Penantian panjang Timor Leste untuk menjadi anggota penuh ASEAN akhirnya membuahkan hasil pada KTT ke-47 di Kuala Lumpur, Oktober 2025. Kabar gembira ini dikonfirmasi langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, saat kunjungan resminya ke Dili pada September 2025. Dukungan kuat dari Indonesia menjadi salah satu faktor kunci dalam perjalanan panjang Timor Leste menuju integrasi regional ini, meskipun diwarnai dengan berbagai tantangan dan keraguan dari beberapa negara anggota ASEAN lainnya.
"Keanggotaan Timor Leste di ASEAN akan sangat bermanfaat bagi kita semua," tegas Anwar Ibrahim dalam konferensi pers bersama Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta. Pernyataan ini mencerminkan optimisme dan harapan baru bagi kawasan Asia Tenggara dengan bergabungnya negara yang baru merdeka ini.
Namun, jalan menuju keanggotaan ASEAN bagi Timor Leste tidaklah mudah. Sharon Seah, peneliti senior dari ISEAS-Yusof Ishak Institute-Singapura, bahkan berkelakar bahwa "lebih mudah masuk surga daripada masuk ASEAN" bagi Timor Leste. Permohonan keanggotaan telah diajukan sejak tahun 2011, sembilan tahun setelah kemerdekaan Timor Leste, dengan harapan bahwa integrasi ke dalam organisasi regional dapat memperkuat kedaulatan ekonomi dan politik negara tersebut.
Also Read
Sejak awal, Indonesia secara konsisten memberikan dukungan penuh terhadap permohonan Timor Leste. Namun, dukungan ini tidak serta merta diikuti oleh semua negara anggota ASEAN. Singapura, misalnya, bersama dengan beberapa negara lain, memiliki kekhawatiran terkait kesiapan Timor Leste untuk memenuhi prasyarat keanggotaan.
Sekretaris Jenderal ASEAN saat itu, Le Luong Minh, pada KTT ASEAN April 2013, menyampaikan bahwa negara-negara anggota pada dasarnya mendukung, tetapi menilai Timor Leste belum sepenuhnya siap. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua syarat dan ketentuan terpenuhi.
Pada November 2013, bahkan muncul pernyataan bahwa Timor Leste belum siap bergabung karena belum memiliki kedutaan besar di semua 10 negara anggota ASEAN. Meskipun syarat ini berhasil dipenuhi pada tahun 2015, tantangan baru muncul dalam bentuk studi kelayakan yang menyimpulkan bahwa Timor Leste kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa Timor Leste masih termasuk dalam kategori negara dengan ekonomi berpendapatan rendah. Negara yang terletak di bagian timur Pulau Timor ini menempati peringkat ke-133 dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index), dengan tingkat pengangguran mencapai 20% dan 59% dari populasinya hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 1,25 per hari. Selain itu, di sektor pendidikan, hampir separuh dari jumlah penduduk Timor Leste (1.413.958 jiwa, estimasi 2021) masih buta huruf.
Kondisi-kondisi ini menjadi hambatan signifikan bagi Timor Leste dalam upaya mewujudkan impiannya menjadi anggota ASEAN. Kekhawatiran pun muncul, terutama dari Singapura, bahwa keanggotaan Timor Leste justru akan menjadi beban keuangan bagi negara tersebut dan menghambat kemajuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Secara ekonomi, PDB Timor Leste pada saat itu hanya sekitar USD1.442 miliar, jauh di bawah Singapura, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.
Sikap Singapura ini diikuti oleh beberapa negara anggota ASEAN lainnya, seperti Myanmar, Malaysia, Laos, Brunei, dan Vietnam. Negara-negara ini merasa khawatir bahwa masuknya Timor Leste akan menguras sumber daya ASEAN yang terbatas hanya untuk membantu mengatasi kesenjangan ekonomi yang ada di Timor Leste.
Namun, di balik keraguan dan tantangan tersebut, Indonesia terus memainkan peran penting dalam meyakinkan negara-negara anggota ASEAN lainnya tentang potensi dan komitmen Timor Leste untuk berkontribusi secara positif terhadap organisasi regional ini. Diplomasi yang gigih dan pendekatan yang konstruktif dari Indonesia membantu membangun jembatan pemahaman dan mengatasi kekhawatiran yang ada.
Dukungan Indonesia terhadap Timor Leste bukan hanya didasarkan pada kedekatan geografis dan sejarah, tetapi juga pada keyakinan bahwa integrasi Timor Leste ke dalam ASEAN akan membawa manfaat bagi stabilitas dan kemajuan kawasan secara keseluruhan. Indonesia memahami bahwa Timor Leste, sebagai negara yang baru merdeka, membutuhkan dukungan dan kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi pada pembangunan regional.
Selain dukungan politik dan diplomatik, Indonesia juga memberikan bantuan teknis dan kapasitas building kepada Timor Leste untuk meningkatkan kualitas SDM dan memperkuat infrastruktur ekonomi. Program-program pelatihan dan pertukaran ahli diselenggarakan untuk membantu Timor Leste memenuhi standar dan persyaratan yang ditetapkan oleh ASEAN.
Peran aktif Indonesia dalam mendukung Timor Leste menuju ASEAN mencerminkan komitmen Indonesia terhadap prinsip-prinsip solidaritas, inklusivitas, dan kerja sama dalam kerangka regional. Indonesia percaya bahwa ASEAN akan semakin kuat dan relevan jika semua negara anggota, termasuk yang baru bergabung, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari integrasi regional.
Keberhasilan Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN pada Oktober 2025 merupakan bukti nyata dari ketekunan, kerja keras, dan komitmen negara tersebut untuk memenuhi semua persyaratan dan standar yang ditetapkan. Hal ini juga merupakan pengakuan atas dukungan kuat dari Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya yang percaya pada potensi dan kemampuan Timor Leste untuk berkontribusi secara positif terhadap organisasi regional ini.
Dengan bergabungnya Timor Leste, ASEAN kini memiliki 11 anggota, yang semakin memperkuat posisi dan pengaruh organisasi ini di kawasan Asia Tenggara dan di dunia internasional. Integrasi Timor Leste juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan konektivitas, dan memperkuat kerja sama di berbagai bidang, seperti politik, keamanan, sosial, dan budaya.
Ke depan, Timor Leste akan menghadapi tantangan baru dalam beradaptasi dengan lingkungan ASEAN dan memanfaatkan peluang yang ada untuk memajukan pembangunan nasional. Dukungan dan kerja sama dari negara-negara anggota ASEAN lainnya akan sangat penting untuk membantu Timor Leste mengatasi tantangan ini dan mewujudkan potensi penuhnya sebagai anggota ASEAN.
Kisah Timor Leste menuju ASEAN adalah kisah tentang harapan, ketekunan, dan solidaritas. Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah negara kecil dengan sumber daya yang terbatas dapat mencapai impian besarnya dengan dukungan dan kerja sama dari negara-negara sahabat. Ini juga merupakan kisah tentang bagaimana ASEAN, sebagai organisasi regional, dapat memainkan peran penting dalam membantu negara-negara anggotanya mencapai kemajuan dan stabilitas.
Dengan bergabungnya Timor Leste, ASEAN memasuki babak baru dalam sejarahnya. Babak di mana inklusivitas, kerja sama, dan solidaritas menjadi kunci untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran bersama. Indonesia akan terus memainkan peran penting dalam mendukung Timor Leste dan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk mewujudkan visi ASEAN sebagai komunitas yang kuat, inklusif, dan berorientasi pada rakyat.












