Polemik internal di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali menjadi sorotan publik setelah muncul pernyataan dari auditor independen yang menegaskan bahwa audit umum atas laporan keuangan PBNU belum rampung dan belum menghasilkan laporan yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pernyataan ini semakin memperkuat gelombang kritik terhadap langkah Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, yang sebelumnya telah mencopot Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU, Najib Azca, secara terbuka menyatakan ketidaksetujuannya terhadap langkah tersebut. Menurutnya, pencopotan Ketum PBNU tidak mencerminkan prinsip tata kelola organisasi yang benar. Najib Azca menekankan bahwa audit yang sedang berlangsung seharusnya menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan strategis, bukan sebaliknya.
"Audit belum selesai, tim pencari fakta baru bergerak setelah keputusan diumumkan. Bagaimana mungkin keputusan strategis diambil sebelum fakta lengkap tersedia? Prinsip organisasi yang tertib harus dijunjung tinggi," tegas Najib dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/12/2025). Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran akan potensi pelanggaran terhadap prosedur organisasi yang seharusnya dijunjung tinggi dalam pengambilan keputusan.
Also Read
Dalam sebuah klarifikasi yang disampaikan kepada Tim Audit Internal PBNU, auditor independen juga menyatakan bahwa tidak semestinya ada pihak yang menyimpulkan atau mengutip hasil audit karena proses audit masih berlangsung. Auditor juga menegaskan bahwa audit umum yang dilakukan tidak serta-merta membuktikan adanya penyimpangan sebelum seluruh rangkaian pemeriksaan selesai dilakukan dan diverifikasi secara menyeluruh.
Pernyataan-pernyataan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang dasar dan justifikasi pencopotan KH Yahya Cholil Staquf dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU. Jika audit belum selesai dan belum ada bukti penyimpangan yang terverifikasi, maka keputusan pencopotan tersebut dianggap prematur dan berpotensi melanggar prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik.
Polemik internal PBNU ini menjadi perhatian luas di kalangan Nahdliyin dan masyarakat umum. PBNU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sosial dan keagamaan di tanah air. Oleh karena itu, setiap konflik internal yang terjadi di tubuh PBNU dapat berdampak signifikan terhadap citra dan kredibilitas organisasi.
Beberapa kalangan menilai bahwa polemik ini merupakan bagian dari dinamika internal PBNU yang selalu ada sejak dulu. Namun, ada juga yang mengkhawatirkan bahwa konflik ini dapat memecah belah persatuan dan kesolidan organisasi. Oleh karena itu, penting bagi seluruh pihak yang terlibat untuk mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan pendapat.
Penting untuk dicatat bahwa KH Yahya Cholil Staquf merupakan tokoh yang memiliki pengaruh besar di kalangan Nahdliyin. Ia dikenal sebagai sosok yang moderat dan inklusif. Selama menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, Gus Yahya telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat peran PBNU dalam menjaga kerukunan umat beragama dan mempromosikan nilai-nilai toleransi.
Oleh karena itu, pencopotan Gus Yahya dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU menimbulkan kekecewaan di kalangan pendukungnya. Mereka menilai bahwa keputusan tersebut tidak adil dan tidak mempertimbangkan jasa-jasa Gus Yahya selama memimpin PBNU.
Di sisi lain, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terkait organisasi. Sebagai pemimpin tertinggi PBNU, Rais Aam memiliki tanggung jawab untuk menjaga keutuhan dan kesolidan organisasi. Oleh karena itu, keputusan yang diambil oleh Rais Aam harus dihormati dan dijalankan oleh seluruh anggota PBNU.
Namun demikian, keputusan tersebut juga harus diambil secara transparan dan akuntabel. Rais Aam harus memberikan penjelasan yang memadai tentang alasan dan dasar pengambilan keputusan tersebut. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan spekulasi yang dapat merugikan organisasi.
Dalam konteks ini, penting bagi seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi yang dapat memperkeruh suasana. Semua pihak harus mengedepankan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dialog dan musyawarah harus menjadi jalan utama dalam menyelesaikan perbedaan pendapat.
PBNU sebagai organisasi besar memiliki mekanisme internal untuk menyelesaikan konflik. Mekanisme ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak. Para tokoh senior PBNU diharapkan dapat berperan aktif dalam menjembatani perbedaan pendapat dan mencari titik temu.
Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas PBNU. Pemerintah harus bersikap netral dan tidak memihak salah satu pihak yang bertikai. Pemerintah dapat memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang berselisih dan membantu mencari solusi yang konstruktif.
Masyarakat umum juga diharapkan dapat memberikan dukungan moral kepada PBNU. Dukungan ini dapat berupa doa dan harapan agar PBNU dapat segera menyelesaikan konflik internalnya dan kembali fokus pada tugas-tugasnya sebagai organisasi keagamaan dan sosial.
Polemik internal PBNU ini merupakan ujian bagi seluruh anggota dan pengurus PBNU. Ujian ini akan menguji kemampuan mereka dalam menjaga persatuan dan kesolidan organisasi. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, PBNU diharapkan dapat melewati ujian ini dengan sukses dan semakin memperkuat perannya dalam membangun bangsa dan negara.
Ke depan, PBNU perlu melakukan reformasi internal untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas organisasi. Reformasi ini harus mencakup semua aspek, mulai dari pengelolaan keuangan hingga pengambilan keputusan. Dengan reformasi yang komprehensif, PBNU diharapkan dapat menjadi organisasi yang lebih profesional dan modern.
Selain itu, PBNU juga perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Dengan SDM yang berkualitas, PBNU diharapkan dapat menghadapi tantangan-tantangan global yang semakin kompleks.
PBNU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara. Potensi ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Namun demikian, potensi ini tidak akan terwujud jika PBNU terus-menerus dilanda konflik internal. Oleh karena itu, penting bagi seluruh anggota dan pengurus PBNU untuk bersatu padu dan bekerja sama dalam membangun organisasi yang kuat dan solid.
Dengan persatuan dan kesolidan, PBNU akan mampu menghadapi segala tantangan dan mewujudkan cita-cita luhurnya. PBNU akan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga kerukunan umat beragama dan mempromosikan nilai-nilai toleransi. PBNU akan terus menjadi inspirasi bagi seluruh umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh anggota dan pengurus PBNU. Semoga PBNU selalu diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugasnya dengan sebaik-baiknya. Amin.











