Tragedi kelam menyelimuti dunia penerbangan pada 3 Maret 1974. Pesawat Turkish Airlines dengan nomor penerbangan TK981, sebuah McDonnell Douglas DC-10, mengalami kecelakaan fatal di dekat Paris, Prancis. Insiden ini merenggut nyawa seluruh penumpang dan awak kabin yang berjumlah 345 orang. Peristiwa ini menjadi salah satu kecelakaan pesawat paling mematikan dalam sejarah penerbangan sipil.
Pesawat nahas tersebut sedang dalam penerbangan rutin dari Ankara, Turki, menuju London, Inggris, dengan transit di Paris. Pesawat lepas landas dari Bandara Orly Paris pada pukul 12:32 waktu setempat. Baru beberapa menit mengudara, tepatnya sekitar pukul 12:40, pesawat menghilang dari radar.
Saksi mata di sekitar lokasi kejadian menggambarkan suara ledakan keras yang disusul dengan kobaran api di langit. Pesawat kemudian jatuh di hutan Ermenonville, sekitar 40 kilometer (25 mil) di sebelah utara Paris. Dampak dari kecelakaan itu sangat dahsyat, menghancurkan pesawat menjadi berkeping-keping dan menyebarkan puing-puing di area yang luas.
Also Read
Tim penyelamat dari berbagai organisasi, termasuk Palang Merah, Protection Civile, pemadam kebakaran, dan ambulans, segera tiba di lokasi kejadian. Namun, upaya penyelamatan tidak membuahkan hasil. Tidak ada satu pun penumpang atau awak pesawat yang selamat.
Korban dan Latar Belakang Penumpang
Sebagian besar penumpang pesawat adalah warga negara Inggris yang sedang dalam perjalanan pulang setelah berlibur di Turki. Mereka sebelumnya terbang dari London ke Ankara dengan British Airways, namun penerbangan mereka dibatalkan akibat pemogokan oleh para insinyur di Bandara Heathrow. Turkish Airlines menawarkan untuk menerbangkan mereka ke London melalui Paris, yang akhirnya berujung pada tragedi.
Selain warga Inggris, terdapat juga penumpang dari berbagai negara lain, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan negara-negara Eropa lainnya. Kehadiran banyak warga Inggris dalam penerbangan tersebut menyebabkan kecelakaan ini menjadi berita utama di Inggris dan meningkatkan kesedihan serta kemarahan publik.
Investigasi dan Penyebab Kecelakaan
Penyelidikan atas penyebab kecelakaan segera dimulai. Tim investigasi yang terdiri dari para ahli penerbangan dari Prancis, Amerika Serikat, dan Turki bekerja keras untuk mengumpulkan bukti dan menganalisis data. Mereka memeriksa puing-puing pesawat, merekonstruksi kejadian, dan mewawancarai saksi mata.
Fokus utama penyelidikan adalah pada pintu kargo belakang pesawat. Pintu ini dirancang untuk membuka ke luar, sehingga tekanan udara di dalam pesawat saat terbang akan membantu menahannya tetap tertutup. Namun, pintu ini memiliki mekanisme penguncian yang rumit dan rentan terhadap kesalahan.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pintu kargo belakang pesawat tidak terkunci dengan sempurna sebelum penerbangan. Akibatnya, saat pesawat mencapai ketinggian tertentu, perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar pesawat menjadi terlalu besar. Pintu kargo meledak terbuka, menyebabkan dekompresi eksplosif di dalam kabin.
Dekompresi ini merusak kabel kendali yang terletak di dekat pintu kargo. Kabel-kabel ini mengendalikan elevator dan rudder pesawat, yang berfungsi untuk mengendalikan ketinggian dan arah pesawat. Tanpa kendali yang tepat, pesawat menjadi tidak terkendali dan jatuh dengan cepat.
Kesalahan Desain dan Kegagalan Sistem
Penyelidikan juga mengungkap adanya kesalahan desain pada pintu kargo DC-10. Mekanisme penguncian pintu terlalu rumit dan sulit untuk dioperasikan dengan benar. Selain itu, tidak ada sistem peringatan yang memadai untuk memberi tahu pilot jika pintu tidak terkunci dengan sempurna.
Lebih lanjut, penyelidikan menemukan bahwa McDonnell Douglas, produsen pesawat DC-10, telah mengetahui tentang masalah potensial dengan pintu kargo sebelum kecelakaan. Namun, perusahaan tersebut tidak mengambil tindakan yang cukup untuk memperbaiki masalah tersebut.
Dampak dan Konsekuensi
Kecelakaan Turkish Airlines Penerbangan 981 memiliki dampak yang mendalam pada industri penerbangan. Insiden ini mengungkap kelemahan dalam desain dan pemeliharaan pesawat DC-10, serta kurangnya pengawasan oleh otoritas penerbangan.
Sebagai akibat dari kecelakaan tersebut, McDonnell Douglas didenda dan diperintahkan untuk memperbaiki desain pintu kargo DC-10. Otoritas penerbangan di seluruh dunia juga meningkatkan pengawasan terhadap pesawat DC-10 dan memberlakukan standar keselamatan yang lebih ketat.
Kecelakaan ini juga memicu perdebatan tentang tanggung jawab produsen pesawat dan maskapai penerbangan dalam memastikan keselamatan penumpang. Keluarga korban menuntut McDonnell Douglas dan Turkish Airlines atas kelalaian dan mendapatkan penyelesaian di luar pengadilan.
Pelajaran yang Dipetik
Tragedi Turkish Airlines Penerbangan 981 menjadi pengingat yang menyakitkan tentang pentingnya keselamatan dalam penerbangan. Kecelakaan ini menyoroti perlunya desain pesawat yang aman, pemeliharaan yang cermat, dan pengawasan yang ketat oleh otoritas penerbangan.
Insiden ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya akuntabilitas. Produsen pesawat, maskapai penerbangan, dan otoritas penerbangan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan memastikan bahwa keselamatan penumpang menjadi prioritas utama.
Kecelakaan Turkish Airlines Penerbangan 981 adalah tragedi yang tidak boleh dilupakan. Dengan mempelajari pelajaran dari masa lalu, kita dapat bekerja untuk mencegah kecelakaan serupa terjadi di masa depan dan membuat penerbangan lebih aman bagi semua orang.
Kenangan Abadi
Meskipun puluhan tahun telah berlalu sejak kecelakaan Turkish Airlines Penerbangan 981, kenangan tentang para korban tetap hidup. Keluarga dan teman-teman mereka terus berduka atas kehilangan orang-orang terkasih.
Sebuah monumen didirikan di dekat lokasi kecelakaan di hutan Ermenonville untuk mengenang para korban. Monumen ini menjadi tempat bagi orang-orang untuk merenung dan memberikan penghormatan kepada mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi tersebut.
Kisah tentang Turkish Airlines Penerbangan 981 adalah kisah tentang kesedihan, kehilangan, dan pembelajaran. Ini adalah pengingat bahwa kita harus selalu menghargai kehidupan dan bekerja untuk menciptakan dunia yang lebih aman bagi semua orang.















