Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Ngagel, yang dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), menjelma menjadi garda terdepan dalam penyediaan bahan bakar gas (BBG) bagi masyarakat Surabaya. Keberadaannya tak hanya sekadar stasiun pengisian, melainkan sebuah solusi energi bersih yang menawarkan alternatif ekonomis dan ramah lingkungan di tengah isu polusi dan kebutuhan transportasi yang terus meningkat.
Melalui inovasi layanan beyond pipeline berupa Compressed Natural Gas (CNG), SPBG Ngagel menghadirkan dua produk unggulan: BBG GasKu yang diperuntukkan bagi sektor transportasi, dan GasLink yang menyasar kebutuhan ritel. Kedua produk ini menjadi bukti komitmen PGN dalam memperluas akses masyarakat terhadap energi bersih yang terjangkau.
SPBG Ngagel, yang dioperasikan secara profesional oleh anak perusahaan PGN, PT Gagas Energi Indonesia, memiliki kapasitas yang cukup signifikan, yakni antara 4.000 hingga 4.500 Liter Setara Premium (LSP). Kapasitas ini memungkinkan SPBG untuk melayani ratusan kendaraan setiap harinya. Data menunjukkan bahwa setiap hari, sekitar 400 hingga 450 kendaraan memanfaatkan fasilitas pengisian di SPBG Ngagel. Ragam kendaraan yang mengisi BBG di sini pun bervariasi, mulai dari kendaraan pribadi yang digunakan sehari-hari, hingga armada taksi konvensional dan taksi online yang semakin menyadari keuntungan menggunakan BBG.
Also Read
Kisah sukses penggunaan BBG di Surabaya salah satunya datang dari Ahmad Yanto, seorang pengguna setia yang telah merasakan manfaatnya selama lima bulan terakhir. Awalnya, ketertarikan Ahmad Yanto terhadap BBG muncul dari rekomendasi Ketua Komunitas Mobil Gas (Komagas) Surabaya Raya. Setelah mencoba dan merasakan sendiri keunggulannya, ia memutuskan untuk bergabung dengan komunitas tersebut dan menjadi bagian dari gerakan penggunaan energi bersih di Surabaya.
Ahmad Yanto menuturkan pengalamannya, "Manfaatnya sangat terasa karena lebih hemat dan kualitasnya bagus. Satu tabung BBG seharga Rp45.000 bisa dipakai menempuh jarak 100–120 km. Semoga pengisian BBG di Surabaya semakin banyak," ungkapnya dengan antusias. Pengalaman Ahmad Yanto ini menjadi bukti nyata bahwa BBG bukan hanya sekadar alternatif bahan bakar, tetapi juga solusi yang memberikan penghematan signifikan bagi penggunanya.
Harga GasKu saat ini dipatok sebesar Rp4.500 per 1 LSP. Harga ini jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan bahan bakar konvensional seperti bensin. Selain keuntungan dari segi biaya, penggunaan BBG juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran BBG 25–35 persen lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar konvensional. Dengan demikian, penggunaan BBG menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan ingin mengurangi dampak negatif terhadap kualitas udara.
Sales Area Head Surabaya PGN Gagas, Dedy Adhariadi, menjelaskan bahwa GasKu merupakan bagian integral dari layanan energi bersih yang dikembangkan oleh PGN di wilayah SOR III. "Kami terus mengoptimalkan layanan di SPBG Ngagel agar pelanggan setia maupun pelanggan baru semakin nyaman selama menggunakan GasKu," ujarnya. Komitmen PGN untuk terus meningkatkan kualitas layanan di SPBG Ngagel menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penggunaan energi bersih di Indonesia.
Keberadaan SPBG Ngagel bukan hanya memberikan manfaat bagi pengguna kendaraan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan BBG, permintaan terhadap bahan bakar ini akan terus meningkat. Hal ini akan mendorong pertumbuhan industri BBG di Surabaya dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Selain itu, penggunaan BBG juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar fosil, sehingga dapat menghemat devisa negara.
Namun, tantangan dalam pengembangan BBG di Surabaya juga masih ada. Salah satunya adalah masih terbatasnya infrastruktur pengisian BBG. Meskipun SPBG Ngagel telah memberikan kontribusi yang signifikan, jumlahnya masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, diperlukan investasi yang lebih besar dalam pembangunan infrastruktur pengisian BBG agar semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses energi bersih ini.
Selain itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan keunggulan BBG juga perlu ditingkatkan. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang BBG dan manfaatnya. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, diharapkan semakin banyak yang tertarik untuk beralih menggunakan BBG.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan BBG di Surabaya. Pemerintah dapat memberikan insentif bagi masyarakat yang beralih menggunakan BBG, seperti subsidi harga BBG atau keringanan pajak kendaraan. Selain itu, pemerintah juga dapat mendorong penggunaan BBG pada kendaraan-kendaraan operasional pemerintah, seperti bus kota dan mobil dinas.
Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, PGN, dan masyarakat, pengembangan BBG di Surabaya dapat berjalan dengan sukses. SPBG Ngagel dapat menjadi model bagi pengembangan SPBG di daerah-daerah lain di Indonesia. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan BBG, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Selain itu, perlu adanya inovasi dalam pengembangan teknologi BBG. Pengembangan teknologi yang lebih efisien dan terjangkau akan membuat BBG semakin menarik bagi masyarakat. Misalnya, pengembangan teknologi konversi kendaraan dari bahan bakar bensin ke BBG yang lebih murah dan mudah dipasang.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi faktor penting dalam pengembangan BBG. Tenaga kerja yang terampil dan kompeten dibutuhkan untuk mengoperasikan dan memelihara infrastruktur BBG. Oleh karena itu, pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga kerja di bidang BBG perlu ditingkatkan.
Pengembangan BBG juga harus memperhatikan aspek keselamatan. Standar keselamatan yang ketat harus diterapkan dalam seluruh proses, mulai dari pengisian hingga penggunaan BBG. Masyarakat juga perlu diberikan edukasi mengenai cara penggunaan BBG yang aman.
Dengan memperhatikan seluruh aspek tersebut, pengembangan BBG di Surabaya dapat berjalan dengan optimal dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan lingkungan. SPBG Ngagel dapat terus menjadi ujung tombak dalam penyediaan layanan BBG yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Surabaya.
Media Nganjuk mencatat bahwa keberhasilan SPBG Ngagel dalam melayani kebutuhan BBG masyarakat Surabaya adalah bukti nyata bahwa energi bersih dapat menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan dukungan dari pemerintah, PGN, dan masyarakat, pengembangan BBG di Surabaya dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.
Selain itu, keberadaan SPBG Ngagel juga memberikan dampak positif bagi sektor transportasi di Surabaya. Dengan semakin banyaknya kendaraan yang menggunakan BBG, biaya operasional transportasi dapat ditekan, sehingga harga barang dan jasa juga dapat menjadi lebih terjangkau. Hal ini akan meningkatkan daya saing ekonomi Surabaya dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya.
Pengembangan BBG juga dapat menjadi peluang bagi pengembangan industri lokal. Industri komponen dan peralatan BBG dapat tumbuh dan berkembang di Surabaya, sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah.
Dengan demikian, SPBG Ngagel bukan hanya sekadar stasiun pengisian bahan bakar, melainkan sebuah simbol dari komitmen Surabaya untuk menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Keberadaannya memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian daerah.
Oleh karena itu, Media Nganjuk berharap agar SPBG Ngagel dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan memperluas jangkauannya agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya. Selain itu, Media Nganjuk juga mengajak seluruh pihak untuk mendukung pengembangan BBG di Surabaya agar kota ini dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam mewujudkan energi bersih dan berkelanjutan.














