KUALA LUMPUR, MALAYSIA (27 Oktober 2025) – Para pemimpin negara anggota Asia Zero Emission Community (AZEC) secara resmi mendeklarasikan komitmen bersama untuk mempercepat transisi energi berkeadilan di seluruh kawasan Asia. Deklarasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya global untuk mencapai target Net Zero Emissions, dengan menempatkan Asia sebagai garda depan dalam inovasi dan implementasi solusi energi bersih. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, hadir mewakili Pemerintah Indonesia dalam pertemuan puncak AZEC ke-3 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada hari Minggu, 26 Oktober 2025.
Deklarasi bersama ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama regional dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan memastikan akses energi yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan bagi semua. Negara-negara anggota AZEC, yang terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, sepakat untuk memperkuat kolaborasi dalam lima bidang utama:
- Pengembangan dan Implementasi Teknologi Energi Bersih: Negara-negara anggota berkomitmen untuk meningkatkan investasi dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi energi bersih, termasuk energi terbarukan (seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi), hidrogen, amonia, dan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Deklarasi ini menekankan pentingnya transfer teknologi dan berbagi pengetahuan antar negara anggota untuk mempercepat adopsi solusi energi bersih yang inovatif dan efektif.
- Peningkatan Pembiayaan Transisi Energi: Mengakui kebutuhan akan investasi besar-besaran untuk mendukung transisi energi, para pemimpin AZEC sepakat untuk memobilisasi sumber daya keuangan dari berbagai sumber, termasuk investasi publik, swasta, dan filantropi. Deklarasi ini menyerukan pengembangan mekanisme pembiayaan inovatif, seperti obligasi hijau, pinjaman berkelanjutan, dan kemitraan publik-swasta, untuk menarik investasi ke proyek-proyek energi bersih di seluruh kawasan.
- Pengembangan Pasar Karbon Regional: Deklarasi AZEC mengakui peran penting pasar karbon dalam memberikan insentif ekonomi untuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Negara-negara anggota berkomitmen untuk bekerja sama dalam mengembangkan pasar karbon regional yang kuat dan kredibel, yang memungkinkan perusahaan dan organisasi untuk memperdagangkan kredit karbon dan berinvestasi dalam proyek-proyek pengurangan emisi. Pasar karbon regional ini diharapkan dapat mendorong inovasi, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi biaya transisi energi.
- Harmonisasi Kebijakan dan Regulasi: Untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif bagi energi bersih, para pemimpin AZEC sepakat untuk mengharmonisasikan kebijakan dan regulasi terkait energi di seluruh kawasan. Ini termasuk menyelaraskan standar energi, menyederhanakan proses perizinan, dan menghilangkan hambatan perdagangan untuk teknologi dan produk energi bersih. Harmonisasi kebijakan dan regulasi akan mengurangi biaya transaksi, meningkatkan kepercayaan investor, dan mempercepat penyebaran energi bersih.
- Peningkatan Kapasitas dan Keterampilan: Transisi energi membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan. Para pemimpin AZEC berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan tenaga kerja di sektor energi bersih melalui program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan profesional. Deklarasi ini menekankan pentingnya melibatkan perempuan dan kelompok minoritas dalam sektor energi bersih dan memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam transisi energi.
Menanggapi deklarasi tersebut, Menko Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari komitmen bersama para pemimpin AZEC. Beliau menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memperkuat pembiayaan transisi energi dan mengembangkan pasar karbon yang melimpah.
Also Read
"Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang sangat besar, termasuk tenaga surya, angin, air, dan panas bumi," kata Menko Airlangga. "Deklarasi AZEC akan membantu kami menarik investasi untuk mengembangkan sumber daya ini dan mengurangi ketergantungan kami pada bahan bakar fosil."
Menko Airlangga juga menyoroti potensi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam pasar karbon regional. "Indonesia memiliki hutan yang luas dan lahan gambut yang dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer," katanya. "Kami dapat menghasilkan kredit karbon dari proyek-proyek konservasi hutan dan restorasi lahan gambut dan menjualnya ke perusahaan dan organisasi yang ingin mengurangi emisi mereka."
Selain itu, Menko Airlangga menyatakan bahwa Indonesia akan mendapatkan manfaat dari dukungan teknologi dekarbonisasi yang ditawarkan oleh negara-negara anggota AZEC lainnya. "Kami membutuhkan teknologi baru untuk mengurangi emisi dari sektor industri, transportasi, dan energi," katanya. "Kami berharap dapat bekerja sama dengan negara-negara anggota AZEC lainnya untuk mengadopsi teknologi ini dan mencapai target Net Zero Emissions kami."
Menko Airlangga juga menekankan bahwa deklarasi AZEC akan meningkatkan posisi Indonesia dalam kemitraan strategis sektor energi di kawasan Asia. "Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki peran penting dalam memastikan keamanan energi di kawasan ini," katanya. "Kami berharap dapat bekerja sama dengan negara-negara anggota AZEC lainnya untuk membangun sistem energi yang lebih tangguh dan berkelanjutan."
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060. Untuk mencapai target ini, Indonesia perlu mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan di semua sektor ekonomi. Deklarasi AZEC diharapkan dapat membantu Indonesia mencapai target ini dengan menyediakan akses ke pembiayaan, teknologi, dan dukungan kebijakan.
Deklarasi AZEC juga dipandang sebagai kemenangan bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang telah menjadikan transisi energi sebagai prioritas utama. Deklarasi ini menunjukkan bahwa Indonesia diakui sebagai pemimpin dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan membangun masa depan energi yang berkelanjutan.
Para pengamat menilai bahwa deklarasi AZEC ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan bekerja sama, negara-negara anggota AZEC dapat mempercepat transisi energi, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan membangun masa depan energi yang lebih berkelanjutan untuk semua. Keberhasilan implementasi komitmen-komitmen yang dideklarasikan akan sangat bergantung pada kemauan politik, kerja sama lintas sektor, dan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan. Tantangan yang dihadapi tidaklah kecil, namun dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Asia dapat menjadi pelopor dalam transformasi energi global.












