Wakil Ketua Umum Relawan Jokowi Mania, Andi Azwan, menyerukan keyakinan penuh kepada seluruh anggota relawan bahwa ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah asli. Seruan ini disampaikan dalam sebuah Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Rumah Juang 2, sebuah organisasi relawan yang mendukung Jokowi, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka. Acara tersebut dihadiri oleh puluhan perwakilan dari berbagai organ relawan yang setia mendukung kepemimpinan Jokowi serta pemerintahan yang akan datang di bawah Prabowo-Gibran.
Andi Azwan, dalam orasinya yang berapi-api, menekankan pentingnya persatuan dan keyakinan yang teguh di antara para relawan. Ia menyinggung mengenai isu ijazah Jokowi yang terus menerus diperdebatkan dan dituding palsu oleh pihak-pihak tertentu, termasuk Roy Suryo, seorang tokoh publik yang dikenal sering mengkritisi kebijakan pemerintah. Andi Azwan menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan seharusnya tidak menimbulkan keraguan sedikit pun di benak para relawan.
"Dari perjuangan kita ini, yakinlah bahwasanya ijazahnya itu adalah asli. Jangan ada keraguan dalam diri kita bahwa ijazahnya itu palsu," tegas Andi Azwan di hadapan para relawan yang hadir. Ia menambahkan bahwa para relawan memiliki peran penting dalam menyuarakan kebenaran dan melawan narasi-narasi negatif yang sengaja dihembuskan untuk merusak citra Jokowi.
Also Read
Lebih lanjut, Andi Azwan mengajak seluruh relawan untuk aktif berpartisipasi dalam mengkampanyekan keaslian ijazah Jokowi kepada masyarakat luas. Ia menekankan bahwa kebenaran harus terus digaungkan agar tidak kalah oleh fitnah dan disinformasi yang terus menerus disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Jangan sama sekali ada keraguan dalam diri kita. Perjuangan kita terus untuk mengumandangkan hal itu," serunya dengan penuh semangat.
Dalam kesempatan tersebut, Andi Azwan juga menyinggung mengenai pentingnya menjaga soliditas dan persatuan di antara para relawan. Ia mengajak seluruh anggota relawan untuk terus mendukung Jokowi serta pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan datang. Menurutnya, dukungan yang solid dari para relawan akan menjadi modal penting bagi keberhasilan pemerintahan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Di akhir sambutannya, Andi Azwan secara tiba-tiba melontarkan seruan yang cukup kontroversial. Ia mengaitkan pihak-pihak yang menuding ijazah Jokowi palsu dengan tindakan terorisme. Ia menyerukan kepada para relawan untuk melawan fitnah tersebut dengan semangat yang membara, seolah-olah mereka sedang menghadapi ancaman teroris.
"Apakah kita ini setuju kita ini relawan Prabowo, Gibran, Jokowi? Setuju kah? (Setuju) Tangkap teroris? (Tangkap)," kata Andi Azwan yang disambut dengan teriakan semangat dari para relawan.
Pernyataan Andi Azwan ini sontak menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Sebagian pihak menilai bahwa pernyataan tersebut terlalu berlebihan dan tidak pantas diucapkan, mengingat isu ijazah Jokowi hanyalah sebuah perdebatan politik biasa. Namun, sebagian pihak lainnya menganggap bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk ekspresi kekesalan Andi Azwan terhadap pihak-pihak yang terus menerus menyerang Jokowi dengan isu yang tidak berdasar.
Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan, pernyataan Andi Azwan ini menunjukkan betapa kuatnya dukungan para relawan terhadap Jokowi. Mereka tidak hanya mendukung Jokowi secara politik, tetapi juga siap membela Jokowi dari berbagai serangan dan fitnah yang ditujukan kepadanya.
Perlu dicatat bahwa isu mengenai ijazah Jokowi sebenarnya sudah lama bergulir dan telah beberapa kali dibantah oleh pihak-pihak terkait. Jokowi sendiri telah menunjukkan ijazah-ijazahnya kepada publik sebagai bukti bahwa ia benar-benar lulus dari sekolah dan perguruan tinggi yang ia sebutkan. Namun, pihak-pihak yang meragukan keaslian ijazah Jokowi tetap saja tidak percaya dan terus menerus menyebarkan tuduhan palsu.
Dalam konteks ini, seruan Andi Azwan kepada para relawan untuk meyakini keaslian ijazah Jokowi dapat dipahami sebagai upaya untuk membentengi diri dari pengaruh disinformasi dan propaganda yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang ingin merusak citra Jokowi. Selain itu, seruan tersebut juga dapat diartikan sebagai bentuk dukungan moral kepada Jokowi agar tetap tegar dan tidak terpengaruh oleh berbagai serangan yang ditujukan kepadanya.
Namun, mengaitkan pihak-pihak yang meragukan keaslian ijazah Jokowi dengan tindakan terorisme tentu saja merupakan tindakan yang tidak proporsional dan dapat menimbulkan polarisasi di masyarakat. Sebaiknya, perdebatan mengenai isu ijazah Jokowi diselesaikan secara rasional dan berdasarkan fakta-fakta yang ada, tanpa perlu melibatkan emosi dan sentimen yang berlebihan.
Pada akhirnya, kebenaran mengenai isu ijazah Jokowi akan terungkap dengan sendirinya. Masyarakat memiliki hak untuk mengetahui kebenaran dan menilai sendiri apakah tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada Jokowi tersebut benar atau tidak. Namun, dalam proses mencari kebenaran tersebut, penting untuk tetap menjaga etika dan menghormati perbedaan pendapat. Jangan sampai perdebatan mengenai isu ijazah Jokowi justru memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai penutup, perlu diingat bahwa Jokowi telah memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan Indonesia selama menjabat sebagai presiden. Ia telah berhasil membangun infrastruktur, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menjaga stabilitas politik dan keamanan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita menghargai jasa-jasanya dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sengaja dihembuskan untuk merusak citranya. Mari kita fokus pada pembangunan bangsa dan terus mendukung pemerintahan yang sah agar Indonesia semakin maju dan sejahtera.












