Tanggal 3 Maret 1974 menjadi hari kelabu dalam sejarah penerbangan. Sebuah pesawat Turkish Airlines DC10 mengalami kecelakaan tragis di dekat Paris, Prancis. Pesawat dengan nomor penerbangan TK981 itu mengangkut 345 penumpang dan awak, dan sayangnya, tak satu pun dari mereka selamat. Kejadian ini menjadi salah satu kecelakaan pesawat paling mematikan sepanjang masa, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan komunitas penerbangan global.
Penerbangan Maut Ankara-London via Paris
Pesawat DC10 tersebut sebenarnya sedang dalam penerbangan rutin dari Ankara, Turki, menuju London, Inggris. Namun, penerbangan ini memiliki satu perhentian di Paris, Prancis. Setelah transit di Paris, pesawat lepas landas kembali menuju London. Sayangnya, beberapa menit setelah mengudara dari Bandara Orly Paris, petaka terjadi.
Also Read
Pesawat jatuh di hutan Ermenonville, sekitar 40 kilometer (25 mil) sebelah utara Paris. Jejak kehancuran membentang sepanjang satu mil di tengah hutan yang tenang itu. Lokasi jatuhnya pesawat ini memang populer di kalangan pejalan kaki, tapi untungnya, tidak ada korban jiwa di darat. Hanya tunggul pohon yang menghitam menjadi saksi bisu upaya terakhir pilot untuk melakukan pendaratan darurat.
Penumpang Didominasi Warga Inggris
Tragisnya, sebagian besar penumpang (sekitar 200 orang) adalah warga negara Inggris. Mereka seharusnya terbang dengan British Airways, tapi penerbangan mereka dibatalkan akibat aksi mogok kerja para insinyur di bandara London. Akhirnya, mereka dialihkan ke penerbangan Turkish Airlines tersebut, tanpa menyadari bahwa itu akan menjadi penerbangan terakhir mereka.
Pemandangan Mengerikan di Lokasi Jatuh
Puing-puing pesawat dan barang-barang pribadi penumpang berserakan di seluruh area hutan. Potongan pakaian, kursi pesawat yang hancur, dan berbagai serpihan lainnya menjadi gambaran betapa dahsyatnya kecelakaan tersebut. Tim penyelamat yang terdiri dari Palang Merah, Protection Civile (organisasi perlindungan sipil), serta petugas pemadam kebakaran dan ambulans segera tiba di lokasi kejadian.
Namun, harapan untuk menemukan korban selamat pupus seketika. Ratusan pekerja penyelamat berusaha keras mengumpulkan jenazah para korban. Jasad-jasad tersebut kemudian dibawa ke gereja St Pierre di Senlis, sebuah kota kecil dekat lokasi kejadian. Dari sana, tentara memindahkan jenazah dengan kendaraan militer ke pusat medis di Paris untuk diidentifikasi oleh tim forensik.
Ledakan di Udara Sebelum Jatuh?
Beberapa saksi mata di desa terdekat, St Pathu, mengaku mendengar suara ledakan keras dan melihat api berkobar dari pesawat sebelum jatuh ke hutan. Bahkan, beberapa jenazah ditemukan di dekat desa tersebut, sekitar enam mil dari lokasi jatuhnya pesawat. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa pesawat mungkin telah meledak di udara sebelum menghantam tanah.
Investigasi Intensif Dimulai
Penyelidik kecelakaan udara segera memulai investigasi untuk mencari tahu penyebab pasti dari bencana ini. Mereka fokus pada pemeriksaan mesin jet pesawat dan mencari "kotak hitam" (black box), yaitu perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit. Kotak hitam ini sangat penting untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di dalam pesawat sebelum kecelakaan.
Penyebab Kecelakaan: Pintu Kargo yang Tidak Terkunci Sempurna
Setelah melalui penyelidikan yang mendalam, penyebab utama kecelakaan Turkish Airlines DC10 ini akhirnya terungkap. Ternyata, masalah terletak pada desain pintu kargo pesawat. Pintu kargo bagian belakang tidak terkunci dengan sempurna saat pesawat lepas landas dari Paris. Akibatnya, tekanan udara di dalam pesawat yang semakin meningkat seiring ketinggian menyebabkan pintu tersebut terbuka secara tiba-tiba.
Pembukaan pintu kargo ini mengakibatkan dekompresi eksplosif di dalam pesawat. Dekompresi ini merusak kabel-kabel kontrol penting yang menghubungkan kokpit dengan kemudi, elevator, dan aileron (bagian-bagian sayap yang berfungsi untuk mengendalikan arah dan ketinggian pesawat). Tanpa kendali yang memadai, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat, dan akhirnya pesawat jatuh menghantam hutan Ermenonville.
Desain Pintu Kargo yang Bermasalah
Desain pintu kargo DC10 memang memiliki kelemahan. Sistem pengunciannya tidak cukup kuat dan rentan terhadap kesalahan manusia. Selain itu, indikator visual di kokpit yang seharusnya memberi tahu pilot jika pintu tidak terkunci dengan benar juga tidak berfungsi dengan baik.
Sebelum kecelakaan di Paris, sebenarnya sudah ada beberapa insiden serupa yang melibatkan pintu kargo DC10. Namun, insiden-insiden tersebut tidak sampai menyebabkan kecelakaan fatal. Sayangnya, pada penerbangan Turkish Airlines TK981, kombinasi antara desain pintu yang bermasalah, kesalahan manusia, dan indikator yang tidak berfungsi menyebabkan bencana yang tak terhindarkan.
Dampak dan Perubahan Setelah Kecelakaan
Kecelakaan Turkish Airlines DC10 ini membawa dampak yang sangat besar bagi industri penerbangan. Setelah kejadian ini, otoritas penerbangan di seluruh dunia meningkatkan standar keselamatan dan melakukan perbaikan pada desain pesawat.
Beberapa langkah yang diambil antara lain:
- Modifikasi Pintu Kargo DC10: Pintu kargo DC10 dimodifikasi dengan sistem penguncian yang lebih kuat dan aman.
- Peningkatan Pelatihan Awak Kabin: Awak kabin dilatih untuk mengenali tanda-tanda pintu kargo yang tidak terkunci dengan benar dan cara menangani dekompresi di dalam pesawat.
- Pemeriksaan Lebih Ketat: Prosedur pemeriksaan sebelum penerbangan diperketat untuk memastikan semua pintu dan sistem pesawat berfungsi dengan baik.
Kecelakaan ini juga menjadi pelajaran berharga bagi para insinyur dan desainer pesawat. Mereka menjadi lebih berhati-hati dalam merancang sistem-sistem penting pada pesawat dan memastikan bahwa sistem tersebut aman dan andal.
Tragedi yang Tak Boleh Dilupakan
Kecelakaan Turkish Airlines DC10 di Paris adalah sebuah tragedi yang tak boleh dilupakan. Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dalam penerbangan dan perlunya terus meningkatkan standar keselamatan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
345 nyawa melayang dalam kecelakaan ini. Mereka adalah orang-orang dengan mimpi dan harapan, keluarga dan teman-teman yang mencintai mereka. Mari kita mengenang mereka dan menjadikan tragedi ini sebagai pengingat untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap aspek kehidupan kita, terutama dalam dunia penerbangan.
Kenangan Abadi
Meskipun puluhan tahun telah berlalu sejak kejadian tragis itu, kenangan akan para korban Turkish Airlines DC10 tetap hidup. Setiap tahun, keluarga dan teman-teman korban berkumpul di dekat lokasi kecelakaan untuk mengenang mereka dan menaburkan bunga. Sebuah monumen juga didirikan di hutan Ermenonville sebagai simbol penghormatan kepada para korban dan pengingat akan pentingnya keselamatan penerbangan.
Kisah kecelakaan Turkish Airlines DC10 adalah bagian dari sejarah penerbangan yang kelam. Namun, dari tragedi ini, kita belajar banyak tentang pentingnya keselamatan, inovasi, dan kerja sama dalam industri penerbangan. Semoga dengan belajar dari masa lalu, kita dapat menciptakan masa depan penerbangan yang lebih aman dan nyaman bagi semua orang.















