Pernyataan Pramono ini disampaikan dalam acara Jakarta Economic Forum (JEF) yang diselenggarakan di GBK Senayan, Jakarta, pada hari Sabtu, 25 Oktober 2025. Ia mengakui bahwa masalah monorel ini telah menjadi beban pikiran yang berat, mengingat proyek tersebut telah melewati masa jabatan delapan gubernur DKI Jakarta tanpa ada solusi yang konkret. "Sampai hari ini monorel itu tidak terselesaikan, sudah 8 gubernur. Maka saya bilang kepada Balai Kota, saya yang begini-begini membuat saya tidur gak nyenyak, mimpi saya tentang monorel," ujarnya dengan nada prihatin.
Pramono juga menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak, termasuk aparat penegak hukum, dalam upaya membersihkan tiang-tiang monorel yang berlokasi di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, dan Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat. Dukungan tersebut datang dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menuntaskan masalah ini. Sebelumnya, Pramono juga telah melakukan pertemuan dengan pihak KPK untuk membahas secara detail mengenai rencana pembongkaran tiang monorel tersebut.
Proyek monorel Jakarta, yang digagas pada awal tahun 2000-an, awalnya diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi masalah kemacetan yang semakin parah di ibu kota. Namun, proyek ini mengalami berbagai kendala, mulai dari masalah pendanaan, sengketa lahan, hingga perubahan kebijakan pemerintah. Akibatnya, pembangunan monorel terhenti di tengah jalan, meninggalkan tiang-tiang beton yang menjulang tinggi sebagai simbol kegagalan proyek infrastruktur.
Also Read
Keberadaan tiang-tiang monorel mangkrak ini tidak hanya merusak pemandangan kota, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah lainnya. Selain mengganggu lalu lintas, tiang-tiang tersebut juga berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama saat terjadi cuaca buruk. Selain itu, tiang-tiang monorel juga menjadi sarang vandalisme dan tempat berkumpulnya orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Keputusan untuk membongkar tiang-tiang monorel mangkrak ini disambut baik oleh berbagai kalangan masyarakat. Banyak yang berharap bahwa dengan dibongkarnya tiang-tiang tersebut, wajah Jakarta akan menjadi lebih rapi dan teratur. Selain itu, pembongkaran tiang monorel juga diharapkan dapat membuka ruang bagi pembangunan infrastruktur lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Namun, proses pembongkaran tiang monorel ini tidaklah mudah. Selain membutuhkan biaya yang besar, pembongkaran juga harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Pemerintah DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat pembongkaran tiang monorel.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pembongkaran. Pemerintah juga telah menyiapkan jalur alternatif untuk mengantisipasi kemacetan yang mungkin terjadi selama proses pembongkaran. Selain itu, pemerintah juga akan memastikan bahwa proses pembongkaran dilakukan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.
Pemerintah DKI Jakarta juga berencana untuk memanfaatkan lahan bekas tiang monorel untuk pembangunan infrastruktur lain yang lebih bermanfaat. Beberapa opsi yang sedang dipertimbangkan antara lain pembangunan jalur pejalan kaki, jalur sepeda, atau ruang terbuka hijau. Pemerintah berharap bahwa dengan memanfaatkan lahan bekas tiang monorel secara optimal, manfaat dari pembongkaran tiang monorel dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Pembongkaran tiang monorel mangkrak ini merupakan bagian dari upaya pemerintah DKI Jakarta untuk menata ulang kota dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain pembongkaran tiang monorel, pemerintah juga sedang melakukan berbagai proyek infrastruktur lainnya, seperti pembangunan jalan layang, underpass, dan transportasi massal. Pemerintah berharap bahwa dengan adanya berbagai proyek infrastruktur ini, Jakarta akan menjadi kota yang lebih modern, nyaman, dan layak huni.
Pramono Anung sendiri berkomitmen untuk menuntaskan berbagai masalah yang masih menghantui Jakarta. Ia menyadari bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, mulai dari masalah kemacetan, banjir, hingga masalah sampah. Namun, ia yakin bahwa dengan kerja keras dan dukungan dari seluruh masyarakat, Jakarta akan menjadi kota yang lebih baik di masa depan.
"Saya ingin Jakarta menjadi kota yang membanggakan bagi seluruh warganya. Kota yang modern, bersih, dan nyaman untuk ditinggali. Saya akan terus bekerja keras untuk mewujudkan impian itu," ujar Pramono dengan penuh semangat.
Pembongkaran tiang monorel mangkrak ini merupakan langkah awal yang penting dalam mewujudkan visi Jakarta yang lebih baik. Diharapkan, dengan dibongkarnya tiang-tiang tersebut, Jakarta akan menjadi lebih indah dan terbebas dari simbol kegagalan proyek infrastruktur. Selain itu, pembongkaran tiang monorel juga diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan dan melaksanakan proyek infrastruktur di masa depan.
Ke depan, pemerintah perlu memastikan bahwa setiap proyek infrastruktur yang direncanakan benar-benar matang dan memiliki manfaat yang jelas bagi masyarakat. Pemerintah juga perlu melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur agar proyek tersebut dapat berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi proyek infrastruktur yang mangkrak dan menjadi mimpi buruk bagi para pemimpin dan masyarakat Jakarta.
Pramono Anung berharap bahwa pembongkaran tiang monorel ini akan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Ia juga berharap bahwa Jakarta akan terus berkembang dan menjadi kota yang lebih baik di masa depan. "Saya ingin Jakarta menjadi kota yang kita cintai dan banggakan bersama," pungkasnya.












