Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengklaim bahwa daya beli masyarakat saat ini menunjukkan tren positif. Purbaya menilai berbagai indikator ekonomi, baik data resmi maupun temuan di lapangan, memperlihatkan adanya perbaikan pada tren belanja masyarakat. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Senin, 27 Oktober 2025.
"Sepertinya sudah membaik, kalau lihat data dari Bank Sentral Katanya retail sales-nya mulai naik. Kalau anecdotal evidence dari orang-orang di daerah sepertinya sudah naik juga, ada yang jual mobil, mobilnya mulai laku, jual motor sudah ada permintaan kredit dan lain-lain sepertinya sudah bergerak," kata Purbaya.
Purbaya menyebut peningkatan daya beli masyarakat sejalan dengan naiknya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang kini mendekati level 100. Menurutnya, hal ini menandakan bahwa persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ke depan semakin positif.
Also Read
"Kalau saya lihat dari Indeks Kepercayaan Konsumen kan sudah naik lagi ke level yang menuju 100 dibandingkan level yang rendah seperti bulan sebelumnya. Artinya memang mereka melihat kondisi ekonomi mereka sekarang dan ke depan akan membaik terus," ucapnya.
Klaim Menteri Keuangan ini tentu menjadi angin segar di tengah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat. Namun, penting untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mendorong peningkatan daya beli ini, serta mengukur seberapa signifikan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Analisis Mendalam Terhadap Indikator Ekonomi
Untuk memahami klaim Purbaya secara komprehensif, perlu dilakukan analisis mendalam terhadap berbagai indikator ekonomi yang menjadi dasar penilaiannya.
-
Data Retail Sales dari Bank Sentral: Peningkatan retail sales menunjukkan bahwa volume penjualan barang dan jasa di tingkat eceran mengalami peningkatan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan harga barang, atau peningkatan kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi. Namun, perlu diperhatikan bahwa data retail sales hanya mencerminkan aktivitas belanja di sektor formal, dan tidak mencakup transaksi di sektor informal yang juga memiliki peran penting dalam perekonomian.
-
Anecdotal Evidence dari Daerah: Purbaya menyebutkan adanya laporan dari daerah mengenai peningkatan penjualan mobil dan motor, serta peningkatan permintaan kredit. Indikator ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk melakukan pembelian barang-barang bernilai tinggi. Namun, anecdotal evidence bersifat subjektif dan tidak dapat dijadikan sebagai dasar kesimpulan yang general. Perlu dilakukan survei dan penelitian yang lebih komprehensif untuk memvalidasi temuan ini.
-
Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK): IKK merupakan indikator yang mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi mereka terhadap kondisi ekonomi di masa depan. Peningkatan IKK menunjukkan bahwa konsumen semakin percaya bahwa kondisi ekonomi akan membaik, sehingga mereka lebih bersedia untuk melakukan belanja dan investasi. Namun, IKK bersifat subjektif dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomi, seperti sentimen politik dan sosial.
Faktor-Faktor Pendorong Peningkatan Daya Beli
Selain indikator-indikator ekonomi yang disebutkan oleh Purbaya, terdapat beberapa faktor lain yang dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat:
-
Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah yang tepat sasaran dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Contohnya, program bantuan sosial, subsidi harga, dan insentif pajak dapat membantu masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah, untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan konsumsi.
-
Stabilitas Harga: Inflasi yang terkendali akan menjaga stabilitas harga barang dan jasa, sehingga daya beli masyarakat tidak tergerus. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu bekerja sama untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.
-
Peningkatan Lapangan Kerja: Penciptaan lapangan kerja baru akan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga daya beli mereka juga akan meningkat. Pemerintah perlu mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.
-
Akses Kredit yang Mudah: Kemudahan akses terhadap kredit akan memungkinkan masyarakat untuk melakukan pembelian barang-barang bernilai tinggi, seperti rumah, mobil, dan peralatan rumah tangga. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian kredit harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk menghindari risiko kredit macet.
-
Inovasi dan Teknologi: Inovasi dan teknologi dapat menciptakan produk dan layanan baru yang lebih terjangkau dan efisien, sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. Pemerintah perlu mendorong pengembangan inovasi dan teknologi di berbagai sektor ekonomi.
Dampak Peningkatan Daya Beli Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Peningkatan daya beli masyarakat memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak positif tersebut antara lain:
-
Peningkatan Konsumsi: Peningkatan daya beli akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat, yang akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
-
Penurunan Kemiskinan: Peningkatan daya beli akan membantu masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah, untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan taraf hidup mereka, sehingga dapat menurunkan tingkat kemiskinan.
-
Peningkatan Kesehatan: Peningkatan daya beli akan memungkinkan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan yang lebih baik, sehingga meningkatkan kesehatan dan harapan hidup mereka.
-
Peningkatan Pendidikan: Peningkatan daya beli akan memungkinkan masyarakat untuk mengakses pendidikan yang lebih baik, sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa.
-
Peningkatan Kualitas Hidup: Peningkatan daya beli akan memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik, seperti memiliki rumah yang layak, akses terhadap air bersih dan sanitasi, serta kesempatan untuk berlibur dan menikmati hiburan.
Tantangan dan Upaya Pemerintah untuk Meningkatkan Daya Beli
Meskipun terdapat indikasi peningkatan daya beli masyarakat, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
-
Ketimpangan Pendapatan: Ketimpangan pendapatan yang tinggi menyebabkan sebagian masyarakat memiliki daya beli yang sangat rendah, sementara sebagian kecil masyarakat memiliki daya beli yang sangat tinggi. Pemerintah perlu mengatasi ketimpangan pendapatan melalui kebijakan redistribusi pendapatan yang adil dan efektif.
-
Inflasi yang Tinggi: Inflasi yang tinggi dapat menggerus daya beli masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu bekerja sama untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.
-
Pengangguran: Pengangguran menyebabkan masyarakat kehilangan pendapatan, sehingga daya beli mereka menurun. Pemerintah perlu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas melalui investasi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
-
Ketergantungan pada Impor: Ketergantungan pada impor menyebabkan harga barang dan jasa menjadi lebih mahal, sehingga daya beli masyarakat menurun. Pemerintah perlu mendorong produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
-
Korupsi: Korupsi menyebabkan anggaran negara tidak efektif dan efisien, sehingga program-program pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat tidak berjalan optimal. Pemerintah perlu memberantas korupsi secara tegas dan konsisten.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain:
-
Program Bantuan Sosial: Pemerintah telah meningkatkan anggaran untuk program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), untuk membantu masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah, memenuhi kebutuhan dasar mereka.
-
Subsidi Harga: Pemerintah memberikan subsidi harga untuk beberapa komoditas penting, seperti listrik, bahan bakar minyak (BBM), dan pupuk, untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan daya beli masyarakat.
-
Insentif Pajak: Pemerintah memberikan insentif pajak untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
-
Pengembangan UMKM: Pemerintah mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pelatihan, pendampingan, dan akses terhadap pembiayaan, sehingga UMKM dapat berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru.
-
Peningkatan Kualitas Pendidikan: Pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kompetensi guru, penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai, dan pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa.
Kesimpulan
Klaim Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai peningkatan daya beli masyarakat perlu dianalisis secara komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai indikator ekonomi dan faktor-faktor pendorongnya. Meskipun terdapat indikasi peningkatan daya beli, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah. Pemerintah perlu terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat secara berkelanjutan melalui kebijakan yang tepat sasaran, stabilitas harga, penciptaan lapangan kerja, akses kredit yang mudah, dan pengembangan inovasi dan teknologi. Peningkatan daya beli masyarakat akan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, seperti peningkatan konsumsi, penurunan kemiskinan, peningkatan kesehatan, peningkatan pendidikan, dan peningkatan kualitas hidup. Dengan demikian, upaya meningkatkan daya beli masyarakat merupakan investasi penting untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.














