Media Nganjuk – Kabar mengenai potensi merger antara dua raksasa ride-hailing dan teknologi, GoTo (PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk) dan Grab Holdings Ltd., kembali mencuat. Kali ini, sorotan tertuju pada keterlibatan Danantara, sebuah badan pengelola investasi yang memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Rosan Roeslani, Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, memberikan pernyataan terkait alasan di balik keterlibatan lembaganya dalam rencana akuisisi GoTo oleh Grab. Penegasan ini muncul di tengah kekhawatiran publik mengenai dampak merger terhadap ekosistem transportasi online, khususnya kesejahteraan para pengemudi ojek online (ojol).
Rosan Roeslani menjelaskan bahwa tujuan utama keterlibatan Danantara adalah untuk menjaga kesejahteraan para pengemudi ojol. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada tidak hanya dikuasai oleh perusahaan asing, dalam hal ini Grab yang berbasis di Singapura. "Yang penting bagi Danantara adalah kita juga ingin menjaga agar kesejahteraan para ojol tetap baik. Kalau Danantara masuk, kita ingin memastikan kesejahteraan mereka, justru itu yang paling utama," ujar Rosan seusai acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 di Jakarta, Jumat malam (29/11/2025). Pernyataan ini mengindikasikan adanya perhatian serius dari pemerintah, melalui Danantara, terhadap nasib para mitra pengemudi yang menjadi tulang punggung operasional GoTo dan Grab.
Keterlibatan Danantara dalam proses merger ini menjadi krusial mengingat besarnya dampak yang akan ditimbulkan terhadap industri transportasi online dan perekonomian digital Indonesia. Merger antara GoTo dan Grab akan menciptakan sebuah entitas bisnis yang sangat besar, dengan potensi monopoli yang signifikan. Oleh karena itu, peran Danantara sebagai lembaga investasi negara diharapkan dapat memberikan keseimbangan dan memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terlindungi.
Also Read
Rosan menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait aksi korporasi tersebut. Ia mengakui bahwa telah ada permintaan dari pihak GoTo terkait rencana keterlibatan Danantara dalam proses akuisisi ini. "Kita serahkan prosesnya kepada Grab dan GoTo, karena sedang berjalan. Mereka juga menyampaikan kepada kita agar terbuka kalau Danantara ingin berpartisipasi," kata Rosan. Sikap ini menunjukkan bahwa Danantara tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan, melainkan memilih untuk memantau perkembangan proses merger dan berpartisipasi secara aktif jika diperlukan.
Lebih lanjut, Rosan menegaskan bahwa Danantara memberikan keleluasaan kepada Grab dan GoTo untuk melanjutkan proses kerjasama mereka. "Untuk sekarang, kami persilakan dulu Grab dan GoTo melanjutkan proses kerjasamanya, atau bentuknya seperti apa. Penggabungan atau lainnya, kita serahkan dulu kepada mereka," tambahnya. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Danantara akan menghormati proses bisnis yang sedang berjalan, namun tetap siap untuk turun tangan jika diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional dan kesejahteraan para pengemudi ojol.
Sebelumnya, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, juga memberikan pandangannya terkait potensi intervensi dalam aksi korporasi GoTo dan Grab. Pandu menegaskan bahwa setiap keputusan investasi yang diambil oleh Danantara akan tetap mempertimbangkan sisi komersial dan imbal hasil yang menarik. Hal ini menunjukkan bahwa Danantara tidak hanya fokus pada aspek sosial dan kesejahteraan, tetapi juga mempertimbangkan aspek finansial dalam setiap keputusannya.
Keterlibatan Danantara dalam rencana merger Grab-GoTo menimbulkan berbagai pertanyaan dan harapan di kalangan masyarakat. Banyak pihak berharap bahwa kehadiran Danantara dapat memberikan dampak positif bagi ekosistem transportasi online di Indonesia. Beberapa poin penting yang menjadi perhatian publik antara lain:
-
Kesejahteraan Pengemudi Ojol: Ini adalah isu utama yang menjadi fokus Danantara. Masyarakat berharap bahwa merger tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan dan kondisi kerja para pengemudi ojol. Danantara diharapkan dapat memastikan bahwa hak-hak para pengemudi terlindungi dan mereka mendapatkan kompensasi yang adil.
-
Persaingan Usaha: Merger antara GoTo dan Grab berpotensi mengurangi persaingan di pasar transportasi online. Hal ini dapat berdampak pada kenaikan harga layanan dan penurunan kualitas layanan. Danantara diharapkan dapat memastikan bahwa persaingan usaha tetap sehat dan konsumen tidak dirugikan.
-
Inovasi: Persaingan yang sehat mendorong inovasi. Merger yang mengurangi persaingan dapat menghambat inovasi di sektor transportasi online. Danantara diharapkan dapat mendorong GoTo dan Grab untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan mereka.
-
Kepentingan Nasional: Sebagai lembaga investasi negara, Danantara diharapkan dapat melindungi kepentingan nasional dalam proses merger ini. Hal ini termasuk memastikan bahwa data pengguna Indonesia tetap terlindungi dan tidak disalahgunakan.
-
Regulasi: Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait merger dan akuisisi di sektor teknologi untuk melindungi kepentingan konsumen dan para pelaku usaha kecil dan menengah. Danantara dapat berperan dalam memberikan masukan kepada pemerintah terkait regulasi yang diperlukan.
Keterlibatan Danantara dalam merger Grab-GoTo merupakan langkah strategis yang menunjukkan perhatian pemerintah terhadap perkembangan industri teknologi di Indonesia. Dengan fokus pada kesejahteraan pengemudi ojol dan perlindungan kepentingan nasional, Danantara diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian digital Indonesia. Namun, keberhasilan Danantara dalam menjalankan perannya akan sangat bergantung pada kemampuan lembaga ini untuk menyeimbangkan antara kepentingan komersial dan kepentingan sosial. Masyarakat akan terus memantau perkembangan proses merger ini dan berharap bahwa hasilnya akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh pihak yang terlibat.
Penting untuk dicatat bahwa merger antara GoTo dan Grab masih dalam tahap perencanaan dan belum ada keputusan final yang diambil. Proses ini melibatkan berbagai pihak dan memerlukan persetujuan dari regulator terkait. Oleh karena itu, informasi yang beredar saat ini masih bersifat spekulatif dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Sebagai penutup, keterlibatan Danantara dalam rencana merger Grab-GoTo merupakan sinyal positif bahwa pemerintah Indonesia serius dalam memperhatikan perkembangan industri teknologi dan dampaknya terhadap masyarakat. Diharapkan, dengan peran aktif Danantara, merger ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh pihak yang terlibat, termasuk para pengemudi ojol, konsumen, dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah, melalui Danantara, perlu terus memantau dan mengevaluasi dampak merger ini secara berkala untuk memastikan bahwa kepentingan nasional dan kesejahteraan masyarakat tetap terlindungi.
