Sound Horeg Bukan Semata Soal Musik Keras: Ini Simbol Tekanan Sosial

Media Nganjuk

Sound Horeg Bukan Semata Soal Musik Keras: Ini Simbol Tekanan Sosial

Jombang – MediaNganjuk.com – Eksistensi sound horeg, yang kerap menjadi perdebatan sengit antara kelompok pendukung dan penentang, ternyata menyimpan makna yang lebih dalam dari sekadar preferensi musik. Fenomena ini dinilai sebagai simbol dinamika kelompok, manifestasi kebutuhan kolektif akan keterhubungan, hiburan, dan pengakuan eksistensi bagi kelompok masyarakat yang tengah bergulat dengan tekanan sosial atau keterbatasan akses terhadap sarana rekreasi. Dalam konteks ini, sound horeg menjadi semacam katarsis, sebuah pelampiasan yang mungkin kurang ideal namun sarat akan pesan.

Dalam perspektif psikologi sosial, keberlangsungan kelompok sound horeg erat kaitannya dengan ekspresi emosi tertentu. Musik yang menghentak, dengan volume yang seringkali melampaui batas toleransi, dapat menjadi bentuk katarsis, yaitu pelepasan emosi yang terpendam. Emosi-emosi ini bisa berupa stres akibat himpitan ekonomi, kemarahan terhadap ketidakadilan, frustrasi karena impian yang tak tercapai, atau bahkan euforia berlebihan yang membutuhkan penyaluran.

Lebih jauh lagi, perilaku yang cenderung berlebihan dalam fenomena sound horeg bisa diinterpretasikan sebagai ekspresi dari powerlessness. Ketika individu atau kelompok merasa suaranya tidak didengar dalam forum formal, ketika aspirasi mereka diabaikan oleh penguasa, maka suara literal, dalam hal ini dentuman musik yang memekakkan telinga, menjadi kanal ekspresi alternatif. Ini juga berkaitan erat dengan kebutuhan akan kontrol. Di tengah ketidakberdayaan, individu atau kelompok berusaha menegaskan eksistensinya dengan berteriak, “Saya mengendalikan ruang ini lewat suara saya!”. Ini adalah upaya untuk merebut kembali kendali atas lingkungan yang terasa menindas.

Fenomena sound horeg juga dapat dipahami sebagai upaya pencarian identitas atau eksistensi di tengah masyarakat yang semakin terdigitalisasi dan individualistik. Di era digital, interaksi sosial seringkali terbatas pada dunia maya, yang cenderung memisahkan secara fisik dan menjauhkan keterikatan komunitas. Dalam kondisi seperti ini, sound horeg hadir sebagai sarana pembentukan identitas kolektif. Ia menawarkan platform bagi individu untuk merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki minat dan pengalaman serupa.

Widayanti, seorang psikolog, menjelaskan bahwa fenomena sound horeg dapat dilihat sebagai bentuk pencarian identitas atau eksistensi di tengah masyarakat yang semakin digital dan individualistik. "Ada unsur tribalism, yaitu keinginan untuk merasa menjadi bagian dari kelompok yang nyata, yang ‘bersuara sama’. Ini juga bentuk resistensi terhadap dunia yang makin serba digital, di mana eksistensi kadang hanya diukur dari jumlah likes atau followers. Dengan sound horeg, mereka hadir secara nyata, fisik, dan menguasai ruang sosial meskipun cara ini tidak selalu diterima positif oleh masyarakat luas," jelasnya. Dengan kata lain, sound horeg menjadi semacam deklarasi eksistensi di dunia nyata, sebuah penolakan terhadap anonimitas dan alienasi yang seringkali menyertai kehidupan digital.

Menurut Widayanti, tren aktivitas sound horeg di kalangan masyarakat dapat dikaitkan dengan tingkat stres atau tekanan sosial-ekonomi yang mereka alami. Di kalangan masyarakat dengan tekanan ekonomi tinggi, keterbatasan fasilitas hiburan yang inklusif, dan ruang ekspresi publik yang minim, sound horeg menjadi kompensasi. "Ini semacam self-made entertainment. Ketika ruang rekreasi aman dan sehat sulit diakses, masyarakat menciptakan bentuk hiburan sendiri dan sayangnya, kadang dengan mengorbankan kenyamanan publik. Jadi, ini bukan hanya soal ‘kenapa mereka berisik’, tapi juga pertanyaan: ‘apa yang tidak tersedia bagi mereka?’," jelasnya.

Dengan demikian, fenomena sound horeg dapat dikategorikan sebagai bentuk coping mechanism, yaitu cara individu atau kelompok mengatasi stres dan tekanan. Namun, dalam kasus ini, coping mechanism yang digunakan cenderung maladaptive, atau tidak efektif dan bahkan merugikan. Ia mengandung elemen pelarian (escape), bukan pemrosesan atau pemecahan masalah yang konstruktif. Coping yang sehat adalah ketika individu dapat menyalurkan tekanan dalam bentuk yang konstruktif dan tidak merugikan pihak lain, seperti berolahraga, bermeditasi, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang positif.

Selain itu, sound horeg dapat dimaknai sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan sosial (belongingness) melalui kebersamaan dalam komunitas musik. Ia juga menjadi upaya untuk memperoleh pengakuan dan eksistensi (esteem needs) di tengah kehidupan yang mungkin penuh tekanan dan kekosongan makna. Bagi sebagian individu, sound horeg bahkan dapat menjadi bentuk aktualisasi diri, meskipun secara sosial belum tentu diterima. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa kebutuhan manusia akan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang mendasar, dan ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi melalui cara-cara yang konvensional, individu akan mencari cara lain, meskipun cara tersebut mungkin kontroversial.

Meskipun demikian, perlu diakui bahwa keberadaan sound horeg dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental, baik bagi pelaku (penikmat) maupun warga sekitar yang merasa terganggu. Bagi penikmat sound horeg, mungkin ada efek positif sementara berupa rasa lega, kebersamaan, dan kebebasan emosional. Namun, jika digunakan terus-menerus sebagai pelarian, hal ini dapat menumpulkan kemampuan regulasi emosi dan menghindari pengolahan masalah yang sebenarnya. Dengan kata lain, ketergantungan pada sound horeg sebagai coping mechanism dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan kemampuan untuk mengatasi masalah secara efektif.

Bagi warga sekitar, keberadaan sound horeg tentu berisiko tinggi terhadap stres, gangguan tidur, hingga gangguan kecemasan. "Suara bising kronis terbukti secara ilmiah memengaruhi sistem saraf, meningkatkan kadar kortisol, dan menurunkan kualitas hidup. Dalam jangka panjang, konflik yang tidak dikelola ini juga bisa memicu polarisasi sosial," kata Widayanti. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah sound horeg, yang mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan semua pihak yang terlibat.

Solusi yang ideal adalah solusi yang tidak hanya melarang atau menindak pelaku sound horeg, tetapi juga mengatasi akar masalah yang mendasarinya, yaitu tekanan sosial-ekonomi, keterbatasan akses terhadap fasilitas hiburan yang inklusif, dan ruang ekspresi publik yang minim. Pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan pihak swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan alternatif hiburan yang lebih sehat dan konstruktif, serta menciptakan ruang publik yang aman dan inklusif bagi semua warga. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif kebisingan terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup, serta mempromosikan dialog yang konstruktif antara kelompok pendukung dan penentang sound horeg.

Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan fenomena sound horeg dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga dapat meminimalkan dampak negatifnya dan memaksimalkan potensi positifnya sebagai sarana ekspresi dan hiburan bagi masyarakat. Pada akhirnya, tujuan kita adalah menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan harmonis, di mana semua warga merasa didengar, dihargai, dan memiliki kesempatan untuk berkembang.

Sound Horeg Bukan Semata Soal Musik Keras: Ini Simbol Tekanan Sosial

Popular Post

Biodata

Profil Biodata Bidan Rita yang Viral Lengkap dengan Fakta Menariknya – Lagi Trending

MediaNganjuk.com – Jagat maya kembali dihebohkan dengan kemunculan sosok yang dikenal sebagai Bidan Rita. Dalam waktu singkat, namanya menjadi perbincangan ...

Biodata

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap: Umur, Asal, dan Nama Suami – Kisah Inspiratif yang Sedang Trending

Profil Biodata Bu Guru Salsa Lengkap, Umur, Asal dan Nama Suami Hidup seringkali menghadirkan tantangan tak terduga yang menguji kekuatan ...

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Berita

Ada-ada Saja, Perempuan Ini Dirantai Pacarnya di Tempat Tidur agar Tak Selingkuh

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat keekstreman yang mencengangkan mengguncang Australia. Seorang perempuan bernama Broadie McGugan menjadi korban ...

Biodata

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik – Lagi Trending

Profil Biodata Mister Aloy Lengkap, Agama, Nama Asli dan Fakta Menarik **MediaNganjuk.com** – **Biodata Mister Aloy.** Bagi pengguna aktif TikTok ...

Berita

Superstar Knockout Digelar Besok, Sajikan 10 Laga Termasuk Duel El Rumi Vs Jefri Nichol

Jakarta, Indonesia – Pecinta olahraga adu jotos di Tanah Air bersiaplah! Ajang Superstar Knockout Vol.3: King of The Ring akan ...

Berita

Streaming Babak Akhir Nusantara Futsal League 2025, Eksklusif di VISION+.

Puncak kompetisi futsal paling bergengsi di Indonesia, Nusantara Futsal League (NFL) 2025, akan mencapai klimaksnya akhir pekan ini. Empat tim ...

Leave a Comment