Bahan Bakar Ramah Lingkungan, dari Pertamax Green hingga Avtur Minyak Jelantah

Media Nganjuk

Bahan Bakar Ramah Lingkungan, dari Pertamax Green hingga Avtur Minyak Jelantah

Media Nganjuk – Industri energi Indonesia terus berinovasi dalam mengembangkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, mulai dari Pertamax Green yang memanfaatkan bioetanol hingga avtur yang diproduksi dari minyak jelantah. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dan pelaku industri untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan.

Pertamax Green: Campuran Bioetanol untuk Kendaraan yang Lebih Bersih

Pertamax Green 95, salah satu produk unggulan Pertamina, menjadi pionir dalam penggunaan bahan bakar nabati di Indonesia. Bahan bakar ini merupakan campuran antara bensin dengan RON 95 dan bioetanol sebanyak 5%. Bioetanol sendiri merupakan alkohol yang diproduksi dari bahan-bahan organik seperti jagung, tebu, atau singkong.

Penggunaan bioetanol dalam Pertamax Green 95 memberikan sejumlah manfaat signifikan. Pertama, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin menipis. Kedua, menurunkan emisi gas rumah kaca karena bioetanol merupakan sumber energi terbarukan yang menyerap karbon dioksida (CO2) selama proses pertumbuhannya. Ketiga, meningkatkan kinerja mesin kendaraan karena bioetanol memiliki angka oktan yang tinggi.

Sejak diluncurkan pada Juli 2023, Pertamina terus memperluas jaringan distribusinya. Hingga Juli 2025, tercatat sudah 143 SPBU di seluruh Jawa yang menjual Pertamax Green 95 dengan volume penjualan mencapai 4.700 Kiloliter (kl). Pertamina menargetkan akan ada 150 SPBU yang menjual Pertamax Green 95 hingga akhir tahun ini.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyatakan bahwa Pertamina fokus melakukan penetrasi di wilayah Jawa karena sumber pasokan etanol masih mudah didapatkan dari pabrik pengolahan di Mojokerto. "Kita fokus di wilayah Jawa. Kalau di luar Jawa akan bisa kita kembangkan," ungkap Heppy dalam acara Energi & Mining Editor Society (E2S) Retret 2025 di Bogor.

Avtur Minyak Jelantah: Terbang Lebih Hijau dengan Limbah Daur Ulang

Selain Pertamax Green, inovasi lain yang menjanjikan adalah pengembangan avtur atau bahan bakar pesawat terbang dari minyak jelantah. Minyak jelantah, yang merupakan limbah dari proses penggorengan, selama ini menjadi masalah lingkungan karena seringkali dibuang sembarangan. Namun, dengan teknologi yang tepat, minyak jelantah dapat diolah menjadi avtur yang memenuhi standar kualitas penerbangan.

Penggunaan avtur minyak jelantah memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan. Sektor ini merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Dengan mengganti avtur konvensional dengan avtur minyak jelantah, maskapai penerbangan dapat mengurangi jejak karbon mereka secara signifikan.

Selain itu, penggunaan avtur minyak jelantah juga dapat membantu mengurangi masalah limbah minyak jelantah dan menciptakan nilai ekonomi dari limbah tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular yang mendorong pemanfaatan kembali sumber daya dan mengurangi sampah.

Tantangan dan Prospek Pengembangan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan bahan baku. Produksi bioetanol dan avtur minyak jelantah sangat bergantung pada pasokan bahan baku yang berkelanjutan dan terjangkau.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama untuk mengembangkan rantai pasok bahan baku yang efisien dan berkelanjutan. Misalnya, dengan mendorong petani untuk menanam tanaman penghasil bioetanol seperti jagung dan tebu, serta mengumpulkan minyak jelantah dari rumah tangga dan restoran.

Selain itu, diperlukan juga investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas bahan bakar ramah lingkungan. Dengan teknologi yang lebih maju, biaya produksi dapat ditekan dan kualitas bahan bakar dapat ditingkatkan sehingga lebih kompetitif dengan bahan bakar fosil.

Meskipun menghadapi tantangan, prospek pengembangan bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia sangat cerah. Pemerintah telah memberikan dukungan yang kuat melalui berbagai kebijakan dan insentif. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya energi bersih juga semakin meningkat, sehingga permintaan akan bahan bakar ramah lingkungan juga semakin tinggi.

Dampak Positif bagi Lingkungan dan Ekonomi

Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan memiliki dampak positif yang luas bagi lingkungan dan ekonomi Indonesia. Dari segi lingkungan, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kualitas udara, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Dari segi ekonomi, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian, industri pengolahan, dan distribusi. Selain itu, juga dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi impor bahan bakar fosil.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Untuk mencapai tujuan pengembangan bahan bakar ramah lingkungan, diperlukan peran aktif dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah perlu terus memberikan dukungan kebijakan dan insentif, serta melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat bahan bakar ramah lingkungan.

Masyarakat juga perlu berperan aktif dengan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, mendukung program-program pemerintah, dan mengurangi penggunaan energi yang berlebihan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri energi dan ramah lingkungan.

Kesimpulan

Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamax Green dan avtur minyak jelantah merupakan langkah penting dalam menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Meskipun menghadapi tantangan, prospek pengembangan bahan bakar ramah lingkungan sangat cerah karena didukung oleh kebijakan pemerintah, inovasi teknologi, dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri energi, ramah lingkungan, dan sejahtera. Inovasi ini bukan hanya solusi untuk masalah lingkungan, tetapi juga peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dukungan terhadap pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Bahan Bakar Ramah Lingkungan, dari Pertamax Green hingga Avtur Minyak Jelantah

Popular Post

Biodata

Profil Biodata Bidan Rita yang Viral Lengkap dengan Fakta Menariknya – Lagi Trending

MediaNganjuk.com – Jagat maya kembali dihebohkan dengan kemunculan sosok yang dikenal sebagai Bidan Rita. Dalam waktu singkat, namanya menjadi perbincangan ...

Berita

ICONPLAY Menyatu dengan Gaya Hidup Digital Indonesia

Di era digital yang serba cepat ini, hiburan telah bertransformasi dari sekadar pengisi waktu luang menjadi bagian integral dari gaya ...

Ekonomi

Nama Kamu Termasuk Penerima BLT Kesra Rp900.000 Oktober 2025? Cek di Sini Link dan Kriteria Penerima.

Media Nganjuk – Feby Novalius, Jurnalis-Selasa, 21 Oktober 2025 | 20:02 WIB Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Melalui BLT Kesra: Penjelasan Lengkap ...

Ekonomi

Ini Batas Waktu Pencairan BLT Kesra Rp900.000 untuk Penerima Bansos 2025

JAKARTA – Pemerintah telah menetapkan batas waktu pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) sebesar Rp900.000 bagi penerima bantuan ...

Biodata

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap: Umur, Asal, dan Nama Suami – Kisah Inspiratif yang Sedang Trending

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap, Umur, Asal dan Nama Suami Hidup seringkali menghadirkan tantangan tak terduga yang menguji kekuatan ...

Berita

Saham DADA Berpeluang Tembus Rp230.000, Didorong Kabar Mega Akuisisi Vanguard

Saham PT Dada Indonesia Tbk (DADA) tengah menjadi primadona di pasar modal Indonesia, memicu spekulasi dan harapan baru di kalangan ...

Leave a Comment