

Meskipun harga Bitcoin (BTC) saat ini menunjukkan ketahanan di tengah volatilitas pasar global, indikator makroekonomi menunjukkan bahwa fase bullish BTC berikutnya belum siap untuk dimulai. Salah satu indikatornya adalah PMI – indeks yang kerap berkorelasi dengan siklus Bitcoin. Data menunjukkan lemahnya aktivitas industri di AS dan berpotensi memperpanjang fase akumulasi BTC sebelum memasuki fase bullish.
Also Read
Korelasi Antara PMI dan Siklus Bitcoin
Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) milik Institute for Supply Management (ISM) telah lama dianggap sebagai barometer penting bagi siklus ekonomi AS – dan menariknya, juga relevan bagi pergerakan pasar kripto. Korelasi antara pergerakan ISM PMI dan pergerakan Bitcoin dipopulerkan oleh Raoul Pal, di mana pergerakan indeks ini sering bertepatan dengan puncak-puncak siklus Bitcoin di masa lalu.
Analis Colin Talks Crypto memperkuat pandangan tersebut melalui analisis yang diunggah pada Rabu (01/10/2025), menegaskan bahwa ketiga puncak siklus Bitcoin sebelumnya sejajar dengan puncak bulanan indeks ini. "Ketiga puncak siklus Bitcoin sebelumnya sejajar dengan indeks bulanan yang berosilasi ini. Berdasarkan apa yang ditunjukkan oleh ISM, puncak siklus bisa terjadi sekitar pertengahan 2026," jelasnya.

Dalam proyeksi lanjutan yang dibagikan pada Sabtu (25/10/2025), Colin menjelaskan bahwa meskipun hubungan ini tidak bisa dijadikan kepastian, pola ini tetap memberikan penjelasan yang logis berdasarkan siklus sebelumnya. "Saya menemukan hal yang menarik yaitu bagaimana BTC bergerak secara bertahap seperti tangga, tanpa lonjakan parabola ke atas, dan hal ini persis sama dengan pola yang ditunjukkan ISM," tambahnya.
Hingga kini, PMI masih berada di bawah 50 poin selama tujuh bulan berturut-turut – sebuah sinyal bahwa sektor manufaktur AS masih dalam fase kontraksi. Secara historis, ketika PMI naik di atas 50, biasanya diikuti oleh kenaikan harga BTC.
Tekanan Ekonomi AS dan Dampaknya pada BTC
Pada awal 2025, PMI sempat menembus 50, menandakan optimisme di industri. Namun, momentum itu cepat hilang akibat tarif tinggi hingga lemahnya permintaan. Tekanan ini berpotensi memperpanjang perlambatan ekonomi sekaligus fase akumulasi Bitcoin.
Laporan ISM pada September menunjukkan sedikit peningkatan, dengan harga naik namun ekspor dan impor sama-sama menurun. Hal ini menandakan kondisi yang tidak merata di berbagai subsektor industri, memperkuat gambaran perlambatan yang masih berlangsung. Meskipun begitu, pihak ISM menegaskan bahwa kontraksi yang saat ini terjadi pada manufaktur AS tidak otomatis menandakan bahwa resesi akan terjadi, mengingat kontribusi sektor ini terhadap PDB AS kini relatif kecil.
Sinyal Akumulasi yang Masih Kuat
Kondisi makroekonomi yang penuh tekanan dan juga lemahnya indikator PMI menunjukkan bahwa pasar Bitcoin kemungkinan besar masih berada dalam fase akumulasi yang berkepanjangan dan belum siap untuk memulai rally. Jika korelasi historis antara PMI dan siklus harga Bitcoin tetap berlaku, maka fase bullish besar berikutnya mungkin baru akan terjadi saat ekonomi Amerika Serikat menunjukkan tanda ekspansi yang lebih nyata.
Analisis Lebih Mendalam: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akumulasi Bitcoin
Selain PMI, terdapat beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memahami fase akumulasi Bitcoin saat ini. Faktor-faktor ini meliputi:
- Kebijakan Moneter Global: Suku bunga yang tinggi dan kebijakan pengetatan kuantitatif yang diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia telah mengurangi likuiditas di pasar keuangan, termasuk pasar kripto. Hal ini membuat investor lebih berhati-hati dan cenderung menunda investasi berisiko seperti Bitcoin.
- Regulasi Kripto yang Tidak Pasti: Ketidakpastian regulasi di berbagai negara masih menjadi penghalang bagi adopsi Bitcoin yang lebih luas. Investor institusional, khususnya, membutuhkan kejelasan regulasi sebelum mereka dapat berinvestasi secara signifikan dalam Bitcoin.
- Sentimen Pasar: Meskipun terdapat minat yang meningkat terhadap Bitcoin, sentimen pasar secara keseluruhan masih berhati-hati. Investor masih trauma dengan penurunan pasar kripto pada tahun 2022 dan cenderung menunggu konfirmasi tren bullish sebelum berinvestasi kembali.
- Aktivitas Whale: Perilaku whale Bitcoin (pemegang BTC dalam jumlah besar) juga dapat mempengaruhi fase akumulasi. Jika whale terus mengakumulasi Bitcoin secara diam-diam, hal ini dapat mengindikasikan bahwa mereka percaya harga akan naik di masa depan.
- Narasi Makroekonomi: Narasi makroekonomi yang dominan juga berperan penting. Kekhawatiran tentang inflasi, resesi, dan ketidakstabilan geopolitik dapat mendorong investor untuk mencari aset safe haven, seperti emas dan obligasi pemerintah, daripada aset berisiko seperti Bitcoin.
Strategi Investasi Selama Fase Akumulasi
Fase akumulasi dapat menjadi waktu yang tepat untuk mengakumulasi Bitcoin secara bertahap. Berikut adalah beberapa strategi investasi yang dapat dipertimbangkan:
- Dollar-Cost Averaging (DCA): DCA adalah strategi investasi di mana Anda berinvestasi sejumlah uang tetap secara berkala, tanpa memperhatikan harga aset. Strategi ini membantu mengurangi risiko investasi dan memungkinkan Anda untuk membeli lebih banyak Bitcoin ketika harga rendah.
- Beli Saat Dip (Buy the Dip): Strategi ini melibatkan pembelian Bitcoin ketika harga mengalami penurunan sementara. Namun, penting untuk melakukan riset terlebih dahulu dan memastikan bahwa penurunan tersebut bersifat sementara dan bukan awal dari tren penurunan yang lebih besar.
- Staking: Staking adalah proses mengunci Bitcoin Anda untuk mendukung jaringan blockchain dan mendapatkan imbalan. Staking dapat menjadi cara yang baik untuk menghasilkan pendapatan pasif dari Bitcoin Anda selama fase akumulasi.
- Diversifikasi: Diversifikasi adalah strategi investasi di mana Anda menyebarkan investasi Anda ke berbagai aset yang berbeda. Diversifikasi dapat membantu mengurangi risiko investasi Anda secara keseluruhan.
Peran Media Nganjuk dalam Menginformasikan Pasar Kripto
Media Nganjuk berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan terkini tentang pasar kripto, termasuk analisis mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin. Dengan memahami faktor-faktor ini, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan memanfaatkan peluang yang muncul selama fase akumulasi.
Media Nganjuk juga berupaya untuk mengedukasi masyarakat tentang potensi dan risiko investasi kripto. Kami percaya bahwa edukasi adalah kunci untuk mendorong adopsi kripto yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kesimpulan: Kesabaran dan Riset adalah Kunci
Meskipun pasar Bitcoin mungkin belum siap untuk memasuki fase bullish, fase akumulasi saat ini menawarkan peluang bagi investor untuk mengakumulasi Bitcoin secara bertahap dengan harga yang relatif rendah. Namun, penting untuk melakukan riset terlebih dahulu, memahami risiko yang terlibat, dan menerapkan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko Anda.
Dengan kesabaran dan riset yang cermat, Anda dapat memanfaatkan potensi jangka panjang Bitcoin dan meraih keuntungan dari pertumbuhan pasar kripto di masa depan. Terus ikuti perkembangan pasar kripto melalui Media Nganjuk untuk mendapatkan informasi terbaru dan analisis mendalam yang akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan nasihat investasi atau keuangan. Investasi dalam aset kripto memiliki risiko yang signifikan dan Anda dapat kehilangan seluruh modal Anda. Selalu lakukan riset sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan sebelum membuat keputusan investasi.
















