Kementerian Pekerjaan Umum (PU) aktif mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor konstruksi, dengan fokus khusus pada para santri di pondok pesantren melalui program pelatihan intensif dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi terampil. Inisiatif strategis ini telah dimulai di Pondok Pesantren Lirboyo, yang terletak di Kota Kediri, Jawa Timur, sejak tanggal 21 Oktober dan akan berlangsung hingga 1 November 2025, dengan melibatkan 116 peserta yang antusias.
Program pelatihan dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi ini merupakan respons langsung terhadap arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang konstruksi dan teknik sipil kepada para santri. Tujuannya adalah agar para santri dapat berperan aktif dan efektif dalam proses pembangunan di lingkungan pondok pesantren mereka masing-masing, dengan memiliki keterampilan dasar bangunan dan pemahaman yang kuat tentang keselamatan kerja konstruksi.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan tenaga konstruksi di pondok pesantren ini merupakan bagian integral dari komitmen pemerintah untuk menjaga dan melestarikan budaya gotong royong yang telah lama menjadi ciri khas pesantren di seluruh Indonesia. Menurut Menteri Dody, melalui pelatihan yang komprehensif dan sertifikasi yang diakui, para santri akan memperoleh pengetahuan dasar yang esensial mengenai konstruksi dan penerapan prinsip-prinsip keselamatan kerja yang ketat.
Also Read
"Para santri secara sukarela bergotong royong membangun ruang belajar, asrama, dan fasilitas lainnya. Kami di Kementerian PU tidak ingin semangat budaya itu hilang," ujarnya dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Minggu, 26 Oktober 2025. Menteri Dody menekankan bahwa program ini bukan hanya tentang memberikan keterampilan teknis, tetapi juga tentang memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan tanggung jawab sosial yang telah menjadi bagian dari identitas pesantren.
Kementerian PU memberikan kesempatan emas kepada para santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, untuk belajar langsung keterampilan bangunan dan keselamatan kerja konstruksi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya, yang berada di bawah naungan Ditjen Bina Konstruksi. Program ini diikuti oleh 116 peserta yang terdiri dari 81 peserta yang fokus pada bidang tukang bangunan gedung dan 35 peserta yang mendalami bidang petugas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi.
Pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek penting dalam konstruksi, mulai dari dasar-dasar teknik bangunan, penggunaan alat dan bahan konstruksi yang tepat, hingga praktik-praktik keselamatan kerja yang sesuai dengan standar industri. Para peserta juga akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang peraturan dan regulasi terkait konstruksi, serta pentingnya menjaga kualitas dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap proyek konstruksi.
Dengan adanya program ini, diharapkan para santri tidak hanya memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, tetapi juga memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya keselamatan kerja dan tanggung jawab lingkungan dalam setiap proyek konstruksi. Hal ini akan membantu mereka untuk menjadi tenaga kerja konstruksi yang berkualitas dan profesional, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan di lingkungan pesantren dan masyarakat sekitar.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat membuka peluang karir baru bagi para santri di sektor konstruksi. Dengan memiliki sertifikasi yang diakui, mereka akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan di berbagai proyek konstruksi, baik di tingkat lokal maupun nasional. Hal ini akan membantu mereka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka dan keluarga mereka, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi negara.
Pentingnya program ini juga terletak pada upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di sektor konstruksi. Dengan melatih para santri menjadi tenaga kerja konstruksi yang berkualitas, Kementerian PU berharap dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja terampil di sektor ini, serta meningkatkan daya saing industri konstruksi Indonesia di pasar global.
Program pelatihan dan uji kompetensi ini juga merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Dengan memberikan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri, diharapkan para lulusan pendidikan vokasi akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan ekonomi negara.
Selain itu, program ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global. Dengan memberikan pelatihan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri, diharapkan para peserta akan mampu mengembangkan potensi diri mereka secara maksimal dan menjadi tenaga kerja yang profesional dan kompeten.
Kementerian PU juga berkomitmen untuk terus mengembangkan program pelatihan dan uji kompetensi ini, serta memperluas jangkauannya ke pondok pesantren lainnya di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semakin banyak santri yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan di bidang konstruksi dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan negara.
Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan tanggung jawab lingkungan, serta semangat gotong royong yang kuat. Hal ini akan menjadi modal penting bagi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif.
Media Nganjuk mencatat bahwa inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk memberdayakan komunitas pesantren dan meningkatkan kualitas SDM di sektor konstruksi, serta mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi gotong royong yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan memiliki keterampilan konstruksi yang mumpuni, para santri akan mampu bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan ekonomi daerah.
Kementerian PU juga akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program ini, untuk memastikan bahwa program ini berjalan efektif dan memberikan manfaat yang maksimal bagi para peserta dan masyarakat luas. Hasil monitoring dan evaluasi ini akan digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan program ini di masa depan, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi pembangunan Indonesia.
Dengan adanya program pelatihan dan uji kompetensi ini, diharapkan para santri dapat menjadi agen perubahan yang positif di lingkungan pesantren dan masyarakat sekitar. Mereka akan menjadi contoh bagi generasi muda lainnya untuk terus belajar dan mengembangkan diri, serta memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan bangsa dan negara.
Program ini juga merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap pendidikan pesantren, yang telah lama menjadi bagian penting dari sistem pendidikan di Indonesia. Dengan memberikan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri, pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan pesantren dan mempersiapkan para santri untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks.
Selain itu, program ini juga sejalan dengan semangat inklusivitas yang diusung oleh pemerintah, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk mengembangkan potensi diri mereka, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau agama. Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemerintah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan.
Dengan demikian, program pelatihan dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi bagi para santri merupakan inisiatif yang strategis dan komprehensif, yang memiliki potensi untuk memberikan dampak positif yang signifikan bagi pembangunan Indonesia. Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas SDM di sektor konstruksi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai budaya dan tradisi gotong royong, mendukung pendidikan pesantren, dan menciptakan masyarakat yang inklusif dan berdaya saing global.
















