Media Nganjuk memberitakan bahwa rasio elektrifikasi nasional telah mencapai angka yang membanggakan, yaitu 99,83%. Capaian ini menandakan keberhasilan pemerintah dalam menyediakan akses listrik yang merata hingga ke pelosok negeri, termasuk daerah-daerah yang selama ini menghadapi tantangan dalam mendapatkan pasokan energi. Perkembangan ini menjadi angin segar bagi masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), yang kini dapat menikmati manfaat listrik untuk berbagai aspek kehidupan.
Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI), Ali Ahmudi, pencapaian ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia. "Angka tersebut menunjukkan hampir seluruh rakyat Indonesia telah menikmati listrik, termasuk di daerah 3T seperti Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan perbatasan Kalimantan," ujarnya pada Senin, 27 Oktober 2025.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait, termasuk penerapan teknologi-teknologi terbaru di bidang ketenagalistrikan. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hibrida, yang menggabungkan energi surya dengan sumber energi lainnya untuk menghasilkan listrik yang lebih stabil dan andal. Selain itu, sistem mikrogrid juga telah diterapkan di pulau-pulau kecil yang belum terhubung dengan jaringan listrik utama, sehingga masyarakat di wilayah tersebut dapat memiliki sumber listrik sendiri yang berkelanjutan.
Also Read
Ali Ahmudi menambahkan bahwa langkah-langkah inovatif ini merupakan kemajuan penting yang perlu terus dikembangkan agar hasilnya lebih optimal. Dengan terus berinvestasi pada teknologi dan infrastruktur ketenagalistrikan, diharapkan rasio elektrifikasi nasional dapat terus meningkat dan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati akses listrik yang berkualitas.
Pemerintah sendiri telah menargetkan untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% dalam beberapa tahun mendatang. Untuk mencapai target tersebut, berbagai program dan kebijakan terus digalakkan, termasuk pemberian subsidi listrik bagi masyarakat kurang mampu, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah-daerah terpencil, dan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
Selain itu, pemerintah juga mendorong partisipasi sektor swasta dalam pembangunan ketenagalistrikan. Dengan melibatkan investor swasta, diharapkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dapat dipercepat dan biaya pembangunan dapat ditekan. Namun, pemerintah tetap memegang kendali dalam pengaturan tarif listrik dan menjaga kualitas pelayanan agar masyarakat tidak dirugikan.
Pencapaian rasio elektrifikasi 99,83% ini memiliki dampak yang signifikan bagi perekonomian dan sosial masyarakat. Dengan adanya akses listrik, masyarakat dapat meningkatkan produktivitasnya, baik di bidang pertanian, perikanan, maupun industri kecil dan menengah. Selain itu, akses listrik juga memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi dan pendidikan yang lebih baik, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Namun, tantangan dalam mencapai rasio elektrifikasi 100% masih cukup besar. Daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau masih menjadi kendala utama dalam penyediaan listrik. Selain itu, biaya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah-daerah tersebut juga relatif mahal. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan potensi energi lokal yang ada di daerah-daerah terpencil. Misalnya, dengan membangun PLTS atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memanfaatkan sumber energi air yang melimpah di daerah tersebut. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif bagi investor swasta yang bersedia membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, partisipasi masyarakat juga sangat penting dalam mencapai target rasio elektrifikasi 100%. Masyarakat perlu dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan agar program-program tersebut dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan edukasi tentang pentingnya penggunaan energi yang efisien dan ramah lingkungan.
Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, diharapkan target rasio elektrifikasi 100% dapat segera tercapai. Dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati manfaat listrik yang merata dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Pencapaian ini juga menjadi momentum penting untuk terus mengembangkan sektor energi di Indonesia. Dengan memiliki akses listrik yang memadai, Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global dan menarik investasi asing yang lebih besar. Selain itu, pengembangan sektor energi juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Namun, pengembangan sektor energi juga harus dilakukan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pemerintah perlu mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih bersih dan berkelanjutan. Selain itu, pemerintah juga perlu menerapkan kebijakan yang ketat dalam pengelolaan lingkungan agar pembangunan sektor energi tidak merusak lingkungan hidup.
Dengan demikian, pencapaian rasio elektrifikasi 99,83% ini merupakan langkah awal yang baik dalam mewujudkan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar target rasio elektrifikasi 100% dapat segera tercapai. Dengan kerja keras dan kerja sama yang baik antara semua pihak, diharapkan impian tersebut dapat segera terwujud.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa listrik yang dihasilkan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dengan harga yang terjangkau. Pemerintah perlu terus memberikan subsidi listrik bagi masyarakat kurang mampu dan menjaga agar tarif listrik tetap stabil. Dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati manfaat listrik tanpa terbebani oleh biaya yang mahal.
Pencapaian ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia mampu mengembangkan sektor energi secara mandiri. Dengan memanfaatkan sumber energi lokal yang melimpah dan mengembangkan teknologi-teknologi terbaru, Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya pada impor energi dan meningkatkan ketahanan energinya.
Namun, untuk mencapai kemandirian energi yang sejati, Indonesia perlu terus berinvestasi pada penelitian dan pengembangan di bidang energi. Dengan mengembangkan teknologi-teknologi energi yang inovatif, Indonesia dapat menjadi negara yang unggul di bidang energi dan mampu bersaing di pasar global.
Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong pengembangan industri energi dalam negeri. Dengan mengembangkan industri energi dalam negeri, Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi ketergantungannya pada impor produk-produk energi.
Dengan demikian, pencapaian rasio elektrifikasi 99,83% ini merupakan momentum penting untuk terus mengembangkan sektor energi di Indonesia. Dengan kerja keras dan kerja sama yang baik antara semua pihak, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri, berdaulat, dan sejahtera di bidang energi.
Pemerintah juga harus terus memantau dan mengevaluasi program-program elektrifikasi yang telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa program-program tersebut berjalan efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Jika ditemukan kendala atau masalah, pemerintah harus segera mengambil tindakan korektif agar program-program tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan koordinasi antara berbagai instansi dan lembaga yang terlibat dalam program-program elektrifikasi. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih dan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan program-program tersebut.
Dengan demikian, pencapaian rasio elektrifikasi 99,83% ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak yang terlibat. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100%. Dengan kerja keras dan kerja sama yang baik antara semua pihak, diharapkan target tersebut dapat segera tercapai dan seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati manfaat listrik yang merata dan berkualitas.















