleh perbedaan aturan di rumah masing-masing orang tua.
-
Menghindari Konflik di Depan Anak-Anak: Konflik antara orang tua dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan emosional anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi kedua orang tua untuk menghindari konflik di depan anak-anak. Jika ada masalah yang perlu didiskusikan, sebaiknya dilakukan secara pribadi dan dengan kepala dingin. Jika perlu, kedua orang tua dapat mencari bantuan dari mediator atau konselor untuk membantu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
-
Menghormati Peran Masing-Masing Orang Tua: Setiap orang tua memiliki gaya pengasuhan yang berbeda. Penting bagi kedua orang tua untuk saling menghormati peran dan gaya pengasuhan masing-masing, selama tidak membahayakan kesejahteraan anak-anak. Mencoba untuk mengubah atau mengkritik gaya pengasuhan mantan pasangan hanya akan memicu konflik dan membuat anak-anak merasa tidak nyaman.
-
Fokus pada Kebutuhan Anak-Anak: Dalam setiap keputusan yang diambil, kepentingan dan kebutuhan anak-anak harus menjadi prioritas utama. Kedua orang tua perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pendidikan yang terbaik, perawatan kesehatan yang memadai, dan dukungan emosional yang cukup. Jangan menggunakan anak-anak sebagai alat untuk membalas dendam atau menyakiti mantan pasangan.
Keputusan Dahlia Poland dan Fandy Christian untuk menerapkan co-parenting mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk para ahli psikologi anak dan keluarga. Mereka percaya bahwa co-parenting dapat membantu anak-anak mengatasi dampak negatif perceraian dan tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.
Sidang cerai perdana Dahlia Poland dan Fandy Christian telah digelar di Pengadilan Agama (PA) Badung, Bali, pada Selasa, 12 Agustus 2025. Dahlia Poland hadir secara langsung, sementara Fandy Christian diwakili oleh kuasa hukumnya. Proses perceraian ini diharapkan dapat berjalan lancar dan damai, dengan tetap mengutamakan kepentingan anak-anak.
Kasus perceraian Dahlia Poland dan Fandy Christian menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga. Perceraian bukanlah solusi ideal, namun jika memang tidak dapat dihindari, co-parenting dapat menjadi pilihan yang bijaksana untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif perpisahan orang tua.
Semoga Dahlia Poland dan Fandy Christian dapat menjalankan co-parenting dengan sukses dan memberikan yang terbaik bagi ketiga anak mereka. Semoga anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang kuat, cerdas, dan bahagia, meskipun orang tua mereka tidak lagi bersama.
Penting untuk diingat bahwa co-parenting bukanlah solusi yang mudah dan membutuhkan komitmen serta kerjasama yang kuat dari kedua belah pihak. Namun, dengan niat yang baik dan fokus pada kepentingan anak-anak, co-parenting dapat menjadi cara yang efektif untuk meminimalkan dampak negatif perceraian dan menciptakan lingkungan yang stabil dan penuh kasih sayang bagi anak-anak.
Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan profesional juga dapat sangat membantu dalam menjalankan co-parenting. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa kesulitan atau membutuhkan saran. Dengan dukungan yang tepat, co-parenting dapat menjadi pengalaman yang positif dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah cinta dan perhatian yang diberikan kepada anak-anak. Dengan kasih sayang dan dukungan yang cukup, anak-anak dapat mengatasi tantangan perceraian dan tumbuh menjadi individu yang sukses dan bahagia.













