
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan sebuah dinamika menarik dalam hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto. Bahlil mengakui bahwa dirinya seringkali "kena tegur" oleh Prabowo, namun ia dengan cepat mengklarifikasi bahwa teguran tersebut bukanlah dalam konteks peringatan atas kesalahan atau kinerja buruk. Sebaliknya, teguran yang dimaksud Bahlil adalah sapaan akrab dan instruksi yang diberikan Prabowo dalam interaksi sehari-hari. Pengakuan ini memberikan gambaran yang lebih personal tentang gaya kepemimpinan Prabowo dan interaksi antara presiden dan para menterinya.
Pernyataan Bahlil ini muncul sebagai respons terhadap komentar Prabowo sebelumnya mengenai pemberian peringatan kepada menteri-menteri yang dianggap "nakal" sebelum mempertimbangkan opsi reshuffle kabinet. Bahlil, dengan nada bercanda, menjelaskan bahwa setiap kali ia dipanggil atau berinteraksi dengan Prabowo, ia selalu "ditegur" dalam arti yang positif. Teguran tersebut, menurut Bahlil, bisa berupa sapaan hangat, ungkapan sayang, atau instruksi kerja yang jelas.
"Tegur apa? Ya saya setiap dipanggil pasti ditegur. Ditegur sapa, ditegur sayang, ditegur perintah, ya kan tegur kan semuanya kan?" kata Bahlil kepada awak media setelah mengikuti rapat di kediaman pribadi Prabowo di Kertanegara IV, Jakarta, pada Minggu, 19 Oktober 2025. Pernyataan ini mencerminkan suasana kerja yang terbuka dan komunikatif antara Prabowo dan para pembantunya.
Also Read
Bahlil menambahkan bahwa Prabowo adalah sosok yang sangat terbuka, sehingga interaksi dan "teguran" semacam itu adalah hal yang wajar dalam dinamika rapat dan diskusi sehari-hari. "Dan bapak presiden kan orangnya sangat terbuka, jadi pasti mungkin kamu juga kalau tiap hari ikut rapat pasti ditegur," ujarnya.
Lebih lanjut, ketika ditanya mengenai identitas menteri-menteri yang mungkin telah menerima teguran berupa peringatan dari Prabowo, Bahlil mengaku tidak memiliki informasi tersebut. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh Presiden Prabowo sendiri. "Saya belum tahu itu. Itu yang tahu itu hanya bapak presiden," kata Bahlil.
Pengakuan Bahlil ini memberikan beberapa insight penting. Pertama, hal ini menunjukkan bahwa Prabowo memiliki gaya kepemimpinan yang dekat dan personal dengan para menterinya. Ia tidak hanya berinteraksi dalam forum-forum formal, tetapi juga membangun hubungan yang lebih akrab melalui sapaan dan instruksi yang disampaikan secara langsung. Kedua, pernyataan Bahlil mengindikasikan bahwa Prabowo mendorong suasana kerja yang terbuka dan komunikatif. Para menteri merasa nyaman untuk berinteraksi dan menerima masukan dari presiden, tanpa merasa takut atau terintimidasi. Ketiga, Bahlil dengan cerdik menghindari spekulasi mengenai menteri-menteri yang mungkin telah menerima peringatan dari Prabowo. Hal ini menunjukkan loyalitas dan profesionalismenya sebagai seorang menteri.
Secara keseluruhan, pernyataan Bahlil Lahadalia mengenai "teguran" Prabowo memberikan gambaran yang lebih nuanced tentang dinamika kepemimpinan dan interaksi di dalam pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa di balik citra Prabowo yang tegas dan berwibawa, terdapat sosok pemimpin yang dekat, terbuka, dan komunikatif dengan para pembantunya.
Untuk memahami konteks yang lebih luas, penting untuk melihat kembali perjalanan karir Bahlil Lahadalia dan hubungannya dengan Prabowo Subianto. Bahlil adalah seorang pengusaha sukses yang terjun ke dunia politik. Ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Prabowo dan memiliki peran penting dalam tim pemenangan Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kedekatan ini kemungkinan besar menjadi salah satu faktor yang membuatnya dipercaya untuk menduduki posisi Menteri ESDM.
Sebagai Menteri ESDM, Bahlil memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola sumber daya energi dan mineral negara. Ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk fluktuasi harga komoditas, transisi energi, dan upaya peningkatan investasi di sektor energi dan mineral. Dalam menjalankan tugasnya, Bahlil tentu saja membutuhkan dukungan dan arahan dari Presiden Prabowo. "Teguran" yang dimaksud Bahlil mungkin merupakan bagian dari proses konsultasi dan koordinasi antara menteri dan presiden dalam mengatasi berbagai tantangan tersebut.
Selain itu, penting juga untuk melihat pernyataan Bahlil dalam konteks politik yang lebih luas. Sebagai seorang menteri, Bahlil tentu saja memiliki kepentingan untuk menjaga citra positif pemerintahan dan menghindari spekulasi yang tidak perlu. Oleh karena itu, ia mungkin memilih untuk menekankan aspek positif dari interaksinya dengan Prabowo dan menghindari komentar yang dapat menimbulkan kontroversi.
Namun demikian, pengakuan Bahlil tentang "teguran" Prabowo tetap memberikan nilai informasi yang signifikan. Hal ini membuka jendela bagi publik untuk melihat lebih dekat bagaimana seorang presiden berinteraksi dengan para menterinya dan bagaimana dinamika kepemimpinan berjalan di dalam pemerintahan. Informasi ini penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah dan memastikan akuntabilitas para pejabat negara.
Ke depan, menarik untuk melihat bagaimana hubungan antara Bahlil dan Prabowo akan terus berkembang. Sebagai Menteri ESDM, Bahlil akan terus menghadapi berbagai tantangan dan membutuhkan dukungan dari presiden. Sementara itu, Prabowo sebagai presiden memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua menterinya bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasional.
Dalam konteks ini, "teguran" yang dimaksud Bahlil dapat dilihat sebagai bagian dari mekanisme kontrol dan pengawasan yang dilakukan oleh presiden terhadap para menterinya. Dengan memberikan sapaan, instruksi, dan masukan secara langsung, Prabowo dapat memastikan bahwa para menterinya tetap berada di jalur yang benar dan bekerja sesuai dengan visi dan misinya.
Selain itu, penting juga untuk diingat bahwa hubungan antara presiden dan para menterinya tidak hanya bersifat hierarkis, tetapi juga kolegial. Para menteri memiliki keahlian dan pengalaman yang berbeda-beda, dan mereka dapat memberikan masukan yang berharga kepada presiden dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks ini, "teguran" yang dimaksud Bahlil dapat dilihat sebagai bagian dari proses diskusi dan pertukaran ide antara presiden dan para menterinya.
Dengan demikian, pengakuan Bahlil Lahadalia tentang "teguran" Prabowo memberikan gambaran yang kompleks dan nuanced tentang dinamika kepemimpinan dan interaksi di dalam pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa di balik citra formal dan protokoler, terdapat hubungan yang lebih personal dan komunikatif antara presiden dan para menterinya. Hubungan ini penting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi pemerintahan dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasional. Dan semoga berita ini bisa menjadi contoh berita yang baik.
