Boncos dalam trading kripto adalah kondisi ketika kamu mengalami kerugian karena harga aset kripto yang kamu beli justru turun dari harga beli sebelumnya. Kondisi ini tentu menjadi momok bagi para trader, terutama pemula. Yuk, pelajari lebih lanjut istilah boncos dan cara menghindarinya agar trading kripto kamu lebih aman dan menguntungkan!
Apa Itu Boncos dalam Trading Kripto?
Boncos dalam trading kripto adalah situasi ketika seorang trader mengalami kerugian karena harga aset kripto yang dibelinya mengalami penurunan nilai setelah pembelian. Istilah ini, yang awalnya populer di kalangan pemancing untuk menggambarkan pulang tanpa tangkapan, kini diadopsi dalam dunia investasi untuk menggambarkan kegagalan meraih keuntungan atau bahkan mengalami kerugian. Jadi, jika harga aset kripto yang kamu beli tiba-tiba merosot tajam, bisa dikatakan kamu sedang mengalami boncos.
Also Read
Kebalikan dari cuan (keuntungan), boncos adalah mimpi buruk setiap trader. Bayangkan, kamu membeli Bitcoin (BTC) seharga Rp1 miliar, dengan harapan harganya akan terus meroket. Namun, alih-alih naik, harganya justru anjlok menjadi Rp900 juta. Selisih Rp100 juta inilah yang disebut boncos oleh para trader kripto.
Mengapa Pemula Rentan Mengalami Boncos di Dunia Kripto?
Pasar kripto yang volatil dan dinamis seringkali menjadi jebakan bagi para pemula. Kurangnya pemahaman tentang mekanisme pasar dan kecenderungan untuk terbawa emosi saat harga aset berfluktuasi dengan cepat menjadi penyebab utama boncos di kalangan investor baru. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa pemula seringkali merugi di pasar kripto:
-
Kurang Riset Sebelum Membeli Aset: Banyak pemula yang tergiur untuk membeli aset kripto hanya karena sedang tren atau berdasarkan rekomendasi teman, tanpa melakukan riset mendalam mengenai proyek di balik aset tersebut. Padahal, setiap aset kripto memiliki fundamental, potensi, dan risiko yang berbeda-beda. Tanpa riset yang memadai, keputusan pembelian menjadi spekulatif dan berpotensi besar menyebabkan boncos.
-
Terjebak FOMO (Fear of Missing Out): Ketika harga sebuah aset kripto melonjak tinggi, pemula seringkali dilanda rasa takut ketinggalan momentum (FOMO). Mereka terburu-buru membeli aset tersebut di harga puncak tanpa mempertimbangkan rasionalitas investasi. Akibatnya, ketika harga mulai terkoreksi, mereka panik dan menjual aset tersebut dengan kerugian. Siklus ini seringkali berulang tanpa disadari dan menjadi penyebab utama boncos di awal perjalanan investasi.
-
Tidak Memiliki Strategi dan Manajemen Risiko yang Jelas: Trading tanpa rencana sama halnya dengan berlayar tanpa kompas. Banyak pemula yang memasuki pasar kripto tanpa menetapkan target keuntungan atau batasan kerugian (stop loss). Akibatnya, mereka terus menahan posisi rugi dengan harapan harga akan berbalik arah, padahal kenyataannya harga bisa terus merosot.
-
Emosi Mengalahkan Logika: Dalam dunia kripto yang penuh volatilitas, emosi bisa menjadi musuh terbesar seorang trader. Keserakahan saat harga naik dan ketakutan saat harga turun dapat mengaburkan logika dan mendorong pengambilan keputusan yang irasional. Trader yang tidak mampu mengendalikan emosinya cenderung panik dan akhirnya boncos karena membeli atau menjual aset di waktu yang tidak tepat.
-
Kurang Memahami Risiko Pasar Kripto: Pasar kripto sangat berbeda dengan pasar saham atau reksa dana. Pergerakan harga aset kripto bisa sangat fluktuatif dan tidak terprediksi dalam jangka pendek. Banyak pemula yang tidak siap menghadapi volatilitas ekstrem ini. Tanpa kesadaran risiko yang memadai, mereka mudah terkejut dan mengambil keputusan impulsif yang berujung pada kerugian.
Strategi Jitu Menghindari Boncos dalam Trading Kripto
Menghindari boncos dalam trading kripto membutuhkan kombinasi antara pengelolaan risiko yang bijak, penerapan strategi yang disiplin, dan kemampuan untuk mengendalikan emosi. Berikut adalah beberapa langkah penting yang dapat kamu terapkan untuk melindungi modal dan meminimalkan potensi kerugian:
-
Sesuaikan dengan Profil Risiko dan Tujuan Keuangan: Sebelum memulai trading, penting untuk memahami seberapa besar risiko yang sanggup kamu tanggung dan apa tujuan keuangan yang ingin kamu capai. Jika kamu cenderung konservatif, pilihlah aset kripto yang lebih stabil seperti Bitcoin atau stablecoin. Namun, jika kamu siap mengambil risiko yang lebih tinggi demi potensi keuntungan yang lebih besar, altcoin bisa menjadi pilihan yang menarik. Menyesuaikan strategi trading dengan profil risiko akan membantu kamu membuat keputusan yang lebih rasional dan terukur.
-
Alokasikan Dana Sesuai Kemampuan: Jangan pernah memaksakan diri untuk menginvestasikan dana melebihi kemampuan finansial. Pastikan bahwa dana yang kamu gunakan untuk trading hanyalah sebagian kecil dari total aset yang kamu miliki. Dengan cara ini, jika pasar berbalik arah dan kamu mengalami kerugian, keuangan harian kamu tetap aman dan tidak terganggu. Ingat, investasi yang sehat adalah investasi yang tidak membuat kamu stres setiap kali harga kripto berfluktuasi.
-
Gunakan Uang Dingin: Selalu gunakan uang dingin, yaitu uang yang tidak kamu butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, membayar cicilan, atau menyimpan dana darurat. Trading dengan uang panas dapat memicu pengambilan keputusan yang emosional dan terburu-buru. Dengan menggunakan uang dingin, kamu dapat menunggu momentum yang tepat untuk masuk pasar tanpa merasa tertekan secara finansial.
-
Hindari FOMO (Fear of Missing Out): Jangan mudah tergoda untuk membeli aset kripto hanya karena sedang menjadi tren di media sosial atau karena takut ketinggalan keuntungan. FOMO seringkali menjebak trader untuk membeli aset di harga puncak dan menjualnya saat panik. Lebih baik lakukan analisis teknikal atau fundamental terlebih dahulu agar keputusan kamu didasarkan pada data dan informasi yang akurat, bukan pada rasa takut ketinggalan.
-
Lakukan Riset dan Analisis Mendalam Sebelum Trading: Sebelum membeli sebuah aset kripto, luangkan waktu untuk mempelajari proyek di baliknya, tim pengembangnya, teknologi yang digunakan, dan potensi jangka panjangnya. Dengan riset yang matang, kamu dapat menilai apakah aset tersebut layak untuk dipegang atau hanya proyek hype yang rentan mengalami penurunan nilai. Trader yang rajin melakukan riset biasanya lebih tahan terhadap fluktuasi pasar dan lebih mampu membuat keputusan investasi yang tepat.
-
Terapkan Money Management yang Disiplin: Money management adalah kunci utama untuk menjaga modal kamu tetap aman dan menghindari kehabisan dana dengan cepat. Tentukan sejak awal berapa persen dari total modal yang bersedia kamu pertaruhkan dalam setiap transaksi. Idealnya, alokasikan tidak lebih dari 1-5% dari total modal untuk setiap trade. Dengan cara ini, meskipun kamu mengalami kerugian dalam satu atau dua transaksi, kamu masih memiliki cukup modal untuk memperbaiki strategi dan melanjutkan trading dengan tenang.
-
Evaluasi dan Catat Setiap Transaksi: Banyak trader yang gagal karena tidak pernah belajar dari kesalahan mereka sendiri. Biasakan untuk mencatat setiap transaksi yang kamu lakukan, termasuk kapan kamu masuk pasar, kapan kamu keluar, dan alasan di balik keputusan tersebut. Dengan mencatat dan mengevaluasi setiap transaksi, kamu dapat mengidentifikasi pola kesalahan dan memperbaikinya di trading berikutnya. Evaluasi rutin akan membantu kamu menjadi trader yang lebih matang dan terhindar dari boncos yang sama di masa depan.
Pilihan Investasi Kripto dengan Risiko Lebih Rendah
Jika kamu masih pemula dan belum siap menghadapi volatilitas tinggi pasar kripto, ada alternatif investasi kripto dengan risiko yang lebih rendah, seperti staking atau yield farming.
Dalam staking, kamu mengunci aset kripto kamu untuk membantu jaringan blockchain beroperasi dan sebagai imbalannya, kamu akan menerima reward dalam bentuk token baru. Konsepnya mirip dengan deposito di bank, hanya saja prosesnya berjalan secara otomatis melalui smart contract.
Sementara itu, yield farming melibatkan penyediaan likuiditas ke platform DeFi (Decentralized Finance) dan mendapatkan imbalan berupa token atau bunga. Meskipun staking dan yield farming menawarkan potensi keuntungan yang menarik dengan risiko yang lebih rendah dibandingkan trading aktif, kamu tetap perlu berhati-hati terhadap potensi risiko seperti peretasan atau kegagalan platform. Selalu gunakan platform yang terpercaya dan lakukan diversifikasi aset untuk menjaga keamanan investasi kamu.
Siap untuk Trading Tanpa Takut Boncos?
Boncos memang merupakan bagian dari proses pembelajaran dalam dunia kripto. Namun, dengan strategi yang matang, manajemen risiko yang disiplin, dan kemauan untuk terus belajar, kamu dapat mengubah pengalaman rugi menjadi bekal untuk meraih kesuksesan di masa depan. Jadi, sudah siap menerapkan strategi-strategi di atas agar trading kamu tidak boncos lagi?
Ingin belajar lebih dalam tentang dunia crypto dan blockchain? Kunjungi MediaNganjuk.com untuk mendapatkan informasi terbaru, analisis mendalam, dan tips-tips praktis seputar investasi kripto. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan trading kamu!
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Investasi kripto memiliki risiko tinggi, dan Anda dapat kehilangan seluruh modal Anda. Selalu lakukan riset dan analisis mendalam sebelum membuat keputusan investasi.
















