Media Nganjuk melaporkan bahwa kelompok usia 45-50 tahun menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi dalam mempersiapkan diri secara finansial, terutama dalam hal kesehatan dan modal usaha. Sebuah riset terbaru mengungkap bahwa individu dalam rentang usia ini lebih proaktif dalam memiliki asuransi dan mengelola tabungan mereka untuk berbagai kebutuhan di masa depan.
Temuan ini muncul dari sebuah studi yang dilakukan oleh Kadence International, yang melibatkan 500 responden di tujuh kota besar di Indonesia. Responden terdiri dari pemegang polis asuransi dan mereka yang belum memiliki asuransi, memberikan gambaran komprehensif tentang perilaku dan prioritas keuangan masyarakat Indonesia.
Safiudin Alwi, Head of Business Acceleration Kadence International, menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan dalam fokus keuangan antara kelompok usia yang lebih muda dan yang lebih tua. "Usia 25-35 tahun cenderung lebih fokus pada menabung untuk kebutuhan masa depan yang belum spesifik. Sementara itu, usia 45-50 tahun menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap persiapan dana medis, kepemilikan asuransi, dan pengelolaan tabungan untuk modal usaha," ujarnya dalam sebuah konferensi pers.
Also Read
Riset ini juga menyoroti bahwa keamanan dan stabilitas keuangan merupakan prioritas utama bagi sebagian besar individu di Indonesia, dengan persentase mencapai 93%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat menghargai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan menghadapi tantangan keuangan yang mungkin timbul di masa depan.
Selain keamanan finansial secara umum, kepemilikan asuransi juga menjadi prioritas penting bagi masyarakat Indonesia, menempati urutan ketiga dengan persentase 55%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya perlindungan finansial terhadap risiko tak terduga, seperti sakit atau kecelakaan, semakin meningkat.
Persiapan masa pensiun dan akumulasi kekayaan jangka panjang juga menjadi perhatian utama bagi masyarakat Indonesia, dengan persentase 61%. Hal ini menunjukkan bahwa individu semakin menyadari pentingnya merencanakan masa depan mereka setelah tidak lagi aktif bekerja, dan berusaha untuk membangun aset yang dapat memberikan keamanan finansial di hari tua.
Data dari riset ini juga mengungkapkan bahwa rata-rata responden memiliki enam produk keuangan yang berbeda. Asuransi termasuk dalam lima besar produk keuangan yang paling umum dimiliki, bersama dengan rekening tabungan, pembayaran digital, pembayaran fisik, dan produk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin beragam dalam mengelola keuangan mereka, dengan memanfaatkan berbagai produk dan layanan yang tersedia untuk mencapai tujuan keuangan yang berbeda.
Temuan ini memiliki implikasi penting bagi industri asuransi dan lembaga keuangan lainnya. Perusahaan asuransi dapat menggunakan informasi ini untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan prioritas kelompok usia 45-50 tahun, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya asuransi bagi kelompok usia yang lebih muda.
Lembaga keuangan juga dapat memanfaatkan temuan ini untuk memberikan edukasi dan konsultasi keuangan yang lebih efektif kepada masyarakat, membantu mereka merencanakan masa depan keuangan mereka dengan lebih baik dan mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Secara keseluruhan, riset ini memberikan gambaran yang berharga tentang perilaku dan prioritas keuangan masyarakat Indonesia, serta menyoroti pentingnya perencanaan keuangan yang matang untuk mencapai keamanan dan stabilitas finansial di masa depan.
Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat ditarik dari berita ini:
- Kelompok usia 45-50 tahun lebih serius dalam mempersiapkan diri secara finansial: Mereka lebih proaktif dalam memiliki asuransi dan mengelola tabungan untuk berbagai kebutuhan di masa depan.
- Keamanan dan stabilitas keuangan merupakan prioritas utama bagi masyarakat Indonesia: Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat menghargai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan menghadapi tantangan keuangan yang mungkin timbul di masa depan.
- Kepemilikan asuransi menjadi prioritas penting: Kesadaran akan pentingnya perlindungan finansial terhadap risiko tak terduga semakin meningkat.
- Persiapan masa pensiun dan akumulasi kekayaan jangka panjang juga menjadi perhatian utama: Individu semakin menyadari pentingnya merencanakan masa depan mereka setelah tidak lagi aktif bekerja.
- Masyarakat Indonesia semakin beragam dalam mengelola keuangan mereka: Mereka memanfaatkan berbagai produk dan layanan yang tersedia untuk mencapai tujuan keuangan yang berbeda.
Dengan memahami tren dan prioritas keuangan masyarakat, lembaga keuangan dan perusahaan asuransi dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, serta membantu mereka mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Selain itu, penting bagi individu untuk meningkatkan literasi keuangan mereka dan merencanakan masa depan keuangan mereka dengan matang. Hal ini meliputi:
- Memahami berbagai produk dan layanan keuangan yang tersedia: Pelajari tentang berbagai jenis asuransi, investasi, dan produk keuangan lainnya yang dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda.
- Membuat anggaran dan melacak pengeluaran Anda: Ketahui ke mana uang Anda pergi setiap bulan dan identifikasi area di mana Anda dapat mengurangi pengeluaran.
- Menetapkan tujuan keuangan yang realistis: Tentukan apa yang ingin Anda capai secara finansial, baik itu membeli rumah, mempersiapkan masa pensiun, atau membayar utang.
- Berkonsultasi dengan penasihat keuangan: Dapatkan saran profesional tentang bagaimana merencanakan masa depan keuangan Anda dan mencapai tujuan keuangan Anda.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat meningkatkan keamanan dan stabilitas finansial Anda, serta mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.
Lebih lanjut, berita ini juga menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah dalam mendukung inklusi keuangan dan meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat. Pemerintah dapat melakukan hal ini melalui berbagai cara, seperti:
- Mengembangkan program edukasi keuangan: Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan dan organisasi masyarakat sipil untuk mengembangkan program edukasi keuangan yang komprehensif dan mudah diakses oleh masyarakat.
- Meningkatkan akses ke layanan keuangan: Pemerintah dapat mendorong lembaga keuangan untuk memperluas jangkauan mereka ke daerah-daerah terpencil dan menyediakan layanan keuangan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
- Memperkuat regulasi dan pengawasan sektor keuangan: Pemerintah perlu memastikan bahwa sektor keuangan beroperasi secara transparan dan akuntabel, serta melindungi konsumen dari praktik-praktik penipuan dan penyalahgunaan.
Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inklusi keuangan dan literasi keuangan, pemerintah dapat membantu masyarakat Indonesia membangun masa depan keuangan yang lebih aman dan sejahtera.
Sebagai penutup, berita ini memberikan pesan yang jelas: perencanaan keuangan yang matang adalah kunci untuk mencapai keamanan dan stabilitas finansial di masa depan. Dengan memahami prioritas keuangan mereka, meningkatkan literasi keuangan mereka, dan memanfaatkan berbagai produk dan layanan keuangan yang tersedia, masyarakat Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan keuangan yang mungkin timbul dan mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Kelompok usia 45-50 tahun memberikan contoh yang baik dalam hal ini, menunjukkan bahwa kesadaran dan tindakan proaktif dalam mempersiapkan diri secara finansial dapat membawa manfaat yang signifikan di kemudian hari.















