Presiden Direktur PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPStore), Abdul Aziz, yang lebih dikenal dengan sapaan A’ad, menunjukkan ambisi besar untuk membawa inovasi teknologi finansial ke akar rumput Indonesia. Terbang langsung dari Bangkalan, Madura, A’ad menghadiri Singapore Fintech Festival (SFF) 2025 yang berlangsung pada 11-14 November di Singapore Expo. Kehadirannya di ajang internasional ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan sebuah misi strategis untuk mencari ide-ide revolusioner yang dapat mentransformasi bisnis pembayaran, khususnya untuk melayani lebih dari 800.000 klien MPStore, yang sebagian besar adalah pemilik warung kelontong, termasuk para perantau Madura yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
A’ad melihat SFF sebagai sebuah wadah inkubasi ide yang potensial, tempat bertemunya para inovator, pengembang teknologi, dan pelaku industri finansial dari berbagai belahan dunia. Ia meyakini bahwa di tengah hiruk pikuk pameran dan diskusi, terdapat celah-celah inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan, dan memberikan nilai tambah bagi para pelanggan MPStore. Fokus utamanya adalah mencari solusi yang dapat mempermudah transaksi, mengurangi biaya, dan meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan bagi para pelaku usaha mikro di Indonesia.
Salah satu teknologi yang menarik perhatian A’ad secara khusus adalah stablecoin. Ia melihat potensi besar stablecoin dalam memfasilitasi transaksi lintas batas, mengurangi biaya remitansi, dan menciptakan ekosistem pembayaran yang lebih inklusif. Ketertarikannya pada stablecoin semakin diperkuat oleh kehadiran raksasa sistem pembayaran global, Visa, yang turut memamerkan teknologi tersebut di SFF. A’ad tak hanya sekadar melihat-lihat, tetapi juga aktif berdiskusi dengan para ahli Visa untuk memahami lebih dalam tentang mekanisme kerja stablecoin, potensi manfaatnya, serta tantangan implementasinya.
Also Read
Ia sangat tertarik dengan layanan konversi stablecoin ke dompet digital yang memungkinkan transaksi di lokapasar daring maupun gerai fisik. A’ad membayangkan sebuah skenario di mana para pelanggan MPStore dapat dengan mudah menerima pembayaran dalam bentuk stablecoin, yang kemudian dapat dikonversi ke rupiah dan digunakan untuk berbelanja di warung-warung kelontong mitra MPStore. Hal ini, menurutnya, akan membuka peluang baru bagi para pelaku usaha mikro untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital global.
"Bukan tidak mungkin, inovasi ini akan menentukan masa depan industri finansial digital," ujar A’ad dengan nada optimis. Ia percaya bahwa stablecoin memiliki potensi untuk merevolusi cara orang bertransaksi, menyimpan nilai, dan mengakses layanan keuangan. Ia juga mengakui bahwa adopsi stablecoin akan membutuhkan adaptasi regulasi yang tepat, namun ia yakin bahwa pemerintah Indonesia akan mendukung inovasi ini jika terbukti dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pengalaman sebelumnya di SFF telah membuktikan bahwa A’ad tidak hanya pandai mencari ide, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dengan sukses. Tahun lalu, ia berhasil mengadopsi layanan link payment dan soundbox payment yang ia temukan di SFF. Layanan-layanan ini telah terbukti meningkatkan efisiensi dan kenyamanan transaksi bagi para pelanggan MPStore. Link payment memungkinkan para pelanggan untuk melakukan pembayaran melalui tautan yang dikirimkan melalui pesan singkat atau aplikasi chatting, sementara soundbox payment memberikan notifikasi suara ketika pembayaran berhasil dilakukan.
Tahun ini, selain stablecoin, A’ad juga mengincar teknologi remitansi. Ia memiliki visi besar untuk memotong biaya pengiriman uang yang mahal dan rumit bagi diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Ia membayangkan sebuah layanan remitansi yang dapat diakses dengan mudah melalui aplikasi MPStore di warung-warung kelontong Madura. Dengan demikian, para perantau Madura dapat mengirimkan uang kepada keluarga mereka di kampung halaman dengan biaya yang lebih rendah dan proses yang lebih cepat.
"Ke depan, saya ingin remitansi bisa diambil pakai MPStore di warung-warung kelontong Madura," tegasnya. Ia melihat warung kelontong sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan keuangan kepada masyarakat di daerah pedesaan. Dengan memanfaatkan jaringan warung kelontong yang luas, MPStore dapat menjangkau mereka yang selama ini kesulitan mengakses layanan perbankan formal.
A’ad bahkan memiliki mimpi yang lebih besar lagi. Ia membayangkan suatu hari, turis asing di Bali dapat berbelanja di warung kelontong Madura dengan modal stablecoin yang dikonversi langsung ke dompet digital melalui layanan MPStore. Hal ini akan mempermudah transaksi bagi para turis, sekaligus meningkatkan daya saing warung kelontong Madura di era globalisasi.
Namun, A’ad menyadari bahwa mewujudkan visi ini tidaklah mudah. Ia harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari regulasi yang belum jelas, infrastruktur yang belum memadai, hingga literasi digital masyarakat yang masih rendah. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam edukasi dan pelatihan bagi para pelanggan MPStore, serta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk membangun ekosistem keuangan digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Keberanian A’ad untuk berinovasi dan mengambil risiko patut diacungi jempol. Ia adalah contoh nyata seorang pemimpin yang tidak hanya memikirkan keuntungan perusahaan, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Ia percaya bahwa teknologi dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan yang terpinggirkan, memberdayakan yang lemah, dan menciptakan kesempatan yang sama bagi semua.
Perjalanan A’ad dari warung Madura ke kancah global adalah sebuah inspirasi bagi para pelaku usaha mikro di Indonesia. Ia membuktikan bahwa dengan semangat pantang menyerah, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi, siapapun dapat meraih kesuksesan, bahkan di tengah persaingan global yang semakin ketat. Ia juga menunjukkan bahwa inovasi tidak harus datang dari kota-kota besar, tetapi dapat lahir dari ide-ide sederhana yang berasal dari kebutuhan sehari-hari masyarakat.
A’ad tidak hanya sekadar "belanja ide" di SFF, tetapi juga siap untuk beradaptasi dengan regulasi yang ada. Ia menyadari bahwa industri keuangan digital di Indonesia masih dalam tahap perkembangan, dan regulasi akan terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk selalu memantau perkembangan regulasi, serta menjalin komunikasi yang baik dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memastikan bahwa inovasi yang ia lakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ia juga menyadari bahwa keberhasilan implementasi stablecoin dan teknologi remitansi akan sangat bergantung pada kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk bank, perusahaan teknologi, dan pemerintah. Oleh karena itu, ia aktif menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk membangun ekosistem keuangan digital yang inklusif dan berkelanjutan.
A’ad percaya bahwa dengan kerjasama yang solid, Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin dalam industri keuangan digital di kawasan Asia Tenggara. Ia berharap bahwa inovasi yang ia lakukan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan semangat inovasi yang membara, visi yang jelas, dan komitmen yang kuat, A’ad siap membawa MPStore menuju masa depan yang lebih cerah. Ia adalah contoh nyata seorang pemimpin yang tidak hanya memikirkan keuntungan perusahaan, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Ia adalah inspirasi bagi para pelaku usaha mikro di Indonesia untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Perjalanannya dari warung Madura ke kancah global adalah bukti bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, siapapun dapat meraih kesuksesan.











