Media Nganjuk – Indonesia memiliki modal kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berdaya tahan di tengah dinamika global yang penuh tantangan. Terdapat tiga kunci untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi dan berdaya tahan di 2026, yaitu optimisme, upaya maksimal seluruh pihak, dan sinergi.
"Kita harus optimis bahwa perekonomian Indonesia akan lebih baik dan mampu menghadapi tantangan. Bank Indonesia akan all out merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas, dan seluruh upaya tersebut harus dilakukan bersinergi dengan seluruh pihak, termasuk dengan kebijakan fiskal Pemerintah dalam bauran kebijakan transformasi ekonomi nasional," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam gelaran Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2025 di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Perry menyampaikan arah bauran kebijakan Bank Indonesia. Pertama, kebijakan moneter diarahkan untuk menjaga inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Kedua, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk memperkuat kemampuan intermediasi perbankan dalam rangka mendukung sektor-sektor prioritas Pemerintah. Ketiga, kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk meningkatkan transaksi pembayaran digital, termasuk QRIS dan BI-FAST.
Also Read
Keempat, dari sisi kebijakan pendalaman pasar uang dan pasar valas, difokuskan pada penguatan aspek produk (product), harga (pricing), pelaku (participants), dan infrastruktur (infrastructure) pasar keuangan untuk mendukung pembiayaan perekonomian nasional. Kelima, Bank Indonesia terus memperkuat UMKM, ekonomi hijau, dan ekonomi syariah untuk mendukung ekonomi kerakyatan Pemerintah.
“Melalui penguatan bauran kebijakan tersebut, Bank Indonesia berkomitmen penuh mendukung Asta Cita dan memastikan stabilitas serta pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya tahan," ujar Perry.
Analisis Mendalam tentang Tiga Jurus BI untuk Pertumbuhan Ekonomi 2026
Bank Indonesia (BI) tengah mempersiapkan strategi komprehensif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026. Dengan tantangan global yang semakin kompleks, BI menyadari perlunya pendekatan yang "all out" untuk mencapai target pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Strategi ini bertumpu pada tiga pilar utama: optimisme, upaya maksimal, dan sinergi. Mari kita telaah lebih dalam masing-masing jurus ini dan bagaimana BI berencana untuk mengimplementasikannya.
1. Optimisme: Menumbuhkan Keyakinan di Tengah Ketidakpastian
Optimisme bukanlah sekadar sikap positif, tetapi fondasi penting untuk pengambilan keputusan ekonomi dan investasi. Dalam konteks ekonomi, optimisme mencerminkan keyakinan pelaku pasar terhadap prospek pertumbuhan, stabilitas, dan peluang di masa depan. BI menyadari bahwa sentimen positif dapat mendorong investasi, konsumsi, dan aktivitas ekonomi lainnya.
Untuk menumbuhkan optimisme, BI berupaya untuk:
- Komunikasi yang Jelas dan Transparan: Menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang kondisi ekonomi, kebijakan BI, dan prospek ke depan. Hal ini membantu pelaku pasar untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi dan mengurangi ketidakpastian.
- Menunjukkan Komitmen terhadap Stabilitas: Memastikan stabilitas harga (inflasi) dan nilai tukar Rupiah. Stabilitas ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
- Menyoroti Potensi Indonesia: Mengkomunikasikan potensi ekonomi Indonesia, seperti demografi yang menguntungkan, sumber daya alam yang melimpah, dan reformasi struktural yang sedang berlangsung.
- Membangun Narasi Positif: Mengangkat kisah sukses dan inovasi di berbagai sektor ekonomi untuk menginspirasi dan menumbuhkan keyakinan.
2. Upaya Maksimal: Mengoptimalkan Instrumen Kebijakan
BI tidak hanya mengandalkan optimisme, tetapi juga berupaya secara maksimal untuk mengoptimalkan instrumen kebijakan yang dimilikinya. Upaya ini mencakup:
- Kebijakan Moneter yang Pro-Growth: Menjaga inflasi dalam target yang ditetapkan sambil tetap memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi. BI dapat menyesuaikan suku bunga acuan, operasi pasar terbuka, dan instrumen moneter lainnya untuk mencapai keseimbangan ini.
- Kebijakan Makroprudensial yang Mendukung Pembiayaan: Memperkuat kemampuan intermediasi perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas pemerintah, seperti infrastruktur, manufaktur, dan pariwisata. BI juga mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit kepada UMKM.
- Kebijakan Sistem Pembayaran yang Efisien dan Inklusif: Meningkatkan penggunaan transaksi pembayaran digital, termasuk QRIS dan BI-FAST. Sistem pembayaran yang efisien dan inklusif dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya transaksi, dan memperluas akses keuangan.
- Pendalaman Pasar Keuangan: Memperkuat pasar uang dan pasar valas untuk mendukung pembiayaan perekonomian nasional. BI berupaya untuk meningkatkan likuiditas, efisiensi, dan stabilitas pasar keuangan.
- Dukungan untuk UMKM, Ekonomi Hijau, dan Ekonomi Syariah: Memberikan dukungan khusus kepada UMKM, ekonomi hijau, dan ekonomi syariah. Sektor-sektor ini memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
3. Sinergi: Kolaborasi untuk Mencapai Tujuan Bersama
BI menyadari bahwa upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilakukan sendiri. Sinergi dengan pemerintah, lembaga keuangan, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk-bentuk sinergi yang dilakukan BI meliputi:
- Koordinasi Kebijakan dengan Pemerintah: Bekerja sama dengan pemerintah dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan ekonomi yang terkoordinasi. Hal ini termasuk koordinasi kebijakan fiskal dan moneter, serta kebijakan struktural.
- Kemitraan dengan Lembaga Keuangan: Bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas dan UMKM.
- Keterlibatan dengan Sektor Swasta: Berdialog dengan sektor swasta untuk memahami kebutuhan dan tantangan mereka, serta untuk mendorong investasi dan inovasi.
- Edukasi dan Literasi Keuangan: Meningkatkan edukasi dan literasi keuangan masyarakat untuk meningkatkan inklusi keuangan dan pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik.
Asta Cita: Visi Pembangunan Jangka Panjang Indonesia
Perry Warjiyo menyebutkan bahwa upaya BI ini bertujuan untuk mendukung Asta Cita. Asta Cita adalah visi pembangunan jangka panjang Indonesia yang berfokus pada delapan aspek utama:
- Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan keterampilan tenaga kerja.
- Pembangunan Infrastruktur yang Merata: Membangun infrastruktur yang memadai dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
- Reformasi Birokrasi: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas birokrasi.
- Deregulasi Ekonomi: Mengurangi hambatan regulasi untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
- Peningkatan Daya Saing: Meningkatkan daya saing produk dan jasa Indonesia di pasar global.
- Pengembangan Ekonomi Hijau: Mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
- Penguatan Ekonomi Maritim: Mengembangkan potensi ekonomi maritim Indonesia.
- Pemerataan Pembangunan: Mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah dan kelompok masyarakat.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun strategi BI ini menjanjikan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:
- Ketidakpastian Global: Ekonomi global masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian, seperti perang dagang, perubahan iklim, dan pandemi.
- Perubahan Teknologi: Perubahan teknologi yang pesat dapat mengganggu model bisnis tradisional dan menciptakan tantangan baru bagi tenaga kerja.
- Kesenjangan Ekonomi: Kesenjangan ekonomi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Untuk mengatasi tantangan ini, BI perlu terus beradaptasi dan berinovasi. Selain itu, sinergi dengan semua pihak perlu diperkuat. Dengan optimisme, upaya maksimal, dan sinergi, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif pada tahun 2026 dan seterusnya.
Kesimpulan
Tiga jurus yang dicanangkan BI, yaitu optimisme, upaya maksimal, dan sinergi, merupakan fondasi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. Dengan implementasi yang efektif dan koordinasi yang baik dengan semua pihak, diharapkan Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan yang diinginkan dan mewujudkan visi Asta Cita. Keberhasilan strategi ini akan bergantung pada kemampuan BI untuk beradaptasi dengan perubahan, mengatasi tantangan, dan terus berinovasi dalam merespons dinamika ekonomi global dan domestik.














